Konten dari Pengguna

Dampak Buruk Pemakaian Masker Sekali Pakai terhadap Lingkungan

Jovan Joaquin
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
19 Januari 2022 15:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jovan Joaquin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia mulai akhir tahun 2019 meninggalkan begitu banyak dampak dan masalah bagi penduduk di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Penularan yang sangat cepat dan kurangnya pengetahuan mengenai virus COVID-19 menyebabkan masalah yang sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang terpapar COVID-19 dan harus dirawat dengan biaya yang tidak sedikit. Banyak orang yang kehilangan keluarga dan sahabat mereka. Banyak anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal karena COVID-19. Banyak pula orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau menutup usahanya untuk selamanya sebagai imbas dari pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia pun mengeluarkan banyak dana untuk biaya perawatan penderita COVID-19, untuk karantina, dan biaya vaksinasi COVID-19 bagi seluruh penduduk Indonesia. Selain masalah-masalah tersebut apakah dampak COVID-19 bagi lingkungan hidup?
Untuk mencegah bertambah luas penyebaran COVID-19, pemerintah Indonesia mensosialisasikan program 5 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas). Pada awal pandemi pemerintah juga memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Masyarakat diimbau untuk tidak ke luar rumah dan perkantoran diminta untuk menjalankan WFH (Work from Home).
Ilustrasi Masker sekali pakai. Source: https://www.istockphoto.com/photo/man-with-a-briefcase-and-a-surgical-mask-gm1221364691-357980007
Jika ada keperluan yang sangat mendesak untuk ke luar rumah atau melakukan kontak dengan orang lain, masyarakat diharuskan untuk memakai masker. Walaupun sekarang pemerintah mulai melonggarkan peraturan PPKM, peraturan memakai masker tetap berlaku untuk setiap orang.
ADVERTISEMENT
Sesuai anjuran pemerintah setiap orang diharuskan memakai masker minimal 1 buah setiap kali mereka beraktivitas di luar rumah atau setiap melakukan kontak dengan orang lain. Anjuran ini menyebabkan penjualan masker meningkat pesat, terutama masker sekali pakai. Melonjaknya pemakaian masker menimbulkan masalah baru, yaitu limbah masker.
Masker sekali pakai membuat banyak orang membuang masker begitu mereka selesai memakainya, kapan pun dan di mana pun. Kita dapat melihat di jalan-jalan banyak masker bekas berserakan. Selain itu, limbah masker juga dapat menjadi salah satu media penyebaran COVID-19 jika dibuang sembarangan. Jika tidak ditangani dengan seharusnya maka masker bekas pakai penderita COVID-19 yang mengandung virus COVID-19 akan menyebarkan virus lewat udara dan menulari orang-orang yang sehat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi limbah masker tersebut, selain memakai masker sekali pakai masyarakat juga dapat memakai masker kain. Harga masker kain umumnya lebih mahal dari masker sekali pakai, sehingga orang-orang cenderung memilih masker sekali pakai. Harganya yang murah membuat orang-orang tidak merasa sayang membuang masker sekali pakai.
Di sisi lain, masker kain dapat mengurangi limbah masker karena masker kain dapat dipakai berulang kali. Masker kain dapat dipakai kembali setelah dicuci yang bersih dengan air dan sabun dan dijemur di bawah sinar matahari. Jika setiap orang Indonesia memakai masker sekali pakai sehari 1 buah, bisa dibayangkan berapa banyak limbah masker selama pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun ini. Pemakaian masker kain merupakan cara yang tepat mengurangi limbah masker sekali pakai.
Ilustrasi Masker kain. Source: https://www.istockphoto.com/photo/self-sewn-face-mask-freshly-washed-to-protect-against-viruses-and-bacteria-gm1214777757-353581612
Pandemi COVID-19 menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan hidup. Dampak positif dari pandemi ini adalah sesuatu yang harus kita pertahankan, tetapi kita harus berusaha mencegah dampak negatifnya. Limbah-limbah yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pandemi COVID-19 ini sebagian disebabkan oleh minimnya pengetahuan orang-orang mengenai kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Limbah masker bukan cuma tidak sedap dipandang, tapi juga berpotensi menularkan COVID-19 jika tidak ditangani dengan benar.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sibuk mensosialisasikan 5M sebagai pencegahan COVID-19, tapi pemerintah kurang mengedukasi rakyatnya dalam mengurangi limbah yang dihasilkan program 5M. Untuk kesehatan bersama dan menjaga lingkungan hidup, marilah kita beralih menggunakan masker kain.