Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Fenomena “Childfree”: Pilihan Hidup atau Tren Hype?
22 Juni 2024 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Joy Grace E tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fenomena childfree, yaitu pilihan untuk tidak memiliki anak, kian marak diperbincangkan di kalangan generasi muda Indonesia. Di media sosial, pro dan kontra terkait childfree menjadi topik yang hangat diperdebatkan.
ADVERTISEMENT
Bagi para penganutnya, childfree merupakan pilihan sadar dan bertanggung jawab. Mereka mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi finansial, mental, dan lingkungan sebelum memutuskan untuk tidak memiliki keturunan.
Alasan utama childfree adalah fokus pada pengembangan diri dan karir. Generasi muda saat ini ingin mencapai kesuksesan finansial dan personal sebelum menikah dan memiliki anak. Mereka ingin memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk memberikan pengasuhan terbaik bagi anak-anak mereka.
Faktor lain yang mendorong childfree adalah kekhawatiran akan krisis iklim dan populasi yang berlebihan. Generasi muda melihat dampak negatif dari pertumbuhan populasi yang pesat terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Di sisi lain, banyak pihak yang menentang childfree karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama di Indonesia. Tradisi dan norma sosial di Indonesia masih menekankan pentingnya memiliki anak sebagai bagian dari penerus keturunan dan penyempurna pernikahan.
ADVERTISEMENT
Ketakutan akan kesepian di usia tua juga menjadi argumen penentang childfree. Anak dianggap sebagai sumber kebahagiaan dan dukungan emosional bagi orang tua di masa depan.
Terlepas dari pro dan kontra, childfree adalah pilihan pribadi yang harus dihormati. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua orang.
Penting untuk diingat bahwa childfree bukanlah tren hype yang harus diikuti tanpa pertimbangan matang. Keputusan ini harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, pasangan, dan konsekuensi jangka panjangnya.
Bagi generasi muda yang sedang mempertimbangkan childfree, penting untuk melakukan riset, berdiskusi dengan pasangan, dan berkonsultasi dengan profesional jika diperlukan. Pada akhirnya, childfree bukan tentang menentang norma atau mencari validasi. Ini adalah tentang memilih hidup yang sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi, dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran.
ADVERTISEMENT