Kolaborasi HDI dan BenihBaik untuk Pendidikan Anak Panti Asuhan

Konten dari Pengguna
22 Desember 2020 22:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Press Conference virtual, Key Leader Sales dan Marketing HDI Ellen Suwardi berdiskusi dengan Dr. Budi M. Taftazani, S.Sos., MPSSp, pakar Kesejahteraan Sosial UNPAD (di layar monitor)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Press Conference virtual, Key Leader Sales dan Marketing HDI Ellen Suwardi berdiskusi dengan Dr. Budi M. Taftazani, S.Sos., MPSSp, pakar Kesejahteraan Sosial UNPAD (di layar monitor)

Menargetkan total donasi mencapai Rp 1 Miliar, HDI dan BenihBaik telah berhasil menjangkau 10.317 orang anak di 136 panti asuhan di Indonesia sebagai penerima donasi.

ADVERTISEMENT
Satu lagi inisiatif sosial diluncurkan High Desert International (HDI), perusahaan social network marketing/ MLM yang dikenal dengan berbagai kegiatan sosialnya. Kali ini, berkolaborasi dengan platform filantropi digital benihbaik.com meluncurkan kegiatan CSR pengumpulan donasi dan penyediaan program pendidikan anak-anak panti asuhan melalui program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’.
ADVERTISEMENT
Diluncurkan siang ini di Jakarta (22/12), program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 10.000 anak panti asuhan di Indonesia. Harapannya program ini diharap mampu membuat anak-anak panti asuhan memiliki cita-cita tinggi dan semangat, serta metode untuk mencapainya. Diharapkan hingga akhir Desember 2020, donasi yang dikumpulkan dari enterpriser (member) HDI dan masyarakat bisa mencapai Rp 1 Miliar.
Berbicara di Press Conference Virtual (22/12), Brandon Chia, CEO dan Chairman HDI menuturkan sejak awal hadir di Indonesia pada tahun 1993, HDI memang berorientasi mensejahterakan masyarakat dan menolong sesama. "Kali ini berkolaborasi dengan benihbaik.com, HDI meluncurkan program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’, program pemberdayaan anak-anak panti asuhan yang hingga kini berhasil menjangkau 10.317 orang anak di 136 panti asuhan di Indonesia (cek lembar fakta), tentu saja kami harap angka ini akan bertambah seiring dengan penambahan jumlah donasi yang berhasil kami kumpulkan," papar Brandon Chia.
ADVERTISEMENT
Dinamika sosial di era pandemi COVID-19 membawa dampak tidak menguntungkan bagi banyak kelompok masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang terdampak adalah anak-anak panti asuhan yang mengalami kesulitan mengakses pendidikan. Namun rupanya COVID-19 ini membuka peluang untuk menjadikan pendidikan di panti asuhan menjadi wacana yang membutuhkan perhatian khusus.
Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tercatat hingga 2019 terdapat 106.406 anak di 4864 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)/Panti Asuhan terdaftar di seluruh Indonesia. Hasil penelitian Kemensos, UNICEF dan Save The Children memberi gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan dalam panti asuhan di Indonesia, di antaranya panti asuhan lebih berfungsi sebagai lembaga penyedia akses pendidikan daripada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orang tua atau keluarganya, sebab ternyata 90% anak yang tinggal di panti asuhan masih memiliki orang tua dan dikirim ke panti asuhan dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Berbicara di forum yang sama, Pengamat Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran, Dr. Budi M. Taftazani, S.Sos., MPSSp., mengakui motivasi keberadaan anak-anak dari keluarga tidak mampu di panti asuhan justru agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya. "Mereka umumnya masih memiliki orang tua, baik orang tua lengkap, maupun tunggal, akibatnya fungsi panti bergeser menjadi pengganti fungsi keluarga. Untuk itu, para penyelenggara panti seharusnya menjalankan Standar Nasional Pengasuhan Anak serta lembaganya sendiri sebaiknya disertifikasi,” ungkap Budi M. Taftazani.
UU dan PP yang mengatur Panti Asuhan menekankan pada pemenuhan hak-hak anak seperti tugas perlindungan anak untuk menghindarkan anak dari keterlantaran, eksploitasi dan kekerasan, serta juga pemenuhan pendidikan. Proses pendidikan selama ini diserahkan kepada lembaga pendidikan formal di sekolah.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Budi juga menegaskan bahwa pada kenyataannya, anak-anak di Panti Asuhan membutuhkan perhatian khusus, karena berasal dari latar belakang terpisah dari keluarga dibandingkan anak-anak yang memiliki orang tua lengkap atau tinggal dengan keluarga. Program pengasuhan di Panti Asuhan hendaknya disiapkan untuk mendukung pendidikan umum yang diterima di sekolah, ditambah pendidikan budi pekerti dan keagamaan, serta seharusnya panti ditempatkan sebagai the last resource terutama bagi anak yang masih memiliki orang tua, sehingga hak anak untuk tinggal bersama keluarga tetap diperhatikan.
"Jadi, anak-anak di panti asuhan membutuhkan bimbingan dan motivasi khusus untuk mencapai cita-cita dan impiannya, seperti jika mereka mereka tinggal di dalam keluarga yang harmonis. Pastinya bukan hal mudah, oleh karena itu dukungan eksternal dari masyarakat menentukan kemampuan panti asuhan di dalam upaya memberi pengasuhan optimal bagi anak-anak yang dititipkan di sana," papar Budi M. Taftazani.
ADVERTISEMENT
Hal ini diakui juga oleh Suryanti, pengasuh Panti Asuhan Baitul Aitam di Cilacap, Jawa Tengah. “Di antara anak-anak ini, biasanya muncul problem rendahnya rasa percaya diri dan keterbatasan akses sebelumnya terhadap pendidikan yang harus diselesaikan terlebih dahulu di panti, sebelum mereka menerima pendidikan formal di sekolah. Itulah sebabnya kami terbuka menerima donasi ini dan mengikuti program pendidikan yang disiapkan HDI dan Benih Baik,” ungkap Suryanti.
Bagi HDI sendiri, sebenarnya kegiatan sosial semacam ini bukanlah hal baru. Pada bulan Ramadhan tahun ini, HDI membagikan produknya Clover Honey ke ratusan panti asuhan di Indonesia untuk menjaga imunitas anak-anak di tengah pandemi COVID-19.
Di masa pandemi ini, memang bisnis HDI mengalami double momentum. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan produk-produk HDI yang berasal dari madu dan hasil perlebahan untuk membantu membangun daya tahan tubuh dan imunitasnya. Di sisi lain, masyarakat membutuhkan usaha yang efektif dan efisien mengatasi krisis finansial. Oleh karena itu, sejak pandemi, HDI mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, di masa krisis ekonomi ini, HDI berkomitmen mendampingi masyarakat Indonesia sepanjang masa krisis dan pemulihan pasca pandemi COVID-19. Selain itu, sudah jadi bagian corporate culture di HDI bahwa keuntungan kembali digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," papar Brandon Chia.
Untuk mengeksekusi program ini, HDI menggandeng Yayasan Benih Baik Indonesia yang mengelola platform filantropi digital BenihBaik.com yang didirikan Andy F. Noya, Khristiana Anggit Mustikaningrum, dan Firdaus Juli. BenihBaik.com memang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap beragam isu sosial, kemanusiaan, kebudayaan, keagamaan, dan kesejahteraan sosial lainnya yang mengalami kesulitan memperoleh dukungan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dasar, pengembangan diri, dan atau potensi ekonomi atau operasional lainnya yang mungkin belum terakomodasi pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian kebutuhan tersebut dalam waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
TV persona dan Tokoh Sosial, Andy F. Noya di acara yang sama juga berharap melalui platform ini, masyarakat juga tertarik mendukung program ini. “Melalui program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’, HDI dan benihbaik.com ingin memastikan bahwa semua anak di Indonesia, terutama yang kurang mampu, memiliki harapan dan kesempatan untuk sukses melalui motivasi, disiplin dan pendidikan,” ungkap Andy F. Noya.
Kolaborasi Brandon Chia (CEO/Chairman HDI) dan Julianto Eka Putra (top leader HDI/Founder Sekolah SPI) kali ini menargetkan HDI bisa mendonasikan Rp 1 Miliar untuk pendidikan anak-anak panti asuhan di Indonesia.
Arsitek dari program pendidikan anak-anak panti asuhan ini tak lain dan tak bukan adalah Julianto Eka Putra, pendiri Sekolah SPI dan peraih penghargaan Kick Andy Heroes 2018. “Di tahun pertama, HDI fokus membangun harapan anak-anak di panti asuhan. Sebagaimana dipraktekkan di dalam bisnisnya, HDI memberdayakan masyarakat dengan membangun mimpi (dream), cita-cita dan goal setting. HDI ingin anak-anak panti asuhan memiliki harapan yang sama, yaitu mimpi akan kehidupan yang lebih baik,” papar Julianto Eka Putra.
ADVERTISEMENT
Dukungan HDI sendiri berupa program internal bagi seluruh enterpriser HDI, yaitu setiap pembelian triple honey set, enterpriser HDI bisa menjadi bagian dari gerakan untuk masa depan anak Indonesia ini, dengan mendonasikan dream books bagi anak-anak di panti asuhan yang akan membantu mereka memvisualisasikan cita-citanya, serta buku-buku pelajaran dan bacaan untuk anak-anak. Sejak 1 - 20 Desember 2020, enterpriser HDI telah berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 872.720.000 dan ditargetkan mencapai Rp 1 Miliar di akhir Desember 2020. Publik juga bisa berdonasi melalui laman khusus di tautan ini.
“Dream Book sendiri merupakan fondasi bagi pendidikan terbuka yang telah sukses dipraktekan di Sekolah SPI dan berhasil mengubah pola pikir anak-anak dari keluarga kaum dhuafa menjadi anak-anak yang bersemangat dan bermental kewirausahaan,” ungkap Julianto Eka Putra.
ADVERTISEMENT
Pemberian donasi ini pun rencananya akan dikawal Julianto Eka Putra dan tim alumni Sekolah SPI yang akan membantu implementasi program ini dengan melakukan pembinaan dan pembekalan pada koordinator Panti Asuhan, agar mampu memfasilitasi program pendidikan ini.
“Melalui distribusi dream book ini,HDI ingin memperkaya pikiran anak-anak panti asuhan, memberi mereka harapan dan pendidikan praktis untuk mempelajari nilai-nilai moral yang baik, integritas yang tinggi dan nilai kerja keras sejak muda, serta tidak berkecil hati oleh kondisi mereka, baik kegagalan dan kemunduran,’pungkas Julianto Eka Putra.