Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kemenlu Dorong Ekspor Buah Tropis dan Produk Obat ke Ukraina
24 Februari 2018 20:25 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Choky Madhuri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah hampir satu dasawarsa, Indonesia dan Ukraina kembali menyelenggarakan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Teknik di Kyiv, ibukota Ukraina, tanggal 21-22 Februari 2018. Forum Konsultasi Bilateral antara Kementerian Luar Negeri kedua negara juga menjadi rangkaian kegiatan Sidang. Pelaksanaan SKB adalah amanat pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko saat berkunjung ke Jakarta pada Agustus 2016.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Muhammad Anshor memimpin Delegasi Indonesia yang beranggotakan antara lain perwakilan dari Kementerian Perekonomian, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pebisnis Indonesia. Dia menegaskan komitmen Pemerintah memastikan ekosistem yang menunjang kerja sama bilateral baik di tingkat pemerintah, pelaku usaha dan kerja sama ekonomi.
“SKB telah susun langkah untuk fasilitasi dan tingkatkan interaksi bisnis antar pengusaha kedua negara,” ujar Dirjen Anshor. Sehingga dalam rangkaian SKB, diplomasi ekonomi Kemenlu diwujudkan melalui pelaksanaan Forum Bisnis RI-Ukraina dan B to B meeting yang dihadiri sedikitnya 25 pelaku bisnis Ukraina. Buah-buahan tropis Indonesia menjadi salah satu unggulan yang ditawarkan kepada pihak Ukraina. Disamping permintaan buah-buahan tropis meningkat di dalam negeri Ukraina, negara pemasok buah juga terbatas (Amerika Latin). Keberadaan buah-buahan Indonesia akan memperkaya pilihan bagi konsumen Ukraina.
Selain buah tropis, produk farmasi Indonesia mendapatkan tempat khusus di kalangan bisnis obat-obatan Ukraina karena telah memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) yang diakui di Ukraina dan diharapkan dapat dipasarkan di Ukraina. Indonesia juga menawarkan pemeliharaan pesawat Ukraina di fasilitas Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), kerja sama industri strategis (PT. Dirgantara Indonesia), investasi pengembangan sektor pariwisata di 10 New Bali, dan potensi industri kakao di Sumatera dan Sulawesi.
Potensi-potensi kerja sama akan terus didorong realisasinya untuk kembalikan nilai total perdagangan RI – Ukraina lebih dari satu miliar dollar AS pada tahun 2012-2013. Neraca perdagangan kedua negara lima tahun terakhir fluktuatif dan hanya berkisar di angka 600 juta dollar AS. “Kami akan terus dorong KADIN Indonesia dan Ukraina sering melakukan interaksi dan fasilitasi misi bisnis untuk tingkatkan ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Ukraina,” kata Direktur Eropa III, Ardian Wicaksono yang menjadi anggota delegasi.
Pada penghujung SKB, ditandatangi pula MoU bidang pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi antara ITB dengan Science and Technology Center in Ukraine (SCTU). Kedua institusi sepakat mengadakan Joint Working Group untuk kerja sama antariksa dan aeronautika, bioteknologi kimia, studi lingkungan, ilmu pertanian dan kesehatan, energi nuklir, riset kemaritiman, dan lainnya. (cq)
ADVERTISEMENT