Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Mengenang Mereka
9 Maret 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Donatus Juito Ndasung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hai, perkenalkan saya Juito seorang guru yang mengajar di sekolah Santo Yoseph Bekasi. Perjalanan menjadi guru tidaklah mudah, ada banyak tantangan yang mesti dihadapi. Salah satunya beradaptasi dengan peserta didik yang lahir dari pelbagai latar belakang yang berbeda dan karakter yang sangat bervariatif. Sebagai guru harus mampu memberikan pelajaran yang menyenangkan serta dapat memberikan rasa nyaman terhadap proses pembelajaran di kelas. Sehingga setiap moment yang kita ciptakan dapat memberikan impact yang positif dan kenangan yang indah bagi peserta didik.
ADVERTISEMENT
Pada tulisan ini, saya membawa pembaca kepada pengalaman pribadi saya sebagai guru dengan peserta didik kelas XII di SMA Santo Yoseph Bekasi di tempat saja mengabdi. Saya memulainya dengan salah satu adagium kuno “There’s Nothing Can Be Created Out Nothing” yang dapat dimaknai, tidak ada sesuatu yang dapat diciptakan dari ketiadaan, ungkapan ini menandakan bahwa begitulah mereka hari ini. Mereka ada di kelas XII, tidak seperti makanan cepat saji. Namun ada proses yang membawa mereka sehingga ada di titik sekarang. Kurang lebih tiga tahun mereka berposes di sekolah, membangun dan menggelar cerita dari setiap kisah dan kasih yang mereka torehkan.
Tidak terasa, waktu bergulir begitu cepat. Rasanya baru kemarin mengenal mereka. Eh, tiba-tiba mau tamat. Tentu setiap guru memiliki cerita masing-masing dari setiap yang mereka alami selama proses pembelajaran di kelas. Secara pribadi, sebagai guru Bahasa Indonesia saya memiliki cerita-cerita unik dan seru bersama mereka. Yah, meski kadang mereka membuat saya kecewa atau justru sebaliknya, tetapi itu semua proses yang mendewasakan kami semua, baik saya sebagai guru begitupun mereka sebagai peserta didik yang sedang mencari jati dirinya.
Mereka Belajar Mencintai Proses
ADVERTISEMENT
Saya berani mengatakan angkatan kelas XII SMA Santo Yoseph tahun pelajaran 2024/2025 ini, mereka belajar mencintai proses. Ada beberapa indikator sehingga saya mengatakan “Mereka Belajar Mencintai Proses”. Indikator tersebut diantaranya, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, proyek-proyek bahasa Indonesia diselesaikan sesuai target. Misalnya mengerjakan proyek musikalisasi puisi,penulisan buku antologi puisi sampai terbit menjadi buku, short movie, proyek video, dan masih banyak proyek lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga terlibat di pelbagai kegiatan internal dan eksternal sekolah. Sebagai salah satu gurunya tentu saya bangga. Apalagi dari antara mereka ada beberapa yang bisa ikut jalur SNBP, yang Insa Allah akan diumumkan pertengahan bulan Maret 2025 ini. Semoga lulus ya. Amin.
Angkatan yang masuk di SMA Santo Yoseph Bekasi tahun pelajaran 2022/2023 ini, memang jumlahnya tidak banyak. Mereka ada 30 orang. Sehingga sebagai guru saya dapat menghafal nama mereka masing-masing, Ada Pieter Marcelo, Billy, Davon, Abel, Noel, Octa, Kevin, Sarido, Joana, Tantiono, Vladien, Teguh, Aurel, Regina, Friskila, Hizkia, Adit, Alex, Berto, Yosevin, Arcel, Rafael, Putra, Nathan, Silas, Markus, Angel, Abe, Rendy, dan Frans. Dari 30 orang ini, salah satunya sudah pindah ke sekolah lain saat mau naik ke kelas XII.
ADVERTISEMENT
Itulah mereka, yang terbagi dalam dua jurusan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Memiliki ciri-ciri unik dan karakter yang berbeda, tapi meski terbagi dalam dua jurusan, namun sebagai satu angkatan di sekolah Santo Yoseph, mereka sangat kompak. Hal itu tampak dalam kegiatan bersama, baik di acara Pentas Seni (Pensi) sekolah, outing class, maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Yah, meskipun kadang susah diatur, tapi itulah mereka, yang harus selalu terbentur, terbentur lalu bisa kebentuk seperti saat ini berada di kelas XII. Suatu capaian yang luar biasa.
Masih sangat segar dalam ingatan saya tentang mereka pada pertemuan pertama di kelas X, pada saat itu saya membawakan materi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan topik Literasi. Wajah-wajah lugu dan polos dari kelas IX masih sangat nampak mewarnai ruang kelas. Namun mereka dengan penuh semangat siap menimba ilmu dan meraih cita-cita di SMA Santo Yoseph selama kurang lebih tiga tahun. Mulai dari situ, kami melewati pelbagai suka dan duka, belajar bersama, tertawa, dan bertumbuh bersama seperti kawah candradimuka.
ADVERTISEMENT
Kami berjuang bersama, berdiskusi, berdebat, dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di kelas. Merayakan setiap prestasi yang diraih dan setiap moment tersebut adalah kenangan manis di masa putih abu mereka yang selalu terpatri di hati.
Jangan Berhenti Sampai Di sini, Teruslah Berjuang!
Perjuangan tiga tahun selama masa Sekolah Menengah Atas (SMA), bukan berarti sudah selesai. Tetapi, akan memulai babak baru dalam hidup kalian. Dengan potensi-potensi dan bakat yang dimiliki saya yakin kalian mampu dan bisa meraih kesuksesan di bidang masing-masing. Tidak boleh berhenti bermimpi dan menyerah pada setiap tantangan, beranilah memulai dan mencoba sesuatu hal yang baru. Perjalanan tiga tahun di sekolah Santo Yoseph dapat dijadikan bekal berharga dalam menghadapi masa kuliah dan persaingan dunia kerja nantinya.
ADVERTISEMENT
Jadilah anak-anak yang dapat membanggakan orang tua, keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa ini. Masa depan negeri ini ada di pundak kalian, ayo pergi! Gapailah mimpimu. Tentu jangan lupa dengan spirit Yosephian yang sudah kalian hidupi selama di sekolah Santo Yoseph. Dunia selalu dinamis, perubahan zaman selalu berkembang, kemampuan harus ditingkatkan.
Terima kasih untuk setiap kisah dan kasih yang telah dibagi dengan saya, pribadi lepas pribadi, kalian terbaik. Saya bangga menjadi bagian dari perjalanan hidup kalian. Selamat mempersiapkan ujian sekolah, semoga sukses.
Saya menutup tulisan ini, dengan kata-kata mutiara fenomenal dari Bung Karno, Sang Proklamator Bangsa Indonesia. “Gantunglah Cita-citamu setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Soekarno
ADVERTISEMENT