Mbappe, Real Madrid, dan Tikungan Politik Macron untuk Prancis

Julian Savero Putra Soediro
Tenaga Ahli di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pembelajar, penulis, dan peneliti.
Konten dari Pengguna
30 Mei 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Julian Savero Putra Soediro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain Paris St Germain Kylian Mbappe mengangkat kaus setelah menandatangani kontrak baru, di Parc des Princes, Paris, Prancis, Sabtu (21/5/2022). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Paris St Germain Kylian Mbappe mengangkat kaus setelah menandatangani kontrak baru, di Parc des Princes, Paris, Prancis, Sabtu (21/5/2022). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
ADVERTISEMENT
Peran dan pengaruh kepala negara dalam menjalankan roda pemerintahan adalah sebuah hal yang wajar ditemukan di negara mana pun. Namun, bagaimana jika peran orang yang paling berkuasa tersebut lebih spesifik dan tertuju pada individu?
ADVERTISEMENT
Pengaruh Kepala Negara pada seseorang ibarat petuah raja. Harus dilakukan apa pun situasinya. Fenomena demikian terlihat pada drama transfer yang kali ini cukup menyita perhatian, yaitu pengaruh Presiden Prancis Emmanuel Macron ke pesepakbola Kylian Mbappe.
Sebagai seorang kepala negara Prancis, Macron adalah orang nomor 1 di negerinya. Sosok yang paling dihormati dan dengan pengaruh yang sangat luas. Ia baru saja kembali terpilih sebagai Presiden Prancis untuk periode yang kedua pada akhir April 2022 lalu.
Mbappe dan Real Madrid
Di sisi lain, Kylian Mbappe adalah seorang pesepakbola muda yang sangat bertalenta. Meskipun masih berusia 23 tahun, ia berhasil membawa Prancis menjuarai piala dunia di tahun 2018 lalu dan juga mengukuhkan dominasi Paris Saint-Germain di Ligue 1 Prancis.
ADVERTISEMENT
Namanya sudah tidak asing bagi klub-klub besar di dunia, salah satunya bagi Real Madrid. Perlu diketahui, hubungan antara Mbappe dan Real Madrid sudah terkait bahkan saat sebelum ia resmi menjadi seorang pesepakbola profesional. Ia mengagumi sosok Cristiano Ronaldo, yang kala itu bermain untuk Real Madrid.
Real Madrid sebagai klub dengan sejarah yang apik dan segudang prestasi tingkat Eropa hingga internasional sudah lama memendam ketertarikan untuk mendatangkan Mbappe. Terbaru, Los Blancos bahkan dikabarkan menahan diri untuk tidak membeli pemain selama beberapa tahun demi mendatangkan Mbappe.
Tawaran terakhir yang dilayangkan Madrid untuk Mbappe bernilai fantastis, bahkan bisa dikatakan melampaui nilai yang selama ini ia dapatkan di Paris Saint-Germain. Jika kita berbicara materi, tentu Real Madrid kemungkinan besar akan berhasil mendatangkan Mbappe.
ADVERTISEMENT
Bermain untuk klub idola sejak kecil, mendapatkan apresiasi yang lebih tinggi, hingga potensi untuk mengembangkan karier dalam dunia sepakbola, terlihat sangat menjanjikan bagi Mbappe jika ia memang benar-benar menerima tawaran Real Madrid.
Liga dan Reputasi Negara
Prancis, sebagai negara pemilik Mbappe tentu tidak akan tinggal diam, terlebih jika pemain terbaiknya saat ini akan pergi meninggalkan kompetisi dalam negeri. Hengkangnya Mbappe dari PSG dan Ligue 1 tidak hanya berbicara seputar materi pemain PSG untuk mengarungi kompetisi dalam negeri dan Eropa, namun lebih dari itu.
Jika Mbappe benar-benar memilih untuk hijrah ke La Liga dari Ligue 1, maka akan ada daya tarik yang hilang dari Ligue 1 di mata pencinta sepakbola dunia. Sebaliknya, La Liga akan menjadi semakin menarik atensi global karena bergabungnya Mbappe ke Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Berkumpulnya pemain-pemain apik kelas dunia dalam sebuah liga selain bisa mendongkrak reputasi liga, juga bisa berdampak pada peningkatan kualitas pemain dalam liga tersebut. Selain itu, mereka juga bisa membawa gelar bergengsi bagi klub di kancah internasional, dan semua itu tentu akan membawa nama negara tempat klub tersebut berada.
Jelas, Prancis tidak akan membiarkan nasi menjadi bubur. Segenap insan rakyat Prancis akan berjibaku untuk mempertahankan reputasi liga mereka agar tetap menjadi perhatian masyarakat dunia. Terlebih, meskipun mereka sudah memiliki nama-nama beken seperti Neymar dan Lionel Messi, nyatanya belum bisa mendongkrak Ligue 1, setidaknya untuk bisa sejajar dalam hal reputasi seperti Liga Inggris dan Liga Spanyol.
Peran Kepala Negara
Tendensi media akan transfer Kylian Mbappe ke Real Madrid begitu positif. Beberapa media bahkan sudah optimis bahwa Mbappe sudah 99% akan hijrah ke Madrid, meninggalkan PSG dan negaranya Prancis. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kesempatan untuk mengembangkan diri bagi Mbappe di Real Madrid begitu besar.
ADVERTISEMENT
Namun, nyatanya ada peran dari kepala negara dalam isu sepakbola kali ini yaitu Presiden Prancis yang langsung turun tangan untuk berkomunikasi dengan Mbappe. Emmanuel Macron dikabarkan mengadakan pertemuan empat mata dengan Mbappe membicarakan masa depan Mbappe hingga Sepakbola Prancis.
Atas ceramahi yang disampaikan Macron, Mbappe akhirnya memutuskan untuk bertahan di PSG dan terus memeriahkan Ligue 1 hingga tahun 2025, dan mungkin saja keputusan tersebut dibuat atas nama negara.
Manuver politik Presiden Prancis yang berhasil menikung Real Madrid, atau Spanyol secara umum bukanlah sekadar lobby. Sepertinya Macron berhasil memberikan gambaran kepada Mbappe akan pentingnya nasionalisme dan integritas nasional Prancis.
Macron tidak akan membiarkan Ligue 1 tertinggal dari liga-liga besar lainnya di Eropa, atau bahkan ada misi jangka panjang yang akan dituju Macron agar PSG bisa memenangkan prestasi internasional, dan tidak lagi jago kandang dengan bantuan Mbappe.
ADVERTISEMENT
Mbappe adalah seorang abdi negara sejati, atau bahkan patriot bagi bangsanya. Ia merelakan ambisi pribadi dan berbagai kesempatan untuk melangkah lebih jauh demi kepentingan bangsa dan negaranya. Ada misi kenegaraan yang sedang diperjuangkan Mbappe. Ia sudah sepakat dengan sang Presiden untuk tetap mengabdi bagi negaranya.
Pernyataan bahwa Mbappe rela mengubur masa depan yang lebih baik bukanlah asumsi belaka. PSG masih jauh secara prestasi dan reputasi dibanding Real Madrid. Terlebih, Real Madrid baru saja meraih gelar Liga Eropa atau UEFA Champions League-nya yang ke-14. Menjadikan Real Madrid sebagai klub dengan gelar UCL terbanyak di Eropa. Ironis bagi Mbappe, prestasi Madrid tersebut diraih setelah mereka berhasil mengalahkan PSG, klub yang dibela Mbappe di babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Olahraga, salah satunya Sepakbola tentu tidak akan bisa lepas dari pengaruh politik. Para aktor dan institusi politik sekalipun mempunyai kepentingan yang cukup besar dalam tiap keputusan keolahragaan di negara mana pun.
Bukan hujatan, apresiasi layak disematkan bagi Mbappe karena ia sudah membuktikan diri sebagi seorang Frenchman sejati. Namun, sayang sekali ia juga sekaligus sudah menutup pintu untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik.