Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Media Pembelajaran Interaktif di Masa Pandemi
9 Agustus 2020 10:49 WIB
Tulisan dari Junaidi Fery Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebijakan yang dikeluarkan Menteri Nadiem patut diapresiasi ditengah gejolak yang muncul. Kebijakan Kurikulum Darurat ditengah pandemi memaksa seluruh instrumen pendidikan harus mampu beradaptasi dengan baik meskipun banyak celah menganga pada kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Masalah yang sering muncul adalah pembelajaran daring yang dianggap oleh kebanyakan kalangan tidak efektif dan memunculkan persoalan baru. Mulai dari kesiapan sumber daya manusia dan respon orang tua yang beragam.
Dari seluruh jenjang pendidikan, keluhan yang paling dirasakan orang tua yaitu pada jenjang Sekolah Dasar kebawah. Orang tua dan peserta didik, tidak bisa dilepas begitu saja dalam proses pembelajaran, masih sangat membutuhkan interaksi seorang tenaga pendidik.
Hal ini juga sejalan dengan sumber daya manusia terutama peran tenga pendidik yang gagap dengan kondisi ini, serta merasa kebingungan dengan kebiasaan New Normal. Terutama mereka dipaksa harus adaptif dengan teknologisasi pendidikan.
Tenaga pendidik harus bisa beradaptasi dengan berbagai macam platform digital, belum lagi persoalan guru-guru swasta atau honorer yang masih dihadapkan dengan persoalan gaji dan pulsa mengajar. Tentunya ini menjadi persoalan tersendiri yang dihadapi oleh tenaga pendidik.
ADVERTISEMENT
Persoalan lain yang dihadapi adalah peran orang tua yang awalnya memasrahkan penuh Pendidikan anaknya kepada institusi pendidikan kini harus menjadi “guru baru” mengawal anaknya mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran daring dan tentunya ketersedian paket internet.
Perkembangan karakter anak didik juga menjadi masalah mendasar dalam proses pembelajaran daring. Orang tua yang masih disibukkan dengan persoalan ekonomi apalagi dengan jumlah anak lebih dari satu akan kesusahan dalam mengikuti proses pembelajaran daring dirumah dan dilakukan secara bersamaan.
Angin segar kebijakan darurat ala Nadiem
Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Nadiem ditengah kondisi pandemi, setidaknya menjadi hal positif bagi pendidikan di Indonesia. Bayangkan hanya dengan waktu 4 bulan kurikulum darurat bisa diselesaikan, ini menjadi waktu tersingkat dalam pembuatan kurikulum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fokus pertama dalam kebijakan Nadiem adalah perluasan pembelajaran tatap muka untuk zona hijau dan kuning, namun meskipun diizinkan harus tetap melakukan koordinasi dengan Pemda/Kanwil setempat.
Setidaknya dengan perluasan ini peserta didik bisa kembali berinteraksi dengan tenaga pendidik dengan memperhatikan protokol Kesehatan.
Fokus kedua tentang Kurikulum Darurat dalam kondisi khusus. Kurikulum ini terfokus pada pengurangan beban guru dan siswa dalam penentuan kelulusan untuk semua jenjang. Selain itu juga disediakan modul pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan panduan untuk tenaga kependidikan dan pendamping (orang tua) dan pesera didik.
Dari kedua fokus tersebut, kebijakan ini masih menyisakan persoalan mendasar terutama bagi wilayah yang berada di zona orange dan merah. terutama persoalan interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik yang hanya dilakukan dengan cara daring.
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua mengeluh dengan pembelajaran daring, karena merasa ditinggal oleh tenaga pendidik. Para orang tua merasa semua beban pendidikan dilimpahkan kepadanya. Maka perlunya interaksi antara tenaga pendidik, peserta didik dan orang tua.
Media pembelajaran interaktif sebagai tawaran
Media Pembelajaran Interaktif merupakan alat bantu berbasis multimedia yang dapat menjabarkan pesan atau informasi dari tenaga pendidik ke peserta didik yang dalam prosesnya terjadi komunikasi aktif dua arah antara multimedia dengan pengguna (peserta didik) bertujuan mempermudah proses pembelajaran.
Salah satu yang bisa dilakukan dimasa pandemi adalah pembuatan media pembelajaran interaktif oleh para tenaga pendidik. Kenapa tenaga pendidik, karena merekalah yang memahami karakteristik peserta didik disetiap daerahnya.
Media pembelajaran interaktif ini bisa dikemas dalam Compact Disk (CD) atau Flashdisk berisi video pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik selama satu semester. Data ini kemudian diberikan kepada peserta didik bisa melalui orang tua secara langsung.
ADVERTISEMENT
Dengan model pemetaan berdasarkan zonasi guru minimal bisa mendatangi peserta didik 2 sampai 3 kali kerumah masing-masing siswa untuk melakukan evaluasi pembelajaran secara langsung kesetiap rumah peserta didik. Dengan cara ini secara tidak langsung sudah menerapkan blended learning. tentunya tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dampak yang ditimbulkan dengan menerapkan blended learning adalah interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik adalah orang tua tidak lagi merasa tanggung jawab mendidik menjadi tanggung jawab pribadi. Disisi lain diskusi intens dengan orang tua akan memudahkan evaluasi secara mendalam terhadap perkembangan peserta didik.
Selain itu dari aspek pembiayaan setidaknya orangtua tidak lagi bingung dengan pulsa internet yang selama ini menjadi beban tersendiri bagi mereka. Namun disisi lain yang perlu dilihat adalah kondisi guru yang datang ketempat siswa perlu menjadi perhatian oleh para pemangku kebijakan.
ADVERTISEMENT
Maka fungsi relaksasi Dana BOS yang diwacanakan oleh Menteri Nadiem bisa menjadi salah satu alternatif untuk membiaya proses pembuatan media selama satu semester full disesuaikan dengan kebijakan kurikulum darurat yang dibuat oleh kementerian.
Setidaknya Dana BOS bisa digunakan untuk dana pembuatan media pembelajaran interakif dan juga transport tenaga pendidik kesetiap rumah. Dengan hal sederhana tersebut orang tua tidak merasa ditinggal oleh para tenaga pengejar. Maka tenaga pendidik dan orang tua bersama memastikan agar peserta didik dapat terus belajar dengan sehat dan selamat.