Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Dari Lereng hingga Puncak Gunung Api Sindoro
12 Maret 2020 8:08 WIB
Tulisan dari Jundiya Al Haqiqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Api Sindoro merupakan salah satu gunung api yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan letaknya berdekatan dengan Gunung api Sumbing. Secara administrasi, gunung api ini berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.
ADVERTISEMENT
Hal yang menarik dari penelitian geologi gunung api salah satunya adalah variasi batuan gunung api yang ditemukan di mana setiap batuan tersebut terbentuk melalui proses dan mekanisme tertentu. Berbagai pendekatan juga diperlukan dalam rangka menghasilkan informasi geologi yang benar sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya penelitian geologi tersebut.
Gunung api yang ada di seluruh dunia sangat erat kaitannya dengan proses vulkanisme baik yang terjadi di masa lalu maupun yang masih terjadi hingga sekarang. Gunung Api Sindoro merupakan gunung api dengan status aktif normal, ditandai dengan gas belerang yang masih keluar dari kawah yang berada di puncak. Batuan dan endapan yang membentuk tubuh gunung api tersebut merupakan produk dari aktivitas vulkanisme di masa lalu. Batuan-batuan tersebut dapat dikategorikan sebagai batuan gunung api. Jadi apa saja batuan gunung api yang dapat ditemukan di Gunung Api Sindoro?
ADVERTISEMENT
Mulai dari kawah ditemukan material geologi berupa endapan jatuhan freatik. Maksudnya adalah agregat yang terbentuk oleh mekanisme jatuhan akibat tekanan uap air yang tinggi. Endapan ini ditemukan berupa fragmen andesit dengan ukuran sebesar kerikil (4-64 mm) hingga berangkal (>256 mm). Andesit sendiri merupakan jenis batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma dengan komposisi kimia cenderung bersifat intermediet (antara asam dan basa).
Batuan gunung api yang selanjutnya ditemukan termasuk ke dalam kelompok lava koheren yakni magma yang keluar ke permukaan bumi kemudian mengalami pendinginan dan membentuk batuan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan dua jenis lava koheren yaitu lava andesit dan lava basalt. Kedua batuan tersebut dapat dibedakan dari warna, struktur dan tekstur. Hal ini berkaitan dengan proses evolusi magma yaitu proses perubahan magma primer yang bersifat basa menjadi magma sekunder dengan sifat intermediet ataupun asam dikarenakan proses-proses tertentu. Lava basalt itu sendiri terbentuk dari magma primer sedangkan lava andesit terbentuk dari magma sekunder yang bersifat intermediet.
ADVERTISEMENT
Dari segi warna, lava basalt cenderung menunjukkan warna yang lebih gelap dibandingkan lava andesit. Secara struktur, lava basalt dan lava andesit yang ditemukan dalam bentuk masif membentuk bongkah-bongkah lava. Ditemukan juga lava andesit di sekitar puncak dengan struktur vesikuler yaitu struktur berlubang yang terbentuk akibat keluarnya gas saat pembekuan magma. Terakhir berdasarkan tekstur, dikenal istilah porfiroafanitik yakni mineral penyusun batuan yang relatif berukuran lebih besar yang dikelilingi oleh komponen berukuran lebih halus yang disebut masa dasar.
Endapan aliran piroklastik merupakan agregat piroklastik (material hasil erupsi) yang tak terkonsolidasi, terbentuk melalui mekanisme aliran. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa endapan ini disusun oleh fragmen andesit yang tertanam dalam material yang disebut abu vulkanik (ash).
Endapan jatuhan piroklastik merupakan agregat piroklastik yang tak terkonsolidasi hasil erupsi pusat yang terbentuk oleh mekanisme jatuhan. Pengamatan di lapangan menunjukkan perbedaan dengan endapan jatuhan freatik di sekitar puncak dimana endapan ini cenderung mengikuti kontur dengan penyusun berupa lapilli yaitu material piroklastik dengan ukuran 2-32 mm yang tertanam dalam abu vulkanik berukuran <2 mm.
ADVERTISEMENT