Konten dari Pengguna

Megafloods: Salah Satu Peristiwa Geologi Ekstrem di Masa Lalu

Jundiya Al Haqiqi
#SainsAsyikFGMI
10 April 2020 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jundiya Al Haqiqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para peneliti memperkirakan bahwa umur bumi sudah mencapai 4,54 miliar tahun. Umur tersebut didapatkan melalui penanggalan radiometrik dari sampel batuan tertua di bumi, sampel dari bulan hingga meteorit yang ditemukan di bumi. Hal tersebut dilakukan dengan memperkirakan bahwa umur bumi sama dengan umur tata surya.
ADVERTISEMENT
Selama kurun waktu tersebut, bumi mencatat begitu banyak peristiwa geologi ekstrem meliputi pergerakan lempeng tektonik, vulkanisme, banjir, tumbukan meteorit, gempa bumi, hingga zaman es. Istilah peristiwa geologi ekstrem dapat merujuk pada lamanya peristiwa seperti pergerakan lempeng yang menyebabkan perubahan iklim secara drastis hingga dampak yang dihasilkan seperti kematian massal akibat tumbukan meteorit.
Peristiwa-peristiwa tersebut direkam dalam skala waktu geologi yang mencakup periode jutaan tahun. Seperti kutipan “The present is the key to the past”, bahwa peristiwa-peristiwa geologi yang terjadi di masa lalu dapat dilihat dari bukti-bukti geologi yang ada di masa kini. Sehingga untuk mendapatkan informasi seperti penyebab hingga proses terjadinya peristiwa geologi ekstrem yang terjadi di masa lalu, para ahli bumi melakukan penelitian terhadap bukti-bukti yang ditinggalkan oleh peristiwa tersebut. Artikel ini akan membahas salah satu peristiwa geologi ekstrem yang pernah terjadi di bumi yaitu banjir.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena beberapa hal seperti hujan lebat, luapan sungai, danau serta laut, bendungan rusak hingga mencairnya es dan salju. Dampak yang dihasilkan dari terjadinya banjir biasanya susah untuk diprediksi. Oleh karena itu, berbagai pendekatan dilakukan untuk memprediksi banjir baik metode langsung maupun metode tidak langsung.
Megaflood atau banjir besar yang terjadi di zaman prasejarah dikategorikan sebagai peristiwa geologi ekstrem karena dampak yang ditimbulkan hingga debit air yang begitu besar dibandingkan dengan banjir yang pernah terjadi zaman sejarah. Beberapa contoh banjir ini secara umum terjadi karena aliran air sungai yang terbendung oleh gletser dan lapisan es. Dikarenakan tekanan yang begitu besar dan lapisan es yang terus mencair, danau bendungan es tersebut akhirnya runtuh. Sebagai perbandingan bahwa banjir di zaman sejarah tepatnya tahun 1918 yang berkaitan dengan erupsi vulkanik subglasial di Islandia memiliki debit 1500000 m3/s. Berikut tiga contoh banjir besar yang terjadi di zaman prasejarah.
ADVERTISEMENT
Sekitar 19000 hingga 13000 tahun lalu pernah terjadi siklus banjir besar di Danau Glasial Missoula yang terbentuk dari aliran Sungai Clark Fork yang terbendung oleh gletser Pegunungan Rocky. Danau ini diperkirakan memiliki volume 2184 km3 dengan kedalaman mencapai 635 m. Banjir paling besar memiliki debit hingga 17000000 m3 /s. Bukti dari banjir besar ini dapat dilihat pada fitur-fitur geologi yang terlihat di daerah yang disebut Channeled Scabland. Beberapa channel yang kini menjadi lembah dan air terjun kering dengan ketinggian mencapai 100 m di Dataran Tinggi Basalt Columbia juga merupakan jejak yang ditinggalkan oleh banjir besar tersebut.
Pembentukan Channeled Scabland (Sumber: National Geographic)
Channeled Scabland 2013 – 2018 (Sumber: NASA Earth Observatory)
Contoh banjir besar kedua juga terjadi akibat runtuhnya danau bendungan es dimana danau tersebut terbentuk dari aliran Sungai Chuja yang terbendung oleh gletser dari Pegunungan Altai. Danau ini diperkirakan memiliki volume 603 km3 dengan kedalaman maksimal mencapai 650 m. Penelitian pada endapan sedimen yang ditinggalkan menunjukkan setidaknya terdapat tiga peristiwa banjir besar dengan debit paling besar mencapai 10000000 m3 /s. Endapan tersebut juga memberikan informasi mengenai kedalaman aliran air mencapai 250-400 m.
Endapan sedimen dari banjir besar akibat runtuhnya danau bendungan es di Pegunungan Altai Siberia (Sumber: J. Herget, 2006)
Contoh terakhir merupakan banjir yang terjadi di Kanada bagian selatan pada Kala Pleistosen dan menjadi banjir paling besar sepanjang sejarah. Seperti banjir besar lainnya, banjir ini juga terjadi akibat runtuhnya danau bendungan es tepatnya Danau Agassiz. Danau tersebut memiliki luas sekitar 150000 km2 dengan volume lebih dari 163000 km3. Dampak yang ditimbulkan dari banjir ini diantaranya adalah meluapnya sungai besar seperti Sungai Mackenzie dan Mississippi. Pada kala itu, Kanada bagian utara juga sebagian besar tertutup oleh banjir yang terjadi di bawah permukaan es. Peristiwa ini oleh para ahli dikaitkan dengan pendingan global yang terjadi Akhir Pleistosen dan Awal Holosen.
ADVERTISEMENT
Referensi: