Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
4 Motivasi Melalui Perbandingan
24 Desember 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Jundy Aljihad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada umumnya kita sebagai manusia sangat tidak suka jika harus dibanding-bandingkan oleh orang lain. Mungkin inilah sifat dasar kita sebagai manusia. Tetapi, percaya atau tidak perbandingan itu memiliki kekuatan tersendiri yang tujuannya untuk memberikan motivasi kepada kita.
ADVERTISEMENT
Alasan kenapa kita tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain adalah karena orang yang membandingkan kita adalah orang terdekat, seperti orang tua, teman atau bahkan pacar. Mereka juga mengeluarkan raut wajah yang seakan tidak suka kepada kita saat membandingkan kita dengan orang lain. Hal inilah yang membuat kita tidak suka atau bahkan benci jika harus dibanding-bandingkan.
Karena itu, kita tidak seharusnya mendengarkan apa kata mereka. Orang yang akan berubah menjadi lebih baik adalah kita sendiri, karena itu kita juga lah yang harus memberikan kontribusi terhadap diri sendiri. Memberikan inspirasi dan motivasi untuk diri sendiri.
Untuk itu, perbandingan adalah jawabannya. Tetapi bukan perbandingan yang datang dari luar atau dari orang lain, melainkan perbandingan yang kita ciptakan sendiri.
ADVERTISEMENT
Kupu-kupu dan Manusia
Seperti yang kita ketahui, kupu-kupu berawal dari ulat, hewan perusak, pembawa penyakit, menjijikan hingga ditakuti oleh anak kecil. Tetapi, saat menjadi kupu-kupu sifatnya berubah. Ia menjadi indah, membawa manfaat pada proses penyerbukan bunga, sering dikejar serta disukai oleh banyak orang.
Jadi, dapat dikatakan bahwa masa lalu yang kelam belum tentu akan menciptakan masa depan yang kelam pula. Perubahan akan selalu ada dan terjadi, kita hanya perlu mengarahkan perubahan itu ke arah yang lebih baik. Sama seperti kupu-kupu.
Begitu juga kita sebagai manusia, kita dengan masa lalu kelam yang mungkin sama seperti ulat masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperindah diri. Tentu proses ini tidak berlangsung cepat, dibutuhkan tingkat komitmen dan konsistensi yang tinggi sama seperti ulat yang membulatkan tekad menjadi kepompong agar dapat berubah kepada kebaikan, kupu-kupu. Meskipun resiko saat menjadi kepompong sangat besar, yaitu bisa menjadi target predator serangga seperti laba-laba.
ADVERTISEMENT
Karena itulah perjuangan menuju perubahan ke arah kebaikan agak sulit dilakukan, meski begitu kita harus tetap melakukannya sebab itu memang hal yang harus kita lakukan sebagai manusia.
Kamera dan Manusia
Kamera memiliki fitur fokus yang dapat kita atur sesuka kita, saat memotret bangunan misalnya kita dapat mengatur fokus gambar yang akan kita ambil. Percaya atau tidak, mata kita juga dapat melakukan hal yang sama, begitu juga dengan telinga atau bahkan otak kita. Kita dapat melatih fokus kita, melatih bagaimana cara melihat, mendengar dan memikirkan sesuatu. Jadi, kita sama seperti kamera, akan sulit menangkap sesuatu jika tak ada fokus tertentu.
Dengan beranggapan demikian, kita akan dengan mudah menyelesaikan masalah demi masalah yang bertumpuk. Karena kita dapat mengatur fokus kita kepada solusi dari masalah sebab jika kita tidak fokus terhadap solusi maka masalah akan terus berkembang sehingga semakin sulit diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Game dan Manusia
Game merupakan sesuatu di dalam internet yang sering dimainkan banyak orang, game juga disukai karena menarik dan unik. Padahal, game hanyalah loop yakni sistem berulang-ulang. Maksudnya adalah, kita tak akan bisa benar-benar menyelesaikan game karena jika kita sudah bisa mencapai tahap final kita bisa mengulangnya kembali.
Jika kita memperhatikan game online seperti Mobile Legends, Free Fire, PUBG, Genshin Impact atau bahkan Sword Art Online, semuanya memiliki satu kesamaan. Levelling, crafting, match, team match, farming dan lain sejenisnya. Kurang lebih semua itu berada di dalam game. Dan ternyata istilah-istilah seperti itu hanyalah bentuk tiruan dari aktivitas nyata kita sebagai manusia.
Istilah-istilah itu dalam kehidupan nyata mungkin disebut naik kelas, kerja sama tim, mencari teman yang berpengelaman dan pintar, rutin belajar (mencari ilmu), rutinitas sehari-hari yang diulang-ulang dan sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, ada satu hal yang membedakan antara kehidupan manusia dan kehidupan di dalam game, yakni dalam kehidupan nyata tidak ada istilah try again, tidak ada kesempatan kedua, hidup hanya sekali. Itu berarti jika kita game over dalam kehidupan nyata, maka kita akan benar-benar berakhir dan takkan ada kesempatan kedua.
Dengan menyadari hal tersebut kita akan dengan bersungguh-sungguh bermain di dalam kehidupan nyata. Bersungguh-sungguh bermain disini dapat diartikan berperan dengan serius tentang apa yang seharusnya kita lakukan agar bisa naik level, meningkatkan kualitas diri, serta meninggalkan hal-hal yang bisa menurunkan derajat kita sebagai manusia, karena tidak ada kesempatan kedua pada kehidupan nyata.
Hujan dan Manusia
Seperti yang kita ketahui, hujan adalah rahmat dari Tuhan (Allah) yang diturunkan ke bumi dengan sejuta manfaat. Namun, hujan sering kali diumpat karena tak diharapkan kehadirannya. "Kenapa sih harus hujan hari ini?" misalnya. Padahal, hujan memberikan kehidupan kepada tanaman, tanah, bahkan sampai mengairi sawah yang tujuannya juga untuk manusia.
ADVERTISEMENT
Dari sini, dapat kita ambil sisi positif yakni perbuatan baik tidak selamanya akan dibalas baik. Akan selalu ada beberapa orang yang tak suka kepada kebaikan yang kita lakukan, padahal secara tidak langsung hal itu bermanfaat untuk banyak orang.
Sebagai contoh jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, bandingkanlah diri kita sendiri dengan hujan. Tidak perlu memikirkan apa pendapat orang lain terhadap tindakan baik yang kita lakukan, kita juga tidak perlu mengharapkan timbal balik dari orang yang kita beri. Karena hujan pun demikian, bahkan hujan lebih berpengalaman dibandingkan dengan kita. Jadilah seperti hujan tanpa menjadi hujan.