Konten dari Pengguna

Sejarah Industri Film Korea Selatan

Junianty
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
24 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Junianty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : milik pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : milik pribadi.
ADVERTISEMENT
Dibalik kesuksesan industri film Korea Selatan saat ini, ada jatuh bangkit sejarah perkembangan yang mengiringi industri tersebut. Korea Selatan mengalami berbagai era dalam sejarah perkembangan industri filmnya. Berikut merupakan proses panjang sejarah industri Film Korea Selatan dari era awal hingga sekarang.
ADVERTISEMENT

Era Awal

Film pertama dari Korea Selatan yaitu The Righteous Revenge (1919) yang diproduksi di masa kependudukan Jepang. Film ini disebut sebagai film kino-drama yang merupakan drama dan pertunjukan panggung. Pada era awal ini, film-film yang muncul masih sedikit karena dominasi film-film jepang. Setelah kemerdekaan Korea dari Jepang pada tahun 1945, industri film korea berubah menjadi lebih produktif.
Pada masa perang Korea tahun 1950 hingga 1953, industri film Korea kembali terganggu dan menyebabkan produksi filmnya semakin rendah. Selain itu, film-film warisan juga menjadi musnah selama terjadinya perang. Setelah gencatan senjata pada tahun 1953, Rhee Syngman, Presiden Korea Selatan mulai membebaskan pajak produksi film dengan harapan industri film korea kembali pulih. Pihak asing juga turut membantu pemulihan industri dengan menyediakan teknologi dan peralatan untuk produksi.
ADVERTISEMENT

Era Emas Industri Film Korea Selatan

Sejak pertengahan 1950-an, mulai muncul aktor atau talenta yang berbakat dan film-film Korea mulai dikenal dalam ranah internasional. The coachman (1961) yang disutradarai oleh Kang Dae Jin, berhasil menjadi film korea pertama yang mendapatkan penghargaan bergengsi dalam festival film internasional.
Selain itu, Kim Ki Young yang memproduksi Housemaid (1960) menjadi salah satu film korea yang berpengaruh. Selain itu, Shin Sang Ok juga dikenal melalui karya filmnya yaitu A Flower in Hell (1958) dan The Houseguest and My Mother (1961).
Pada tahun 1962, pemerintah Korea mulai mengeluarkan kebijakan tentang produksi film melalui sistem kuota. Hal ini membuat sensor film mulai ketat, terutama film terkait komunisme serta amoral. Meski begitu, film tetap menarik perhatian banyak penonton dan peminat bioskop semakin bertambah.
ADVERTISEMENT
Pada 1970-an, pemerintah mulai mencampur tangan dalam pembuatan film dengan memaksa memasukkan ideologi pemerintah ke dalam film. Hal ini membuat film-film tentang pemerintah kurang diminati sehingga jumlah penonton berkurang drastic pada masa ini.
Tahun 1979-1980 dimana terjadi peristiwa penting di Korea Selatan, yaitu pembunuhan presiden Park Chun He, Kudeta Duabelas Desember, dan pembantaian Gwangju yang mengarahkan Korea selatan ke era Demokrasi yang semakin terbuka.
Pada era ini, Presiden Roh Tae Woo menghilangkan campur tangan pemerintah pada film politik. Di sini para produser film mulai berani untuk membuat film tentang sosial dan politik, seperti Chilsu and Mansu (1988) dari Park Kwang Soo.

Era Baru hingga Sekarang

Pada tahun 1990-an Industri film Korea Selatan mulai membaik meski belum mendominasi negeri sendiri. pada saat itu, film-film yang ditayangkan di Korea Selatan kebanyakan adalah film Hollywood dan Hongkong. Hingga pada 1992, film Marriage Story (1992) mendapatkan sponsor dari Samsung yang membuat perusahaan besar lainnya mengikuti jejak yang sama.
ADVERTISEMENT
Berawal dari itu, film-film Korea Selatan mulai bisa bersaing dengan film luar, seperti The Gingko Bed (1996) dari Kang Je Gyu. Pada Tahun 1999, Kang Je Gyu mulai memecahkan rekor film terlaris di Korea Selatan dengan film Shiri (1999) yang popular di pasar Internasional. Dari film tersebut, semakin bermunculan film korea yang popular dan berbagai genre yang memecahkan rekor film tersebut.
Film The Admiral Roaring Currents (2014) yang disutradarai oleh Kim Han Min menjadi film Korea Selatan yang terlaris dengan 17 juta penonton. Film Korea pertama yang mendapatkan penghargaan di Festival Film Cannes yaitu Parasite (2019) yaitu Academy Award untuk film terbaik.
Hingga sekarang film-film korea semakin berkualitas dan mendapatkan berbagai penghargaan di ajang internasional. Ini menjadikan Korea Selatan memegang peran yang besar dalam industri perfilman Asia.
ADVERTISEMENT