Konten dari Pengguna

Mengelola Dinamika Cyberspace dalam Aksi Bela Negara

Hery Yuniarto
Saya adalah APN Madya Set Ditjen Pothan Kemhan dengan pangkat Pembina IV/a. NIP : 196606271999031001
28 November 2021 21:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Yuniarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Mengelola dinamika Cyberspace ternyata penting untuk diperhatikan. Masyarakat Indonesia terkenal ramah dan sopan santun. Sudah menjadi rahasia umum bahwa adat ketimuran begitu melekat. Namun, saya rasa pemikiran tersebut akan berubah seketika saat masyarakat lalai dalam mengelola dinamika cyberspace.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, saya pernah membaca laporan Digital Civility Index (DCI) yang menunjukkan jika warganet Indonesia menempati urutan terbawah di lingkup Asia Tenggara. Hal tersebut menandakan jika netizen Tanah Air paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Kemunduran tingkat kesopanan ini didominasi usia dewasa sekitar 68%. Sementara itu di tahun 2020, usia remaja tidak turut berkontribusi dalam mundurnya tingkat kesopanan.
Laporan yang telah saya amati ini berdasarkan survei 16.000 responden dari 32 negara, kemudian publish Februari 2021. Survei menunjukkan jika pengguna media sosial dan internet telah terpapar risiko online, sehingga berpengaruh pada perilaku, kepribadian, seksual, dan reputasi.

Gerakan Mengelola Dinamika Cyberspace dalam Aksi Bela Negara

Untuk menghadapi segala ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa maka perlu mengelola dinamika cyberspace. Selain dunia maya, mengelola dinamika di dunia nyata juga tidak kalah penting.
ADVERTISEMENT
Kita amati saja kejadian-kejadian di sekeliling, sehingga dapat menyimpulkan jika cyberspace ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, lalu lintas penyebaran informasi di dunia maya sangat cepat. Kemudian tidak ada sekat batasan wilayah atau negara.
Selain itu, di dunia maya memungkinkan untuk melakukan komunikasi via pesan suara, gambar, data, atau sejenisnya. Informasi yang tersebar di jaringan internet sulit dikendalikan karena berasal dari berbagai sumber.
Saya berpendapat jika gerakan mengelola dinamika cyberspace sangat diperlukan karena saat ini banyak sekali kegiatan yang terjadi di ranah cyber. Sebut saja Cyber Crimes, Cyber Gambling, Cyber Bullying, dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu, diperlukan aksi bela negara berupa gerakan literasi digital. Misalnya saja dengan berkampanye mengenai pentingnya memahami dan menganalisis berbagai informasi yang diakses dengan jaringan internet.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari saya juga ikut berupaya mengelola dinamika cyberspace dengan membuat dan menyebarkan konten-konten positif. Tidak kalah penting adalah memberdayakan kemampuan digital dengan konten edukatif.
Program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) sebagai usaha dalam rangka memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada warga negara untuk menumbuhkembangkan sikap serta menanamkan nilai dasar bela negara.

Kewaspadaan Menghadapi Ancaman dan Tantangan Cyberspace

Nah, kegiatan cyberspace ini menurut saya patut diwaspadai. Pasalnya jumlah pengguna internet dari hari ke hari makin bertambah. Lalu keberadaan internet ini menimbulkan pengaruh signifikan di berbagai bidang. Selain itu juga memengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi antara sesama, baik secara berkelompok maupun individu.
Di era digital seperti saat ini, penting sekali mengelola dinamika cyberspace mulai sejak dini, secara terus menerus, terpadu, dan sinergis. Saya terus mengamati dunia masa kini, masyarakat kita merupakan masyarakat jejaring yang dibangun dengan dukungan internet dan jejaring digital.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi kebiasaan umum jika masyarakat tidak bisa hidup tanpa ponsel. Hal tersebut mendorong masyarakat digital dan komunitas yang makin besar.
Berkembangnya masyarakat digital dalam komunikasi sosial dipengaruhi oleh kebutuhan akan penyampaian informasi secara cepat. Kemudian, kebutuhan networking dan virtualitas dalam sistem hubungan juga penting.
Keberadaan cyberspace ini mengalihkan berbagai kegiatan yang awalnya dilakukan di dunia nyata. Contohnya adalah aktivitas politik, spiritual, ekonomi, seksual, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, sangat penting mengelola dinamika cyberspace di tengah kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan serba cepat.