Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
TC Timnas U19 : Sebuah Dejavu Dari Masa Lalu
9 September 2020 12:01 WIB
Tulisan dari Junior Cesaerea tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 sedang menjalani training camp yang berada di Eropa Timur tepatnya di Kroasia. Ini bukan pertama kalinya, tim nasional Indonesia menjalani training camp di Eropa Timur. Pada saat masa kepemimpinan Maladi, tepatnya pada bulan Agustus – Oktober 1956, untuk pertama kalinya PSSI melakukan tur ke Eropa. Dalam lawatannya ke Eropa tim nasional melakukan 13 kali pertandingan dan 12 diantaranya mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pengalaman dapat diambil dari kekalahan tersebut dan dapat digunakan sebagai modal diajang Olimpiade Melbourne 1956.
ADVERTISEMENT
Rangkaian tur eropa tim nasional Indonesia dimulai dari Baku untuk menghadapi klub Neftjanik. Pertandingan ini disaksikan kurang lebih 16.000 orang. Pada menara stadion terdapat tulisan “Selamat datang rombongan kesebelasan Indonesia”. Sebelum mulai pertandingan Maladi menyampaikan sebuah balasan dari pidato sambutan wakil ketua penerimaan rombongan, sebagai berikut:
“Dengan perasaan terharu saja mendengarkan kata-kata sambutan dari saudara Ketua, jang penuh dengan semangat persahabatan itu. Perkenankanlah saja atas nama Rakjat Indonesia dan rombongan jang saja pimpinkhususnya, untuk menjampaikan utjapan terimakasih dan salam persaudaraan lkita terhadap sambutan jang sangat meriah dan ramah-tamah itu. Selanjutnya, harapan kami tidak lain, mudah-mudahan pertemuan sore ini antara Neftjanik dan Indonesa dihiasi dengan permainan jang bersemnagat dan sportief dan dilakukan dalam suasana jang penuh kekeluargaan sesuai dengan harapan saudara Ketua pula. Terima kasih.”
ADVERTISEMENT
Sesudah pidato tersebut, lagu kebangsaan kedua negara mulai dikumandangkan. Setelah itu, pertandinganpun dimulai. Indonesia harus mengalami kekalahan pada pertandingan pertamanya di Eropa, Indonesia kalah dengan skor 3-1. Saat berada di Uni Soviet Indonesia hanya berhasil menang sekali saja dari kesebelasan buruh tekstil dengan skor 2-0. Di pertandingan lainnya Indonesia harus mengakui keunggulan lawan yakni 2-5 melawan Dynamo Tbilisi, 1-2 melawan Shaktar Stalinov, 1-2 melawan Avangar Kharkov, dan 2-5 melawan kesebelasan buruh Leningrad. Pada tanggal 6 September 1956, Indonesia kembali melanjutkan turnya ke Belgrade. Di Belgrade, Indonesia akan menghadapi tim nasional Yugoslavia. Melawan tim nasional Yugoslavia, Indonesia bermain cukup baik, namun kualitas pemain yang berbeda membuat Indonesia menjadi tertekan. Pada pertandingan ini Indonesia harus mengakui keunggulan dari Yugoslavia dengan skor 4-2. Pada 12 September 1956, Indonesia melanjutkan tur Eropanya ke Zagreb. Di Zagreb, Indonesia akan menghadapi tim nasional Kroasia. Menghadapi Kroasia, Indonesia kembali mengalami kekalahan dengan skor 2-5. Setelah dari Zagreb, Indonesia kembali berpindah negara. Tujuan berikutnya yakni Jerman Timur, Indonesia berhasil meraih satu kemenangan saat berada di Jerman Timur dengan mengalahkan Deutse Einhein 4-1. Pertandingan lainnya, Indonesia harus mengalami kekalahan dari tim nasional Jerman Timur dengan skor 3-1.
ADVERTISEMENT
Efek tur ke Eropa bisa dirasakan saat Olimpiade Melbourne, timnas Indonesia dapat menahan imbang Uni Soviet dengan skor 0-0 yang pada saat itu diperkuat oleh salah satu kiper terbaik di dunia yakni Lev Yashin. Selain itu, Indonesia juga memperoleh prestasi terbaiknya hingga saat ini yakni Juara 3 Asian Games 1958.
Kita berharap, Garuda Muda mendapatkan ilmu serta pelajaran yang bermanfaat walaupun hasilnya kurang memuaskan, karena para pendahulunya sudah merasakan apa yang mereka rasakan saat ini.