Konten dari Pengguna

Ironi Ketergantungan Manusia dan Teknologi Ponsel

Junjungan Sigalingging
I am nothing in between and a nihilst for as long as I can remember. The thing is my memory was only bought from a pawn shop.
22 Februari 2018 15:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Junjungan Sigalingging tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ironi Ketergantungan Manusia dan Teknologi Ponsel
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kita semuanya pasti setuju bahwa teknologi ponsel yang berkembang saat ini telah banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, manusia tidak seharusnya tergantung atau terlalu percaya pada teknologi itu sendiri. Alih-alih terbantu dengan teknologi, kita malah dirugikan oleh teknologi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Seperti pengalaman yang pernah saya alami ketika saya menggunakan suatu aplikasi di ponsel pintar yang diklaim mampu memberi saran untuk rute jalan terbaik untuk dilewati apabila kita menggunakan kendaraan.
Sebagaimana diketahui, Jakarta merupakan kota dengan kemacetan yang tinggi khususnya di jam-jam sibuk. Untuk mengatasi hal ini saya disarankan untuk menggunakan aplikasi di gadget untuk membantu menemukan rute tercepat kembali ke rumah.
Sebetulnya, saya sendiri sudah beberapa kali menggunakan bantuan aplikasi ini untuk menemukan rute mencapai alamat tertentu, namun belum pernah menggunakannya untuk menghindari macet. Keinginan saya menggunakan aplikasi ini muncul ketika saya pulang dari kantor lebih cepat karena kebetulan waktu itu adalah bulan puasa.
Pada saat itu, aplikasi menyarankan saya menggunakan rute yang tidak biasa saya lewati dan buruknya saya percaya saja. Rute yang disarankan berada di samping jalur kereta yang belum pernah sama sekali saya lewati, oleh karena itu saya benar-benar tidak mengetahui kondisi jalan di rute tersebut.
ADVERTISEMENT
Jalan tersebut ternyata hanya muat untuk dilewati satu kendaraan saja dan apabila ada kendaraan datang dari arah berlawanan maka semua kendaraan di jalur tersebut akan berhenti. Hal itu terjadi pada saya dan saya harus berhenti di jalan satu jam lamanya.
Aplikasi itu ternyata tidak bisa mendeteksi kondisi jalan di Jakarta yang sesungguhnya, sehingga kita harus bisa benar-benar bisa menilai apakah rute yang disarankan aplikasi memungkinkan untuk dilewati oleh kendaraan kita.
Teknologi memang diciptakan untuk membantu manusia, namun tetap saja manusia tidak boleh tergantung dan hanya mengandalkan itu saja. Saran saya, gunakanlah teknologi secara bijaksana dan cermat, jangan sampai teknologi justru merugikan kita seperti contoh pengalaman saya.
Ilustrasi Smartphone (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Smartphone (Foto: REUTERS/Aly Song)