Konten dari Pengguna

Karim Benzema: Isu Rasial di Les Bleus

Junjungan Sigalingging
I am nothing in between and a nihilst for as long as I can remember. The thing is my memory was only bought from a pawn shop.
9 Mei 2018 19:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Junjungan Sigalingging tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Karim Benzema: Isu Rasial di Les Bleus
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Karim Benzema (footer.com)
Karim sudah dua kali tidak dipanggil timnas Perancis. Yang pertama adalah ketika Perancis ikut pergelaran Euro 2016 yang juga dilaksanakan di Perancis, dan yang terakhir adalah babak penyisihan Piala Dunia yang akan dilaksanakan di Rusia tahun 2018. Didier Deschamps, pelatih timnas Perancis, bersikukuh pada putusannya bahwa Karim bukan bagian dari skuad Perancis, kendati performanya yang mengagumkan di Real Madrid, klub papan atas Spanyol.
ADVERTISEMENT
Persoalannya adalah Karim dianggap memberikan pengaruh “tidak menyenangkan” di tubuh timnas Perancis. Didier Deschamp menekankan bahwa ia tidak mendapatkan tekanan apapun ketika memutuskan hal ini. Namun ia mengakui bahwa prestasi pemain bukan satu-satunya penilaian untuk menentukan masuk tidak nya seorang pemain ke skuad yang dipimpinnya. Artinya ada hal lain yang membuat Karim terlempar dari Les Bleus.
Pada tahun 2015, Karim terlibat kasus skandal video porno teman timnasnya yang bernama Mathieu Valbuena. Ia dituduh terlibat melakukan pemerasan yang dialamatkan kepada teman timnasnya tersebut. Dalam pengakuannya ia menyebutkan bahwa ia tidak pernah melakukan pemerasan tersebut namun sekedar menjadi penghubung antara temannya yang memiliki video tersebut dengan Valbuena. Skandal ini telah menyeret Karim ke pengadilan di tahun 2015, sekalipun pada tahun 2017 Pengadilan Tinggi Perancis telah membatalkan keputusan ini.
ADVERTISEMENT
Publik Perancis pun menjadi terbelah dalam melihat permasalahan ini. Sebagian berpikir bahwa Karim layak mendapatkan perlakuan ini, namun sebagian lain melihat bahwa ini adalah tindakan rasial yang dilakukan kepada pemain keturunan Aljazair ini. Valbuena dianggap mewakili masyarakat asli Perancis sedangkan Karim adalah warga negara Perancis keturunan. Ada anggapan dari masyarakat pendukung Karim bahwa kejadian ini terjadi karena Karim yang notabene adalah warga keturunan dianggap mengganggu Valbuena yang merupakan warga asli Perancis. Namun pada akhirnya kedua pemain tersebut tidak dipanggil oleh Didier Deschamps atas alasan “harmonis” dan “keseimbangan”.
Di luar persoalan timnas, Perancis memang kerap kali dilanda isu rasial. Hal ini semakin terasa ditengah-tengah meningkatnya arus imigran yang datang ke tanah Eropa. Ini sangat ironis, mengingat UEFA (Organisasi Sepak Bola Eropa) sangat menghargai perbedaan. Sepak bola Eropa yang sangat terkenal dengan slogan ‘Respect’ Diversity (menghargai perbedaan) ini, menjadi tercoreng akibat dari persoalan Karim Benzema ini.
ADVERTISEMENT
Karim Benzema di usianya yang sudah 29 tahun, hingga saat ini masih berharap untuk dapat membela timnas Perancis. Apalagi putusan pengadilan sudah mencabut tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dan tentunya publik dunia masih sangat mengharapkan penampilannya di Piala Dunia 2018 yang kemungkinan menjadi Piala Dunia terkahirnya apabila ia dipanggil timnas. Sekalipun demikian, Didier Deschamps sepertinya belum menunjukkan sinyal-sinyal perubahan. Apakah Karim Benzema akan bermain di Rusia tahun ini? Mari sama-sama kita doakan.
***