Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anak Muda Jangan Asal Nyoblos!
29 November 2023 16:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Justian Pilar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan memilih pemimpin baru. Tepatnya pada Rabu, 14 Februari 2024 pencoblosan akan dilaksanakan. Anak muda memiliki peran yang sangat penting dalam agenda besar ini. Lebih dari 55% pencoblos merupakan anak muda yang dihuni oleh milenial dan Gen Z. Artinya, para muda-mudi memiliki andil besar bagi bangsa ini, setidaknya dalam hal memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tentu bukan hal yang sederhana. Sekarang ini banyak anak muda yang kian apatis dengan hal berbau politik. Hal ini dapat dilihat mulai dari tingkat kampus yang katanya merupakan miniatur negara. Aktivitas politik kampus kian hari rasanya kian mendekati ajalnya. Hal ini sedikitnya nampak pada salah satu kampus yang ada di Yogyakarta. Dalam beberapa tahun ke belakang, jumlah pencoblos baik gubernur di tingkat fakultas maupun presiden di tingkat universitas semakin menurun.
Krisisnya kesadaran politik pada anak muda menjadi hal yang berbahaya. Memang, kondisi ini tak bisa dilepaskan dari kehadiran teknologi yang semakin maju. Milenial dan Gen Z semakin individualis dengan berbagai hasrat untuk memuaskan diri sendiri. Seharusnya, hadirnya beragam teknologi dan media sosial jangan sampai memperbudak anak muda. Anak muda lah yang seharusnya mampu membuat teknologi dan media sosial sebagai alat. Sebuah alat untuk membawa kebermanfaatan untuk masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi membahas tentang pencoblosan. Anak muda sekarang ini lebih banyak suka terhadap hal-hal yang menyenangkan. Gaya politik lama tentu tak akan membuat anak muda senang karena cenderung penuh gesekan dan tekanan. Pada akhirnya, partai politik atau para tokoh yang sedang mencari suara harus mencari cara agar mampu menggaet suara anak muda. Setidaknya membuat anak muda tertarik atas partai ataupun tokoh politik.
Banyak cara untuk menarik perhatian anak muda. Konten jedag-jedug di TikTok, main sabet sarung, menawarkan anak muda sebagai pemimpin, tampil gemoy, memainkan gaya populis, atau bahkan mengganti wajah orang di baliho menjadi Ultraman? Itu hanya sebagian, lebih banyak lagi cara yang bisa digapai untuk menarik perhatian anak muda.
ADVERTISEMENT
Memang terbukti bahwa hal demikian cukup menarik. Banyak anak muda yang tak lagi berpikir rasional untuk menentukan siapa pemimpin republik ini. Siapa yang paling menyenangkan atau bisa tampil asyik akan menjadi top of mind. Gagasan yang hebat untuk sekarang ini mungkin akan dinomorduakan. Keberhasilan bagi sebuah partai politik, tapi kegagalan bagi anak muda.
Menikmati hal-hal menyenangkan dari para politikus adalah hal yang wajar, memang itu cara mereka untuk sekarang. Namun, dalam memilih pemimpin adalah hal yang serius. Anak muda jangan sampai kalah dan harus siap mengambil peran. Mungkin, sebagian dari anak muda menganggap bahwa siapa pun presiden dan wakil presidennya tak akan berdampak signifikan.
Perlu diingat bahwa pasti pemimpin baru bangsa ini akan memiliki kebijakan yang kelak membawa pengaruh terhadap masyarakat luas. Entah itu kepada para petani, pedagang kecil, nelayan, guru honorer atau bahkan para elite pemilik bisnis. Visi-misi oleh para capres dan cawapres menjadi pedoman penting dalam memilih dan anak muda jangan sampai terkecoh. Keberlanjutan bangsa ini ada pada suara anak muda.
ADVERTISEMENT