Konten dari Pengguna

Pentingnya Menerapkan Model Kepemimpinan Agile Leadership di dalam Ormawa

Justian Pilar
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY sekaligus gelandang bertahan.
18 Juli 2023 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justian Pilar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Agile Leadership. Gambar: Justian Pilar
zoom-in-whitePerbesar
Agile Leadership. Gambar: Justian Pilar
ADVERTISEMENT
Di tengah menurunnya eksitensi ormawa saat ini, para pemimpin di di tingkat mahasiswa harus mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Diketahui ormawa pada saat ini memiliki beragam stigma negatif. Di antaranya adalah budaya senioritas yang negatif, invaluable, dan terkesan membuang waktu. Ditambah banyaknya program pemerintah yang memberikan benefit secara jelas.
ADVERTISEMENT
Salah satu solusi bagi pemimpin di tingkat ormawa saat ini adalah menerapkan model kepemimpinan “Agile Leadership”. GreatNusa mengartikan agile leadership sebagai sebuah pendekatan dalam kepemimpinan yang bertujuan untuk menciptakan organisasi yang responsif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan dinamis.
Sejak pandemi covid pada tahun 2020 muncul era baru bagi manusia yang mana harus mampu beradaptasi dalam ruang tradisional (offline) dan digital (online). Transisi ini berdampak pada tingkat kompleksitas yang tinggi pada kehiudpan manusia serta sulitnya prediksi atas sebuah fenomena yang akan terjadi. Kondisi ini mendorong pemimpin, di sektor publik ataupun swasta, untuk menerapkan kepemimpinan agile agar tetap produktiuf.
Faktor lain yang mendorong munculnya model agile leadership dijelaskan oleh Oktarian dkk. (2017). Kepemimpinan agile dimotori oleh kebiasaan generasi Y atau milenial (orang kelahiran 1981-1996). Milenial merupakan golongan tech savvy, yakni orang-orang dengan kemampuan menggunakan dan memahami teknologi dengan baik. Generasi milenial memiliki kecenderungan untuk memulai hal-hal baru dan lebih individualistis, egosentris, apatis, serta mudah bosan. Mereka dikenal sebagai generasi dengan pendidikan tinggi dan inovasi tinggi, tetapi memiliki komitmen dan loyalitas yang rendah. Milenial selalu ingin mencari peluang baru. Kebiasaan milenial ini tanpa disadari telah berlanjut ke generasi selanjutnya, Gen Z.
ADVERTISEMENT
Pengembangan kepemimpinan merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan dan keberhasilan suatu organisasi, termasuk Organisasi Mahasiswa (Ormawa) saat ini yang mana dihuni oleh Gen Z. Dalam era yang penuh dengan perubahan cepat seperti saat ini, gaya kepemimpinan tradisional seringkali tidak cukup efektif. Oleh karena itu, menerapkan konsep kepemimpinan seperti agile leadership menjadi semakin relevan.
Dalam konteks Ormawa, penerapan Model Kepemimpinan Agile Leadership dapat memberikan manfaat yang signifikan. Berikut adalah beberapa poin penting dalam penerapan model ini:
1. Visi Bersama dan Orientasi pada Hasil
Visi tidak hanya berpacu pada inisiatif dan inovasi dari pemimpin. Akan tetapi, semua anggota memiliki peran aktif dalam menentukan tujuan dan sasaran organisasi. Fokus ditempatkan pada hasil yang diinginkan dan memberikan nilai tambah bagi anggota dan masyarakat. Satu prinsip yang dapat diterapkan adalah dengan mindset "creating shared value".
ADVERTISEMENT
2. Tim yang Mandiri dan Kolaboratif
Jika dibuat sebuah analogi, organisasi sama halnya dengan tubuh manusia. Jika manusia memiliki organ untuk melanjutkan hidup, organisasi juga memiliki divisi atau bidang dengan fungsi masing-masing. Pemimpin harus mendorong pengambilan keputusan divisi-divisi yang ada sesuai dengan fungsinya agar organisasi tetap hidup. Selain itu, kolaborasi sangat penting untuk mencapai visi utama organisasi. Seperti organ manusia yang berhubungan satu sama lain untuk tetap hidup.
3. Adaptabilitas dan Responsif terhadap Perubahan
Ormawa yang menerapkan agile leadership memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan yang cepat. Struktur organisasi yang fleksibel memungkinkan adaptasi yang lebih cepat terhadap situasi dan perubahan yang tidak terduga. Pemimpin menjadi pemantik perubahan dan mendorong anggota untuk beradaptasi dengan cepat, sehingga Ormawa dapat tetap relevan dan efektif.
ADVERTISEMENT
4. Pembelajaran dan Peningkatan Terus-Menerus
Model kepemimpinan ini juga mendorong budaya pembelajaran yang kontinyu di dalam Ormawa. Kesalahan dianggap sebagai kesempatan untuk belajar dan bereksperimen, bukan sebagai kegagalan. Pemimpin dan anggota diajak untuk berbagi pengetahuan, memberikan umpan balik, dan terus meningkatkan kualitas kerja serta kompetensi masing-masing. Hal ini jangan sampai disalahartikan sebagai bentuk senioritas negatif. Senior terlebih alumni seharusnya mampu mendorong pemikiran yang lebih terbuka. Bukannya malah untuk melakukan intervensi berlebih.
5. Komunikasi Terbuka dan Transparansi
Komunikasi yang terbuka dan transparan menjadi landasan penting dalam penerapan Agile Leadership. Pemimpin Ormawa perlu menciptakan lingkungan yang aman dan memfasilitasi dialog yang jujur antara anggota. Hal ini membantu mengurangi hambatan komunikasi, mempercepat aliran informasi, dan membangun kepercayaan antara anggota Ormawa.
ADVERTISEMENT
Para pemimpin atau ketua ormawa harus segera beradaptasi, salah satunya dengan menerapkan model kepemimpinan agile leadership. Dengan manfaat yang begitu banyak, penerapan model kepemimpinan ini akan membawa ormawa untuk tetap survive di tengah masalah yang kompleks.