Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Populisme: Sebuah Pendekatan Politik
28 Juni 2023 19:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Justian Pilar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap aktor politik pasti memiliki gaya kepemimpinan tersendiri. Salah satu model kepemimpinan adalah gaya populis. Populisme atau populis merupakan sebuah pendekatan politik yang mendorong pemimpin untuk dekat dengan rakyat. Strategi ini mendorong konsepsi masyarakat yang dianggap ideal serta membangun utopia restropektif. Secara sederhana, pemimpin populis dipahami sebagai merakyat, populer, dan berada di tengah-tengah rakyat kecil.
ADVERTISEMENT
Gaya kepemimpinan populis menjadi aspek penting dalam komunikasi politik. Dalam dimensi komunikasi politik, populisme berperan untuk melakukan konstruksi komunikatif kepada rakyat umum “the people” untuk memberikan bahwa sosok pemimpin mendahulukan rakyat dan pendapat mereka pada keputusan politik, atau secara retoris menyatukan diri dengan rakyat. Karakteristik pemimpin populis direpresentasikan melalui sikap karismatik dan idiom perlawanan terhadap elite.
Kehadiran media sosial menjadi salah satu faktor kesuksesan pemimpin populis dalam melakukan komunikasi politik. Twitter menjadi platform yang nyaris sempurna bagi pemimpin populis. Twitter menyajikan fasilitas bagi aktor politik untuk melakukan penyampaian informasi sekaligus interaksi kepada para masyarakat Twitter. Gaya populisme biasanya menunjukkan kecenderungan adanya kombinasi penyampaian wacana politik disertai dengan hiburan untuk membangun personalisasi aktor politik.
ADVERTISEMENT
Konsistensi pemimpin populis dalam melakukan komunikasi politik melalui Twitter terbukti efektif. Salah satu tokoh politik di Indonesia yang menggunakan Twitter sebagai sarana komunikasi adalah Ganjar Pranowo. Dilihat dari cuitannya, Ganjar merupakan sosok pemimpin dengan Gaya populis. Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa konsistensi penggunaan Twitter oleh Ganjar sebagai pemimpin populis cukup sukses. Ditandai dengan kemenangannya menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Pendekatan komunikasi politik populis Ganjar melalui media Twitter berhasil membangun political branding-nya sebagai sosok pemimpin yang dekat rakyat. Ia dikenal sebagai tokoh yang tak segan untuk berbaur langsung dengan masyarakat. Ganjar juga sering kali menunjukkan kegiatan pribadinya diluar wacana politiknya.
Di Indonesia, gaya populis terbukti membawa pengaruh yang begitu besar di masyarakat. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, juga dikenal sebagai populis. Setelahnya, pada tahun 2014 hingga 2024 Indonesia juga dipimpin oleh seorang populis, Presiden Joko Widodo. Hal ini tentu tak terlepas dari identitas masyarakat mayoritas yang diusung oleh pemimpin populis. Meski secara praktis gaya populis membawa keberhasilan dalam dinamika politik, populisme juga memiliki risiko yang harus di hadapi oleh suatu bangsa.
ADVERTISEMENT
Populisme sebagai pendekatan politik berisiko pada terpecahnya kelompok masyarakat yang diakbitakan oleh pembentukan identitas politik seorang tokoh. Hal ini ditengarai adanya konstruksi masyarakat yang membuat narasi pada identitas politik tertentu. Secara kumulatif, populisme berisiko pada munculnya kebijakan diskriminatif terhadap warga negara.
Terlepas dari baik dan buruknya gaya kepemimpinan populis, tidak dipungkiri bahwa strategi ini halal bagi sebuah demokrasi dan efektif untuk diterapkan di Indonesia.