Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Hubungan Memori dan Bahasa: Menciptakan Proses Belajar yang Optimal dan Efektif
28 November 2024 18:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Justin Eduardo Lucius tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teman-teman di kehidupan ini kita seringkali mendengar kata belajar. Belajar merupakan salah satu aktivitas yang tidak dapat dilewatkan di setiap detik kehidupan kita. Ketika kita membuka mata kita untuk pertama kalinya, kita mulai untuk belajar akan kondisi di sekitar kita. Beberapa bulan kemudian kita mulai untuk belajar berkata-kata walaupun masih terbata-bata. Berdasarkan penelitian dari Muh. Sain, Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama. Belajar menekankan sebuah poin yaitu perkembangan, hal itu menjadikan pemikiran dan pelafalan kita jadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Belajar tentu berpusat pada pikiran kita. Ketika kita belajar, ada sebuah materi yang masuk ke dalam pikiran kita dan tersimpan maupun berkembang di dalam pikiran kita. Tempat dimana materi tersebut berada disebut sebagai memori. Kemudian materi yang berada di memori kita berproses yang kemudian keluar menjadi kata-kata yang kita ucapkan, dan hal itu disebut sebagai bahasa. Pada akhirnya memori dan bahasa saling terikat dan tidak dapat dipisahkan.
Memori
Berdasarkan penelitian dari Yanti Rubiyanti, Memori adalah bagian dari aspek psikologis yang berfungsi dalam menerima, menyimpan, dan mereproduksikan informasi dan kesan. Memori merupakan unsur penting yang berada dalam pikiran kita. Tanpa adanya memori, sudah dipastikan kita tidak bisa untuk mempelajari suatu informasi. Memori memiliki tiga tahapan, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Encoding
Encoding merupakan pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit saraf internal. Contohnya, ketika kita berkenalan dengan si A dan menyebut namanya kita mencatat atau memasukkan namanya ke dalam ingatan kita.
2. Storage
Storage merupakan ketika informasi dipertahankan atau disimpan di dalam memori, Kemudian berapa lama informasi tersebut berada di memori; dalam bentuk apa informasi tersebut disimpan; di bagian mana informasi itu disimpan. Contohnya, ketika kita telah memasukkan nama si A kedalam ingatan kita, nama si A kita simpan dalam memori kita dan di posisikan disebelah mana nama tersebut disimpan.
3. Retrieval
Retrieval merupakan mengingat kembali informasi yang telah kita simpan sebelumnya guna untuk mengeluarkan kembali informasi tersebut, hal itu dapat kita sebut sebagai recall. Contohnya, ketika kita telah menyimpan nama si A dalam memori kita, kemudian kita bertemu kembali dengan si A dan mengingat kembali namanya.
ADVERTISEMENT
Bahasa
Ketika kita berbicara kepada sesama, kita menggunakan suatu sistem bunyi yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi, itulah yang kita sebut sebagai bahasa. Menurut Richards, Platt & Weber (1985), Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulis. Dengan adanya bahasa, kita jadi lebih mudah untuk mengungkapkan apa yang berada di pikiran kita hingga membentuk suatu komunikasi yang indah.
Mekanisme Hubungan Memori dan Bahasa
Memori dan bahasa saling terkait dan saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa merupakan alat untuk mengkodekan, menyimpan, dan mengambil informasi dari memori, sedangkan memori membentuk fungsi bahasa dengan mempertahankan informasi linguistik, seperti kosakata, tata bahasa dan asosiasi semantik. Dengan kata lain, kemampuan bahasa kita memengaruhi cara kita mengingat informasi, dan memori kita memengaruhi cara kita menggunakan bahasa. Jadi memori dan bahasa tidak dapat berjalan sendiri melainkan saling melengkapi.
ADVERTISEMENT
Mungkin pada awalnya interaksi antara memori dan bahasa tidak terlihat jelas, namun interaksi ini diperlukan ketika mencoba untuk memimpin percakapan dengan baik. Maka dari itu, kita disarankan untuk banyak membaca dan berdiskusi dalam rangka melatih interaksi antara memori dan bahasa. Ketika kita membaca, maka akan ada informasi yang terserap kedalam memori kita. Setelah itu, kita berdiskusi untuk saling bertukar informasi dan pandangan-pandangan. Ketika kita berdiskusi, dari situlah timbul suatu komponen yaitu bahasa. Kemudian, dari membaca dan diskusi tersebut terjadi yang namanya proses belajar. Jadi sudah jelas bukan bahwa memori dan bahasa itu saling terikat dan sulit untuk dipisahkan dalam proses belajar kita.
Hambatan/Gangguan pada Memori dan Bahasa
Memori dan bahasa tidak terlepas dari gangguan-gangguan yang menghambat cara kerja setiap komponen tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyakit Alzheimer ditemukan oleh seseorang yang bernama Dr. Alois Alzheimer pada tahun 1906. Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak dan penyebab paling umum dari demensia. Hal ini ditandai dengan penurunan memori, bahasa, pemecahan masalah dan keterampilan kognitif lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Alzheimer dapat terjadi pada orang yang memiliki rentang usia 40 - 60 tahun.
Childhood Disintegrative Disorder (CDD), yang juga dikenal sebagai sindrom Heller dan disintegrative psychosis, adalah suatu kondisi langka yang ditandai dengan keterlambatan perkembangan yang terjadi pada usia yang lebih tua (>3 tahun), yaitu keterlambatan perkembangan bahasa, fungsi sosial, dan keterampilan motorik.
Referensi
Charan SH. Childhood disintegrative disorder. J Pediatr Neurosci. 2012 Jan;7(1):55-7. doi: 10.4103/1817-1745.97627. PMID: 22837782; PMCID: PMC3401658.
ADVERTISEMENT
Castellani RJ, Rolston RK, Smith MA. Alzheimer disease. Dis Mon. 2010 Sep;56(9):484-546. doi: 10.1016/j.disamonth.2010.06.001. PMID: 20831921; PMCID: PMC2941917.
Hanafy, M. S. (2014). KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 17(1), 66-79. https://doi.org/10.24252/lp.2014v17n1a5
Yani Rubiyanti, S. Psi. (2007). BIOPSYCHOLOGY: LEARNING AND MEMORY.