Konten dari Pengguna

Waspada! Bahaya AI Terhadap Karier Seniman Digital dan Tradisional

Justin Phelix
Saya adalah siswa dari SMAK IPEKA Tomang
19 Oktober 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justin Phelix tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-photo/futuristic-computer-graphic-glowing-human-face-generative-ai_40964102.htm
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-photo/futuristic-computer-graphic-glowing-human-face-generative-ai_40964102.htm
ADVERTISEMENT
Apa itu AI? Menurut Universitas Stekom, “AI adalah Kecerdasan Buatan, seperti kepanjangan AI yaitu Artificial Intelligence, AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.” Di era digital sekarang di mana segala hal dapat diperoleh dengan mudah, AI telah mendominasi dunia kita. Tentu, AI memiliki dampak baik maupun dampak buruknya. AI memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai bidang; bidang kesehatan, bidang industri, bidang pendidikan, bidang seni, hingga bidang TIK. Pada bidang seni, teknologi AI dapat mengancam karir seorang seniman digital maupun tradisional.
ADVERTISEMENT
Menurut the World Economic Forum: Dalam laporan Future of Jobs, diprediksikan bahwa 85 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi pada tahun 2025, sementara 97 juta pekerjaan baru akan tercipta, banyak di antaranya terkait dengan teknologi dan AI. AI memiliki berbagai macam fitur, salah satunya adalah fitur untuk membuat "AI generated images". Salah satu AI yang paling terkenal untuk membuat "AI generated images" adalah pada AI DALL-E. Hal ini dapat mengakibatkan banyak seniman digital maupun tradisional kehilangan pekerjaan mereka karena telah diambil alih oleh AI. Karya asli membutuhkan waktu; para seniman harus memikirkan konsep terlebih dahulu dan mempelajari berbagai teknik untuk menciptakan karya yang unik serta ekspresif. Walaupun "art style" AI saat ini dapat dibedakan, kita tidak tahu betapa maju perkembangan AI di masa yang akan datang ini.
ADVERTISEMENT
Dengan AI Generatif, tidak ada perasaan yang dikomunikasikan, tidak ada kehidupan yang dapat diekspresikan, tidak ada pesan atau makna, tidak ada proses kreatif, dan karena itu tidak ada nilai yang tertanam dalam “karya” tersebut. AI telah merebut “the purpose of art”. Teknik, latihan, ciri khas, itulah yang membentuk karakter suatu seniman. Selain itu, AI memiliki kemampuan untuk meniru dan membuat karya yang berkali-kali lipat lebih cepat daripada seniman asli. AI bekerja dengan mencuri sejumlah besar karya seni yang dibuat oleh seniman asli, menyatukannya, dan menggunakannya untuk membuat gambar buatannya sendiri.
Lantas, apakah AI Generatif sama sekali tidak memiliki dampak positif apa pun? Menurut masterofcode.com, “Salah satu manfaat AI Generatif yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk mengurangi biaya operasional dan menghemat waktu . Dengan mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang, perusahaan dapat mengalokasikan kembali sumber daya ke area yang lebih penting. Hal ini memungkinkan peningkatan efisiensi dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar.” Selain itu, AI Generatif mendukung pembuatan berbagai jenis konten secara cepat untuk berbagai platform.
ADVERTISEMENT
Seperti mayoritas benda buatan manusia, AI juga punya kekurangannya sendiri. AI Generatif tidak dapat menggantikan kreativitas manusia sepenuhnya karena AI sendiri tidak memiliki kemampuan untuk memunculkan ide-ide baru atau mengenali konsep-konsep abstrak seperti humor atau ironi, semua hal yang memerlukan sentuhan manusia. Selain itu, seluruh karya AI Generatif tidak otentik. Hal ini dikarenakan AI bergantung pada algoritma dan kumpulan data yang telah ada sebelumnya. Salah satu contoh kejadian di mana AI generatif disalahgunakan adalah pada kejadian Colorado State Fair di mana lomba ini dimenangkan oleh seseorang yang memanfaatkan kecerdasan buatan bernama Mid Journey, sehingga menimbulkan perdebatan.
Dapat disimpulkan bahwa AI, memiliki dampak besar pada dunia seni, baik bagi seniman digital maupun tradisional. AI dapat menghasilkan karya dengan cepat, hal ini mengancam keberadaan dan karir seniman digital dan tradisional. Meskipun demikian, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan kreativitas manusia. Oleh karena itu, penting bagi para seniman untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi ini tanpa kehilangan identitas dan nilai seni mereka.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
World Economic Forum. (2023). Future of Jobs. Diakses dari https://www.weforum.org/publications/series/future-of-jobs/
Corralldesign. (2023). AI Harm Hypocrisy. Diakses dari https://www.corralldesign.com/writing/ai-harm-hypocrisy
Amazon Web Services. (2023). What is Generative AI? Diakses dari https://aws.amazon.com/id/what-is/generative ai/#:~:text=AI%20generatif%20dapat%20meningkatkan%20produktivitas,balik%20manusia%20dan%20batasan%20tertentu.
Universitas Stekom. (2023, July 12). Apa itu AI Kecerdasan Buatan: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan. Diakses dari https://stekom.ac.id/artikel/apa-itu-ai-kecerdasan-buatan-pengertian-kelebihan-kekurangan
Master of Code. (2024, September 27). Benefits of Generative AI. Diakses dari https://masterofcode.com/blog/benefits-of-generative-ai
Jurnal ISI SKA. (2023, August 27). Pengaruh AI Terhadap Dunia Seni. Diakses dari https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/citrawira/article/view/4741
Bloomberg Technoz. (2024, August 20). Teknologi AI Menggeser 85 Juta Pekerjaan di Tahun 2025. Diakses dari https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/46823/teknologi-ai-menggeser-85-juta-pekerjaan-di-tahun-2025