Konten dari Pengguna

Kebijakan Gender Trump:Pembelaan Nilai Tradisional atau Pembatasan Hak Individu?

Justin Calvin Keita
Mahasiswa Aktif Fakultas Hukum Diponegoro
12 November 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justin Calvin Keita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Terpilih Amerika Serikat 2024 (Sumber: Kevin Dietsch/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Terpilih Amerika Serikat 2024 (Sumber: Kevin Dietsch/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024 membawa janji perubahan besar dalam kebijakan sosial, khususnya terkait isu gender dan perlindungan anak. Trump menyatakan komitmennya untuk mengembalikan konsep gender ke definisi “male” dan “female” berdasarkan kelahiran. Ia juga menyatakan agar prosedur medis terkait transisi gender pada anak-anak dilarang secara nasional dan mendukung langkah hukum bagi mereka yang merasa dirugikan oleh tindakan medis ini.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah ini telah menuai pujian sekaligus kritik. Para pendukung Trump menyebut kebijakannya sebagai “perlindungan terhadap anak” dari tren yang dianggap membingungkan, sementara kritik menyebutnya sebagai pembatasan hak individu dan keluarga. Larangan ini, jika disahkan, berpotensi mengubah wajah kebijakan kesehatan dan pendidikan di Amerika Serikat, termasuk memperketat aturan pendanaan federal dan melarang sekolah untuk mendiskusikan konsep gender dengan siswa tanpa izin orang tua.
Bagi sebagian orang, kebijakan ini membawa harapan untuk mengembalikan nilai-nilai keluarga tradisional. Namun, ada yang khawatir dampaknya adalah penghilangan akses dukungan bagi remaja yang benar-benar memerlukan bantuan terkait identitas gender. Kebijakan ini mencerminkan garis batas yang makin jelas antara nilai-nilai tradisional dan hak individu di era modern, yang kelak dapat membentuk lanskap sosial Amerika secara luas.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Trump, bagi sebagian besar pihak, bukan sekadar perubahan administratif, namun dapat mempengaruhi kehidupan jutaan keluarga dan individu, memicu perdebatan panjang tentang batasan kebebasan pribadi di Amerika Serikat.