Konten dari Pengguna

Teknologi Artificial Intelligence dalam Kehidupan Generasi Muda

Andhika Satya Wibowo
Saya adalah pegawai di perusahaan swasta dan sebagai mahasiswa kelas karyawan di universitas pamulang
15 Oktober 2024 10:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andhika Satya Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Artificial Intelligence, Kredit : StockCake.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Artificial Intelligence, Kredit : StockCake.com

Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu isu paling mencolok dalam dunia teknologi saat ini.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, AI tidak hanya mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi, tetapi juga memengaruhi dunia pendidikan, khususnya kalangan generasi muda pada era Society 5.0.
ADVERTISEMENT
Society 5.0 adalah era di mana teknologi akan membantu kehidupan sehari-hari manusia. Munculnya Google Assistant, ChatGPT, AI Character, Voice Assistant, dan juga lukisan-lukisan serta musik hasil buatan AI menjadi contoh permulaan dari Society 5.0 ini.
Ilustrasi Virtual Reality, Kredit : StockCake.com
Saat ini banyak sekali generasi muda yang menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dari segi nilai-nilai, cara berpikir mereka tidak hanya dibentuk langsung oleh peran orang tua, tetapi juga dari teknologi yang selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membawa manfaat yang signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dalam segi pekerjaan, AI dapat mengerjakan tugas yang dilakukan oleh manusia dengan menyajikan instruksi pembelajaran sesuai permintaan, mencari referensi sumber belajar tertentu, bahkan mampu mengerjakan tugas-tugas administrasi seperti penilaian, penganggaran, pengelolaan sumber daya manusia di sekolah, personalisasi untuk murid, dan tugas rutin lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang dilakukan oleh Google Indonesia, 43% pengguna AI di Indonesia adalah generasi muda (Gen Z). Country Head of Android Google Indonesia, Denny Galant, memaparkan bahwa mereka adalah kelompok yang paling adaptif dan responsif terhadap teknologi AI.
Pada masa Covid-19, ketika masih banyak orang yang merasa khawatir, pembelajaran daring menjadi salah satu metode yang diterapkan. Kecerdasan buatan (AI) digunakan dalam platform pembelajaran daring untuk memberikan rekomendasi materi yang sesuai, menyesuaikan tingkat kesulitan, dan bahkan mengukur kemajuan belajar.
Ilustrasi Pandemic, Kredit : StockCake.com
Hal ini membantu mahasiswa belajar secara personal dan efisien. Contohnya dapat dilihat pada aplikasi seperti Ruangguru, Zenius, ataupun platform pembelajaran daring lainnya.
Membicarakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tak lagi seperti membayangkan masa depan yang penuh unsur futuristik. Sumber daya manusia sebagai aspek utama dalam mengadopsi teknologi, terutama kecerdasan buatan, tidak hanya harus memiliki keterampilan yang tepat, tetapi juga harus mampu menggunakan teknologi untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kaum muda juga tahu atau berharap tahu cara menggunakan perangkat ini. Meluasnya penggunaan ponsel pintar, tablet, dan komputer pribadi telah membantu anak-anak dan remaja untuk membiasakan diri dengan teknologi, termasuk AI.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa dampak positif dari AI terhadap generasi muda, salah satunya mempermudah akses ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan. Dari hasil riset yang ditemukan, banyak sekolah yang mulai memperkenalkan inovasi teknologi dengan menggunakan AI. Dalam bidang pendidikan, terdapat beberapa fungsi yang diberikan oleh AI, seperti:
1. AI dapat mempersonalisasi kegiatan belajar-mengajar (KBM) untuk setiap murid. Sistem AI dapat membantu membuat profil pembelajaran untuk setiap murid sesuai dengan kebutuhannya.
2. Voice Assistant akan memberikan informasi tertentu sesuai dengan pertanyaan yang diajukan melalui suara. Dengan adanya Voice Assistant, murid tidak harus bertanya kepada guru apabila guru sedang tidak ada di tempat.
3. AI juga bisa mengerjakan tugas yang selama ini dikerjakan secara manual oleh murid. Misalnya, dalam hal mengoreksi kuis atau soal ujian.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik banyaknya hal positif yang diberikan AI, terdapat juga dampak negatif yang timbul bagi perkembangan generasi muda, seperti:
1. Otomatisasi pekerjaan. Ketika AI berkembang semakin cerdas dan cekatan, banyak pekerjaan yang bisa diotomatisasi sehingga membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja manusia.
2. Manipulasi sosial. Potensi penyalahgunaan AI mencakup manipulasi sosial sebagai salah satu bahaya utama kecerdasan buatan. Kita sudah melihat contoh nyatanya melalui algoritma AI di platform media sosial yang dikenal sebagai social media bubbles effect. Algoritma curation di sosial media seperti TikTok dan YouTube memenuhi feed pengguna dengan konten terkait media atau berita yang mereka konsumsi sebelumnya, yang berpotensi membuat pengguna tertutup pada informasi di luar bubble-nya.
3. Privasi dan keamanan. Privasi dan keamanan menjadi salah satu isu yang banyak diperbincangkan di tengah masyarakat sejak berkembangnya internet dan teknologi canggih lainnya. Masyarakat menjadi khawatir akan keamanan data dan privasi mereka, termasuk kekhawatiran para orang tua terhadap anak-anaknya yang terpapar media sosial tanpa kontrol yang cukup.
ADVERTISEMENT
Meskipun perkembangan AI memiliki dampak positif dan negatif terhadap generasi muda, penggunaan AI terbukti membantu kehidupan mereka dalam berbagai bidang. Teknologi ini akan terus berkembang pesat, bahkan melebihi apa yang telah kita lihat saat ini.
Elon Musk, sebagai CEO Tesla dan SpaceX, mengklaim bahwa AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan. Meskipun hal itu mungkin tidak akan menghancurkan dunia, tetapi tetap merupakan sebuah kemungkinan yang seharusnya tidak diabaikan begitu saja.
Ilustrasi Elon Musk, kredit : StockCake.com
Selain Elon Musk, mantan CEO Google, Eric Schmidt, juga memperingatkan hal serupa terkait pengembangan AI. Ia mengklaim bahwa konsekuensi dari pengembangan AI bisa merusak kemanusiaan.
Ilustrasi Eric Schmidt Wikimedia.org, Kredit : Guillaume Paumier
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurut kalian, generasi muda? Apakah manfaat AI masih lebih besar daripada dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya?