Konten dari Pengguna

Amerika Serikat Desak Negara G7 Segera Umumkan Batas Harga Minyak Rusia

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
23 November 2022 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Katup kontrol di dermaga pipa tanker di pabrik gas alam cair (LNG) di Korsakov, Pulau Sakhalin, Rusia pada 17 Februari 2009. Foto: Natalia Kolesnikova/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Katup kontrol di dermaga pipa tanker di pabrik gas alam cair (LNG) di Korsakov, Pulau Sakhalin, Rusia pada 17 Februari 2009. Foto: Natalia Kolesnikova/AFP
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat mendesak negara anggota G7 untuk segera mengumumkan batas harga ekspor minyak Rusia. Diberitakan Reuters, negara G7 bersama dengan Uni Emirat Arab dan Australia dijadwalkan menetapkan batasan harga pada ekspor minyak Rusia melalui laut pada 5 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
Penetapan batasan harga tersebut dilakukan sebagai bagian dari sanksi akibat invasi Moskow ke Ukraina. Adapun tujuan mekanisme pembatasan harga ini adalah untuk mengurangi pendapatan minyak Rusia yang mendanai mesin perangnya sambil mempertahankan aliran minyaknya ke pasar global untuk mencegah lonjakan harga. Pembatasan tersebut dijadwalkan akan dimulai pada 5 Februari.
Menurut laporan Reuters, pejabat Departemen Keuangan mengatakan bahwa Uni Eropa kini sedang berkonsultasi dengan anggotanya mengenai batasan harga. Selain itu, keputusan tentang tingkat batas harga bisa datang segera setelah pertemuan duta besar UE pada Rabu atau Kamis.
Batas harga yang ditetapkan oleh G7 dimungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan termasuk asuransi, pengiriman, dan pembiayaan impor minyak Rusia kepada anggota koalisi, selama pembelian minyak bumi tersebut berada di bawah batas harga.
ADVERTISEMENT
Departemen Keuangan AS mengeluarkan pedoman yang menguraikan cara perusahaan asal negeri Paman Sam tersebut dapat menyediakan layanan tersebut tanpa penalti, selama pengiriman yang dilayani dibeli di bawah batas harga, Selasa (22/11).
Adapun koalisi telah sepakat untuk menetapkan harga tetap pada minyak Rusia dibandingkan dengan rate yang mengambang dan didiskon ke indeks harga minyak. Keputusan tersebut dipilih lantaran kekhawatiran akan adanya harga yang dipatok di bawah patokan minyak memungkinkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dapat dengan mudah memainkan mekanisme tersebut dengan mengurangi pasokan.
"Kami tidak punya alasan untuk mengharapkan mereka melakukan itu karena, pada akhirnya, itu bukan kepentingan mereka," imbuh pejabat Departemen Keuangan itu.
Sementara itu, pemberlakuan larangan impor energi Rusia membuat China dan India, selaku pembeli terbesar minyak Rusia, meraup untung dengan harga yang diskon. Pejabat AS mengatakan bahwa koalisi tidak berharap untuk menyesuaikan tingkat batas harga secara mingguan atau bulanan.
ADVERTISEMENT
"Setiap tindakan yang mereka ambil untuk menaikkan harga akan berdampak pada pelanggan baru mereka, pelanggan seperti India dan China yang mereka (Rusia) ingin tetap menjadi pelanggan minyak di masa depan," kata pejabat AS itu.
"Tujuan kami adalah untuk meninjau kembali ini secara teratur, yang dari sudut pandang saya, mudah-mudahan akan terlihat lebih seperti triwulanan atau bahkan setengah tahunan karena yang ingin kami lakukan adalah memberikan kepastian ke pasar," ujarnya.