Banyak yang Resign, Blue Origin Perusahaan Jeff Bezos Disebut Toxic

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2021 8:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jeff Bezos. Foto: Joshua Roberts/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Jeff Bezos. Foto: Joshua Roberts/Reuters
ADVERTISEMENT
Bob Smith, CEO Blue Origin, belum lama ini meminta karyawannya untuk kembali bekerja di kantor. Namun justru banyak karyawan yang memutuskan mengundurkan diri (resign) dari perusahaan luar angkasa yang dikembangkan Jeff Bezos itu. Hal ini diketahui karena terjadi turnover yaitu pergantian karyawan yang cukup tinggi dan adanya konflik internal di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Belakangan, beredar esai yang dibuat oleh 21 karyawan dan mantan karyawan Blue Origin terkait ketidaknyamanan mereka di tempat kerja tersebut. Mereka menyebut Blue Origin sebagai tempat kerja yang 'toxic'. Esai tersebut mengklaim bahwa perusahaan mendorong pekerja untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan yang ketat, menahan umpan balik internal, mengabaikan masalah keamanan, dan menciptakan lingkungan seksis bagi perempuan. Itu juga memberikan contoh dugaan pelecehan seksual
Dalam esai tersebut, mereka juga memberi alasan lain terkait hengkangnya karyawan. Hal ini terjadi akibat tekanan untuk kembali bekerja yang disebut manajemen sebagai "Blue Back Together". Sebagai respon wacana tersebut, ratusan karyawan menandatangani petisi meminta penerapan sistem kerja hybrid. Sayangnya, petisi tersebut tidak digubris sama sekali oleh pihak manajemen.
ADVERTISEMENT
Tingkat turnover juga diketahui melonjak di tahun ini. Juru bicara Blue Origin, dikutip dari CNBC, Senin (4/10) menjelaskan biasanya pergantian karyawan hanya mencapai 8% - 9% saja per tahunnya. Sebelumnya, turnover tidak pernah melebihi angka 12,7% dalam setahun. Jika melihat situasi perusahan di awal tahun 2021 ini, bahkan pergantiannya mencapai 20% yang berarti mengorbankan ratusan karyawan.
Kondisi ini mau tak mau memaksa pihak internal untuk menunda sejumlah program yang direncanakan Blue Origin. Untuk mendapatkan karyawan baru, mereka membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan hingga setahun. Eksodus yang terjadi pada Blue Origin saat ini, meliputi berbagai posisi seperti SVP New Shepard, Kepala Jaminan Misi, Direktur Senior Perekrutan, Direktur Penjualan Keamanan Nasional, Direktur Senior New Glenn, dan Manajer Senior New Glenn.
ADVERTISEMENT
Beberapa karyawan anonim menyebutkan konflik internal ini terjadi semenjak kepemimpinan Bob Smith sebagai CEO. Banyak pekerja yang tidak suka terhadap cara kepemimpinannya, bahkan dalam situs kerja Glassdoor, terhitung hanya 19% yang menyetujui Smith sebagai pemimpin.
Angka persentase tersebut berbanding terbalik dengan angka dari perusahaan lain seperti SpaceX yang memperoleh 91% persetujuan untuk Elon Musk sebagai CEO. Di sisi lain, CEO United Launch Alliance Tory Bruno, mendapat persetujuan 77% dari pegawainya.
Di tengah banyaknya konflik saat ini, Smith justru terlihat menggelontorkan jutaan dolar untuk mengekspansi ruang kantor baru yang berada di dekat kantor pusat. Beberapa sumber mengatakan, Smith meminta karyawan untuk bekerja di kantor September lalu, dan berencana melarang pekerjaan jarak jauh. Rencana Smith sempat didukung oleh Bezos.
ADVERTISEMENT
Namun, kini ia dikabarkan menolak rencana tersebut. Hanya pekerja esensial dengan jumlah terbatas yang diharuskan ke kantor. Sebagian besar sampai saat ini masih bekerja jarak jauh dan karena adanya konflik internal ini, rencana "Blue Back Together" ditunda hingga awal tahun 2022.