Belanja Rumah Tangga di Jepang Positif, tapi Risiko Inflasi Masih Membayangi
Konten dari Pengguna
6 September 2022 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari penurunan upah riil hingga aktivitas sektor jasa yang kian menyusut, data menunjukkan bahwa konsumsi swasta juga ikut terhenti.
"Kenaikan harga tanpa pertumbuhan upah dapat menjadi hambatan bagi pemulihan konsumsi swasta dalam enam bulan ke depan," kata Takumi Tsunoda, ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute, dikutip dari Reuters.
Data pemerintah pada Selasa (6/9) menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga naik 3,4 persen pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan bulan sebelumnya, pengeluaran turun 1,4 persen di bulan Juli, lebih besar dari perkiraan penurunan 0,6 persen.
Penurunan belanja rumah tangga diperkirakan karena konsumen yang masih takut untuk pergi ke toko karena meningkatnya kasus COVID-19 akhir-akhir ini.
Diketahui, jumlah kasus aktif COVID-19 di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan pada Minggu (24/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut perkiraan Saisuke Sakai, ekonom senior di Mizuho Research and Technologies, jika yen tetap di 140 per dolar selama enam bulan ke depan, rumah tangga Jepang akan dipaksa untuk menghabiskan 1,3 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya untuk makanan, energi, dan biaya penting lainnya.