1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Credit Suisse Merugi Imbas Nasabah Tutup Rekening dan Tarik Uangnya

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
28 November 2022 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi kantor Credit Suisse. Foto: AFP/Fabrice Coffrini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor Credit Suisse. Foto: AFP/Fabrice Coffrini
ADVERTISEMENT
Salah satu bank terbesar di Eropa, Credit Suisse, mencatat beberapa nasabah mereka telah menarik sebagian uangnya yang berdampak ke kerugian yang dialami perusahaan. Meski begitu, tidak banyak yang benar-benar menutup rekening.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pada minggu sebelumnya, pihak Credit Suisse mengatakan akan mengalami kerugian sebelum pajak hingga 1,5 miliar franc Swiss atau setara USD 1,6 miliar selama kuartal keempat.
Adapun klien dari kalangan atas telah melakukan penarikan besar-besaran yang kemudian menyebabkan penurunan besar dalam likuiditas dan menembus beberapa batasan regulasi.
Pengumuman tersebut membuat harga saham jatuh dan menyebabkan biaya untuk mengasuransikan utang Credit Suisse terhadap default meningkat.
"Di divisi Bank Swiss kami, aset klien telah stabil, dan kami telah kehilangan total 1 persen basis aset kami," kata Kepala unit Credit Suisse Swiss Andre Helfenstein dalam wawancara dengan surat kabar Swiss SonntagsZeitung, Minggu (27/11).
Adapun berbagai opsi telah diajukan untuk membantu bank terbesar kedua di Swiss tersebut kembali ke jalur yang benar. Helfenstein juga mengatakan bahwa memisahkan bisnis Swiss dari bisnis internasional bank merupakan bukan sebuah pilihan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penjualan bisnis klien pribadi dan divisi manajemen aset juga tidak dapat diperdebatkan.
Pada rencana restrukturisasi bulan lalu, bank tersebut akan memangkas ribuan pekerjaan pada tahun 2025, termasuk 2.700 karyawan pada akhir tahun ini. Menurut Helfenstein, tahun yang sulit juga akan berdampak pada moral karyawan.