ExxonMobil Keluar dari Rusia Usai Penghentian Proyek Secara Sepihak

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
18 Oktober 2022 13:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi ExxonMobil. Foto: Dok. SPHC
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi ExxonMobil. Foto: Dok. SPHC
ADVERTISEMENT
ExxonMobil Corp mengatakan bahwa pihaknya meninggalkan Rusia sepenuhnya pada Senin (17/10) lantaran Presiden Vladimir Putin mengambil alih propertinya, setelah tujuh bulan diskusi mengenai transfer 30 persen sahamnya secara tertib dalam sebuah proyek minyak besar.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Exxon menolak berkomentar terkait kelanjutan penentangan penyitaan melalui proses arbitrase internasional. Pihaknya juga tidak mengatakan tentang kompensasi aset yang nilainya mencapai lebih dari USD 4 miliar.
Adapun kepergian Exxon dari Rusia menandai bentrokan antara blok Barat dengan Rusia atas sektor energi, merujuk pada invasi yang dilakukan ke Ukraina pada akhir Februari lalu. Selain itu, perusahaan minyak lainnya seperti BP, TotalEnergies, Equinor, dan Shell memiliki semua properti yang ditransfer ke mitra Rusia atau meninggalkan operasi.
"Kami melakukan segala upaya untuk terlibat dengan pemerintah Rusia dan pemangku kepentingan lainnya," ujar juru bicara Exxon.
Exxon mengatakan pihaknya "keluar dengan aman" dari Rusia setelah pemerintah mengakhiri secara sepihak kepentingan perusahaan tersebut dalam proyek minyak dan gas terbesar di negara tersebut, Sakhalin-1.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Exxon telah mencoba melepaskan operasi Sakhalin-1 sejak 1 Maret silam. Setelah mengumumkan akan meninggalkan semua asetnya yang bernilai lebih dari USD 4 miliar tersebut, maka kemungkinan untuk menjual Sakhalin-1 pun terbuka.
Pada bulan April, Exxon mengungkapkan penurunan nilai USD 3,4 miliar di Rusia dan bulan ini mengisyaratkan biaya penurunan nilai kuartal ketiga USD 600 juta untuk aset tak dikenal. Exxon menilai kepemilikannya di Rusia lebih dari USD 4 miliar.
Pada 7 Oktober, Putin menyita saham Exxon dalam usaha patungan produksi minyak dan memindahkannya ke perusahaan yang dikendalikan pemerintah. Pada bulan Agustus, Putin telah menandatangani dekrit pertama yang menurut Exxon membuat jalan keluar yang aman dan ramah lingkungan dari Sakhalin-1 menjadi sulit.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui sebelumnya, Exxon telah mengurangi kehadirannya di Rusia sejak 2014, menyusul sanksi yang dikenakan kepada Moskow atas tindakannya mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina. Perusahaan Minyak dan Gas Alam India berencana untuk mengambil saham di entitas baru Rusia yang akan mengelola proyek Sakhalin-1 karena berusaha mempertahankan 20 persen saham dalam aset tersebut.