Konten dari Pengguna

Pakistan Akan Impor Sayuran dari Saingannya India untuk Atasi Banjir

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
30 Agustus 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang-orang terlihat di luar rumah mereka yang terendam banjir, menyusul hujan dan banjir selama musim hujan di Suhbatpur, Pakistan, Minggu (28/8/2022). Foto: Amer Hussain/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang terlihat di luar rumah mereka yang terendam banjir, menyusul hujan dan banjir selama musim hujan di Suhbatpur, Pakistan, Minggu (28/8/2022). Foto: Amer Hussain/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pakistan akan mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya India untuk mengurangi dampak banjir. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Miftah Ismail, mengingat harga pangan telah meningkat secara signifikan.
ADVERTISEMENT
"Kami dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India," kata Miftah Ismail kepada Geo News TV lokal yang dikutip dari Reuters, Selasa (30/8).
Selain dari India, dia juga mengatakan bahwa Turki dan Iran juga bisa menjadi pilihan lain.
Pakistan saat ini mengalami banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh hujan monsun. Bencana itu menyebabkan kerusakan luas yang mempengaruhi lebih dari 33 juta orang.
Bencana itu pun membuat lonjakan harga besar-besaran termasuk berbagai sayuran dan buah-buahan. Pasokan sayuran juga banyak yang rusak terkhususnya di kawasan Balochistan, Sindh dan Punjab selatan.
Pemerintah Pakistan pun berencana untuk impor pasokan kebutuhan pokok, meskipun Pakistan sebelumnya memutuskan hubungan dagangnya dengan India pada Agustus 2019, setelah keputusan India mencabut Pasal 370 yang memberikan status khusus terkait konflik Jammu dan Kashmir.
ADVERTISEMENT
Surat kabar Dawn melaporkan bahwa mantan penasihat keamanan Moeed Yousuf sedang mengerjakan beberapa proposal mengenai perdagangan dengan India.
Surat kabar tersebut turut menyatakan bahwa mantan penasihat perdagangan Razak Dawood juga berbicara pada beberapa kesempatan untuk memulai kembali perdagangan dengan India.