Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
RI Siap Genjot Produksi Batu Bara karena Banyak Permintaan Imbas Invasi Rusia
14 Juli 2022 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan negara-negara yang menolak disebutkan namanya, telah meminta pasokan batu bara dari Indonesia setelah ditetapkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
"Kami akan membantu setiap negara yang kekurangan bahan semacam ini sebanyak yang kami bisa," kata Arifin Tasrif saat wawancara dengan Reuters di sela-sela Sydney Energy Forum yang diselenggarakan oleh pemerintah Australia dan Badan Energi Internasional, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (14/7).
Target produksi batubara Indonesia tahun ini adalah 663 juta ton. Arifin tidak mengatakan berapa banyak target tersebut bisa dinaikkan karena banyaknya permintaan.
"Kami punya sumber daya. Kalau melihat keseimbangan, kami harus meningkatkan produksi kami," katanya, seraya menambahkan bahwa penambang wajib mencadangkan 25 persen untuk pasar domestik.
ADVERTISEMENT
Meski Eropa kekurangan pasokan, Arifin mengatakan batu bara Indonesia mungkin tidak memenuhi spesifikasi mereka. Ia menambahkan bahwa pembeli mungkin dapat menyesuaikan sistem pembakaran mereka.
"Jika situasinya sangat mendesak, terutama memasuki musim dingin di akhir tahun, kami tidak ingin membiarkan orang menderita tanpa batu bara. Kami harus melakukan sesuatu di kedua sisi."
Konferensi di Sydney tersebut difokuskan pada keamanan energi dan menemukan cara untuk mempercepat transisi ke netral karbon.
Arifin Tasrif juga mengatakan Indonesia melihat penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) sebagai cara penting untuk membantu memenuhi tujuan emisi nol bersih dan rencana untuk mengeluarkan kredit karbon untuk proyek CCS.
Dia mengatakan Indonesia akan mengeluarkan kredit karbon pertamanya untuk jenis proyek lain. Sudah ada tiga proyek percontohan CCS di Indonesia, dengan raksasa minyak dan gas seperti BP dan ExxonMobil Corp.
ADVERTISEMENT