Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Senator Amerika Serikat Ingin Bekukan Kerja Sama dengan Arab Saudi, Kenapa?
11 Oktober 2022 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat menyerukan pembekuan kerja sama dengan Arab Saudi , termasuk sebagian besar penjualan senjata pada Senin (10/10) . Hal tersebut disinyalir karena Arab Saudi membantu menanggung perang Rusia di Ukraina setelah OPEC+ mengumumkan akan memotong produksi minyak.
ADVERTISEMENT
Adapun kartel OPEC+ yang dipimpin oleh Saudi setuju untuk memangkas produksi sekitar 2 persen dari pasokan global. Pemotongan tersebut memicu kenaikan harga bahan bakar yang lebih tinggi karena Washington berupaya membatasi pendapatan energi Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
Presiden AS Joe Biden, yang merupakan seorang Demokrat, menegur pemotongan kelompok itu sebagai pandangan yang sempit karena dunia berurusan dengan dampak perang Rusia. Senator Bob Menendez menyerukan tindakan agresif sebagai tanda lain dari keretakan yang berkembang antara Amerika Serikat dan Arab Saudi.
"Amerika Serikat harus segera membekukan semua aspek kerja sama kami dengan Arab Saudi, termasuk penjualan senjata dan kerja sama keamanan di luar apa yang mutlak diperlukan untuk membela personel dan kepentingan AS," kata Menendez dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (11/10)
ADVERTISEMENT
"Tidak ada ruang untuk memainkan kedua sisi konflik ini, apakah Anda mendukung seluruh dunia bebas dalam mencoba menghentikan penjahat perang dari menghapus seluruh negara dari peta, atau Anda mendukungnya," lanjut Menendez.
Menurut laporan Reuters, harga minyak cenderung melonjak dua hari pasca pemotongan OPEC+ pada Jumat (7/10), tetapi kembali tergelincir pada Senin (10/10). Penurunan tersebut dengan patokan internasional minyak mentah Brent turun sekitar 1,8 persen pada USD 96,19 per barel.
Seperti yang diketahui, Arab Saudi merupakan pelanggan utama dalam hal peralatan militer buatan AS. Namun, para pemimpin Senat Hubungan Luar Negeri dan Komite Urusan Luar Negeri DPR meninjau kesepakatan senjata internasional utama, yang umumnya tidak berjalan tanpa persetujuan mereka.