Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
12 Dampak Negatif Internet bagi Anak dan Remaja
25 Februari 2022 18:05 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Apabila penggunaan Internet dilakukan dengan bijak dan menjauhi hal-hal buruk, tentunya akan mendatangkan dampak yang positif. Sedangkan, jika Internet digunakan tanpa pengawasan, kesadaran, dan secara sembarang, hal itu berpotensi memberi dampak negatif.
Dampak negatif Internet adalah sesuatu yang bisa merugikan, baik bagi penggunanya atau terhadap orang lain. Efek negatif dari Internet bahkan dapat berlangsung dalam waktu yang lama bila tidak segera dicegah atau diatasi.
Pengertian Internet
Berdasarkan buku berjudul Panduan Bijak Belajar Internet untuk Anak yang ditulis oleh Anhar, Internet merupakan jaringan atau sistem pada jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan sistem Global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP). Sistem tersebut merupakan protokol komunikasi packet switching untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer global yang luas dan besar, yaitu yang menghubungkan pengguna komputer dari satu negara ke negara lain di seluruh dunia. Internet berisi berbagai sumber informasi, mulai dari statis hingga dinamis dan interaktif.
Internet juga disebut dengan interkoneksi-jaringan (singkatan dari Internet). Internet berasal dari kata latin 'inter' yang berarti 'antara'. Jadi, bila digabungkan kata per katanya, bisa diartikan bahwa Internet merupakan jaringan antar atau penghubung.
Apa Dampak Negatif Internet pada Pelajar?
Lalu apa dampak negatif internet pada pelajar, baik itu anak-anak maupun remaja? Berikut adalah uraiannya.
Dampak Negatif Internet bagi Anak
Berdasarkan artikel Jurnal Edukasia Volume 6 Nomor 2 yang berjudul “Pengaruh Internet Bagi Anak” oleh Aheniwati, dampak negatif atau dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh Internet antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Menimbulkan penyalahgunaan
Dengan kemudahan dan kebebasan yang diberikan Internet, anak-anak bisa saja dengan mudah mengakses situs web. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak melihat apa yang seharusnya tidak mereka lihat, contohnya pornografi.
2. Menjadi pendiam
Menghabiskan waktu berjam-jam di Internet bisa membuat anak menjadi kecanduan dan mengubah kepribadiannya. Internet bisa membuat anak lebih senang mengasingkan diri dari lingkungan karena terlalu nyaman berada di dunia maya.
3. Memicu tindak kekerasan atau kejahatan
Pengabaian orang tua dalam mengawasi aktivitas berinternet anak dapat menyebabkan anak membuka dan menonton video atau film khusus untuk orang dewasa, seperti film aksi, kriminal, atau film bergenre mafia. Sehingga, anak-anak bisa terobsesi atau mengikuti kekerasan dalam film tersebut.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh Internet melalui gawai bagi anak. Menurut Maulida dalam artikel Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan berjudul “Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini”, tanda-tanda anak yang kecanduan gawai antara lain:
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif Internet bagi Remaja
Sementara, dampak negatif bagi remaja cenderung lebih berbahaya. Menyadur e-Book berjudul Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial bagi Anak dan Remaja yang ditulis Endah Triastuti dkk., berikut uraian selengkapnya.
1. Penindasan dunia maya
Jika anak-anak dan remaja menggunakan media sosial tanpa arah, melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan orang lain, dan mengonsumsi konten yang tidak ramah anak, mereka berpotensi mengalami gangguan yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas daring.
2. Pelecehan
Anak-anak dan remaja berpotensi mengalami pelecehan ketika mereka melakukan aktivitas media sosial yang berlebihan. Hal itu meliputi berbagi informasi secara tidak benar, mengomentari sesuatu secara tidak tepat, hingga ceroboh dalam berteman di media sosial.
3. Pornografi
Konsumsi gim online dan media sosial tanpa pengetahuan yang komprehensif tentang dunia yang mereka masuki dan kurangnya kontrol memadai dari negara dan keluarga berpotensi mengekspos remaja dan anak ke konten pornografi. Hal demikian merupakan salah satu ancaman terbesar bagi anak-anak dan remaja baik online dan offline.
ADVERTISEMENT
4. Kekerasan
Anak-anak dan remaja cenderung mudah terpengaruh konten kekerasan saat mengonsumsi foto atau video di platform media sosial.
5. Eksploitasi seksual
Media sosial sangat rentan disusupi oleh predator online yang selalu mengincar anak-anak dan remaja untuk dieksploitasi secara seksual.
6. Perilaku menyakiti diri sendiri dan merusak
Meski kasus ini tak muncul di jurnal penelitian sebelumnya, sejumlah anak dan remaja menyadari praktik penghancuran diri oleh anak-anak dan remaja pemilik akun media sosial yang mengekspos praktik ini di media sosial untuk konsumsi publik.
Anak-anak dan remaja juga mulai memiliki pengetahuan bahwa praktik merusak diri di media sosial didorong oleh perasaan ingin mencari sensasi atau perhatian dari publik.
7. Panik/cemas/rendah kepercayaan diri/gagap sosial
ADVERTISEMENT
Terlalu sering mengonsumsi media sosial dan mempercayai sesuatu yang ada di dalamnya tanpa berusaha untuk bertanya bisa berdampak pada rasa percaya diri seseorang, gagap, perasaan panik dan cemas.
Hal ini muncul dari praktik mengintai/mengamati/menonton anak dan remaja di akun media sosial teman atau orang yang dianggap penting dan sukses.
8. Melakukan/menjadi korban intimidasi
Kurangnya kewaspadaan saat berinteraksi dengan orang lain, meniru sesuatu yang salah dari teman dan keluarga, dan mengunggah konten tanpa mempertimbangkan dampaknya dapat menjadikan seseorang pelaku atau korban perundungan (bullying).
9. Kecanduan media sosial dan game online
Kecanduan atau adiksi rentan dialami oleh anak yang bermain media sosial di berbagai platform termasuk bermain game online. Hal ini dapat terjadi karena mekanisme kontrol yang relatif lemah (dari orang tua ke negara) terhadap aktivitas anak menggunakan media sosial atau bermain. Selain itu karena faktor kurangnya aktivitas alternatif yang tersedia untuk anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
(AMP)