Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
15 Cara Menghindari Sifat Takabur Menurut Ajaran Islam
23 Februari 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara menghindari sifat takabur penting untuk dipelajari dalam Islam , agar manusia dapat terhindar dari salah satu sifat buruk yang dapat merugikan diri maupun orang lain. Segala sifat buruk sejatinya dibenci oleh makhluk, agama, terutama oleh Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Takabur lebih sering dikenal dengan sifat sombong. Dalam agama Islam, perilaku ini tercatat sudah terjadi sejak kewujudan manusia pertama, yaitu Nabi Adam a.s., di mana iblis enggan sujud kepadanya yang dianggap rendah, meski itu perintah Allah Swt.
Sifat tersebut sering hinggap pada diri manusia, utamanya siapa saja yang telah diberikan nikmat dan kelebihan yang tidak ada pada orang lain. Adanya imbas buruk sosial maupun agama dari sifat ini, mengharuskan manusia untuk menghindarinya.
Cara Menghindari Sifat Takabur
Sebagai bentuk usaha agar terhindar dari sifat buruk adalah dengan memahami pengertian, ciri-ciri, dan kiat untuk menghindarinya. Berikut penjelasan mengenai takabur beserta cara menghindari sifat takabur menurut ajaran Islam:
1. Pengertian Takabur
Takabur dalam bahasa Arab berasal dari kata kabura – yakburu - kibran wa kubran wa kubarata, yang kemudian menjadi kibrun (كِبْرٌ) dan kibriyaai (كِبْرِيَاءِ). Kata kibriyaai (كِبْرِيَاءِ) tersebut sama maknanya dengan kata adzamah (عَظَمَةٌ).
ADVERTISEMENT
Dalam Kamus Idris Al-Marbawi, ketiga kata tersebut secara istilah memiliki makna sombong, besar hati, serta takabur. Adapun maksud dari kata الكِبْرُ, yaitu sifat yang ada di dalam hati, yang menjadikan seseorang merasa lebih tinggi dari orang lain.
Sifat sombong ini tidak berhenti sampai tahap angkuh dalam hati (nafs), tetapi dapat berlanjut pada tahap takabur perbuatan. Perbuatan tersebut berupa perlakuan yang menjadi wujud apa yang dikehendaki angkuhnya hati seseorang.
Pengertian lain dari sombong (الكِبْر) adalah pandangan hamba kepada dirinya sendiri sebagai orang mulia dan pandangannya kepada orang lain berupa penghinaan (Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani) sejatinya karena lupa diri itu siapa (Buya Hamka).
2. Ciri-Ciri Orang dengan Sifat Takabur
Pada dasarnya, karakter manusia terbentuk oleh banyak faktor, seperti faktor lingkungan dan lain sebagainya, yang kemudian akan mempengaruhi isi hati. Perilaku manusia yang akan mencerminkan isi hati tersebut, sebagaimana kutipan berikut:
ADVERTISEMENT
مَا اسْتُودِعَ فِي غَيْبِ السَّرَابِرِ ظَهَرَ فِي شَهَادَةِ الظَّوَاهِرِ
Dalam bahasa Indonesia berarti, “Apa yang tersimpan di kedalaman batin akan tampak pada penampilan lahir.” (Syekh Ibnu Athaillah al-Iskandari). Adapun beberapa ciri manusia yang memiliki sifat takabur menurut ajaran Islam, yaitu:
Menurut Syeikh Abdul Ṣomad Al-Falimbani (Sirus Salikin dan Hidayah al-Salikin):
ADVERTISEMENT
Menurut Imam al-Ghazali (Ihya’ ‘Ulumuddin):
ADVERTISEMENT
3. Cara untuk Menghindari Sifat Takabur
Cara agar terhindar dari sifat takabur adalah dengan menanamkan sifat yang merupakan kebalikannya, yaitu tawadhu (rendah hati). Tawadhu merupakan sifat yang dimuliakan Allah Swt., sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ berikut:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنِ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوِ إِلَّا عِرًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
Yahya bin Ayub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr menyampaikan kepada kami dari Ismail bin Ja’far, dari al-Ala’, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah ﷺ bersabda,”Sedekah tidak akan mengurangi harta (sedikitpun). Tidaklah seseorang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya; dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Tirmizi)
ADVERTISEMENT
Simak cara-cara yang dapat ditempuh agar bisa menjadi orang yang tawadhu, sekaligus sebagai cara menghindari sifat takabur, berikut ini (Takabur Menurut Al-Quran Pada Surah Al-A‘Raf Ayat 146 oleh Muhamad Muzzammil Bin Abd Razak):
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai apa itu takabur, ciri-cirinya, beserta cara menghindari sifat takabur yang dapat pembaca pahami. Pelajari lebih lanjut dan praktikkan materi terkait agar terhindar dari sifat buruk yang dapat merugikan.