Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
17 Contoh Simbiosis Komensalisme beserta Penjelasannya
11 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman biologi.uma.ac.id, interaksi antara makhluk hidup dalam simbiosis komensalisme diketahui menghasilkan keuntungan bagi salah satu pihak organisme, namun, tidak menguntungkan maupun merugikan pihak organisme lainnya.
Karena itu, jenis simbiosis ini masih sering ditemui, baik di daratan, lautan, maupun habitat lainnya. Contoh sederhananya adalah interaksi antara tanaman anggrek dengan pohon tinggi, yang akan dibahas selengkapnya pada ulasan di bawah ini.
Contoh Simbiosis Komensalisme
Berikut merupakan penjelasan terkait simbiosis anggrek dan pohon tinggi, serta deretan contoh simbiosis komensalisme dalam materi Ilmu Pengetahuan Alam, berdasarkan laman digilibadmin.unismuh.ac.id dan biologi.uma.ac.id:
1. Anggrek dan Pohon yang Tinggi
Dalam habitat aslinya, anggrek hidup dengan cara menempel pada pohon-pohon tinggi dan besar. Selain dijadikan penyangga, pohon tersebut juga menjadi tempat bagi anggrek untuk mendapatkan makanan dan melakukan proses fotosintesis.
ADVERTISEMENT
Tanaman anggrek yang pendek akan mendapat sinar matahari apabila menempel pada pohon yang tinggi. Meski begitu, pohon yang mendampinginya, seperti pohon mangga, tidak mendapatkan kerugian maupun keuntungan selama proses itu terjadi.
2. Paku Tanduk Rusa dan Pohon Kedondong
Sama halnya dengan prinsip interaksi antara anggrek dan pohon tinggi. Dalam hubungan ini, paku tanduk rusa mendapat untung karena mendapatkan tempat yang tinggi untuk mencari makan dan memperoleh sinar matahari guna melakukan fotosintesis.
Selama proses itu pula, pohon kedondong tidak diuntungkan maupun dirugikan, karena paku tanduk tidak mencuri nutrisi dari pohon yang ditempelinya, melainkan hanya menjadikan pohon itu sebagai penyangga untuk mendapat sinar.
3. Ikan Remora dan Ikan Hiu
Ikan remora merupakan sejenis ikan laut bertubuh kecil yang memiliki alat penghisap, sehingga dapat menempel pada tubuh ikan hiu. Ketika menempel, ikan remora tidak membebani ikan hiu, karena massa tubuhnya sangat ringan, bahkan tak terasa.
ADVERTISEMENT
Ketika hidup berdampingan, ikan remora akan terbawa dalam perjalanan ikan hiu, terlindungi dari serangan pemangsa, serta mendapatkan asupan makanan berupa sisa-sisa makanan hiu yang jatuh; karena ini pula hiu tak rugi, pun tak untung.
4. Anemon Laut dan Ikan Badut
Anemon laut adalah sejenis hewan laut yang tubuhnya nampak seperti tumbuhan yang memiliki banyak cabang. Karena itu, hewan jenis ini kerap dijadikan tempat persembunyian oleh ikan-ikan kecil, utamanya dalam kasus ini adalah ikan badut.
Sebagai ikan berukuran kecil, ikan badut kerap menjadi incaran predator, berupa ikan yang lebih besar, untuk dimangsa. Tak heran, ikan jenis ini kerap bersembunyi di balik anemon laut, sehingga terhindar dari bahaya, pun tak merugikan anemon.
5. Burung Pelikan dan Ikan
Dalam materi Ilmu Pengetahuan Alam, burung pelikan dikenal sebagai burung yang sering mengikuti gerombolan besar ikan laut, seperti ikan sardin, untuk mendapatkan makanan. Jenis burung ini akan menunggu di atas air untuk menangkap ikan.
ADVERTISEMENT
Lazimnya, pelikan hanya akan memakan ikan yang dikerahkan ke permukaan oleh gerombolan ikan. Karena itu, pada interaksi ini, burung pelikan mendapat keuntungan makanan tanpa memberikan dampak signifikan pada gerombolan ikan.
6. Barnacle dan Paus
Barnacle merupakan sejenis organisme laut kecil yang menempel pada kulit paus atau kulit hewan laut lainnya. Prinsip interaksi antara barnacle dan paus ini serupa dengan prinsip ikan remora dan ikan hiu, yakni berlindung dan mencari makanan.
Sebagai organisme laut kecil, barnacle kerap kesulitan menjelajahi lautan dalam waktu singkat. Untuk itu, ia menempel pada tubuh paus, agar mendapat perlindungan dan mendapat makanan lebih baik, tanpa memberi untung maupun merugikan paus.
7. Kera dan Burung
Kadang kala, burung memilih bertengger dan duduk di atas punggung kera besar, seperti gorila, atau hewan besar lain, seperti gajah. Para burung ini memanfaatkan posisi tinggi pada tubuh hewan lain, untuk mendapat pandangan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dengan pandangan itu, burung dapat memantau makanan yang akan diincar, serta dapat memantau dan menghindar dari predator yang hendak memangsanya. Meski kera tak mendapat manfaat langsung, namun, interaksi ini juga tidak merugikan kera.
8. Pohon dan Liana
Kembali pada contoh simbiosis antara tumbuhan, liana yang merupakan jenis tumbuhan menjalar kerap kali memanfaatkan pohon sebagai penyangga untuk tumbuh. Liana mendapatkan dukungan struktural dari pohon, tanpa memberi dampak negatif.
Tumbuhan sejenis liana hanya memanfaatkan pohon sebagai tempat yang memiliki ketinggian strategis untuk mendapatkan makanan serta mendapat cahaya untuk fotosintesis, sehingga tidak merugikan, pun tidak memberi keuntungan bagi pohon.
9. Kelelawar dan Kanopi Pohon Mangrove
Sebagian kelelawar tidak hanya tinggal di gua, jenis hewan malam ini ada juga yang memanfaatkan kanopi pohon mangrove untuk dijadikan sebagai tempat tinggal atau bergelantung, tanpa menimbulkan dampak negatif yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Pohon mangrove dianggap tidak rugi karena kelelawar tidak menghalangi jalannya produktivitas tanaman, seperti fotosintesis dan transpirasi. Sedangkan kelelawar diuntungkan karena mendapat perlindungan dari cahaya dan predator.
10. Kuda dan Burung Pemakan Kutu
Contoh simbiosis komensalisme selanjutnya ada pada interaksi kuda dan burung pemakan kutu, di mana burung pemakan kutu, seperti burung bangau atau ibis, seringkali mengikuti kuda atau hewan besar lainnya untuk mendapat makanan.
Jenis burung ini lazimnya akan memakan kutu, lalat, dan serangga lainnya yang menempel pada kulit hewan yang diikutinya. Pada interaksi ini, burung mendapat keuntungan makanan tambahan, tanpa memberikan dampak signifikan bagi kuda.
11. Gajah dan Burung Cucakrowo
Interaksi gajah dan burung cucakrowo dalam habitat aslinya memiliki prinsip interaksi yang serupa dengan kera dan burung. Cucakrowo biasa memanfaatkan tubuh gajah yang besar dan tinggi untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pandangan tersebut digunakan untuk mencari mangsa atau mengamati lingkungan sekitar. Karena itu, interaksi ini memberikan manfaat bagi burung untuk mendapat makan dan terhindar dari musuh, tanpa mengganggu aktivitas gajah.
12. Sapi dan Burung Egret
Burung egret berkomensalisme dengan sapi. Hal ini biasa terjadi ketika sapi mengaduk atau membajak lumpur dan tanah. Saat itu, biasanya akan muncul serangga dan hewan-hewan kecil, yang merupakan mangsa egret, dari balik tanah atau lumpur.
Dalam interaksi ini, burung egret mendapat keuntungan berupa tambahan makanan dari hasil adukan sapi, sedangkan, sapi tidak mendapat kerugian maupun keuntungan karena sapi mengaduk tanah untuk memenuhi tugas atau kebiasaannya.
13. Karibu dan Rubah Kutub
Rubah kutub atau rubah arktik kerap mengikuti sekelompok karibu, hewan herbivora yang melakukan migrasi musiman untuk mencari makanan. Karena secara tidak langsung, ketika karibu menggali salju untuk mendapat lumut, mangsa rubah arktik akan muncul.
ADVERTISEMENT
Jenis mangsa tersebut terdiri dari mamalia kecil seperti tikus bawah tanah. Para tikus akan terganggu oleh karibu dan keluar atau muncul, sehingga tertangkap mata rubah. Kendati demikian, rubah berada pada jarak pantau yang tidak mengganggu karibu.
14. Bangau Tongtong dan Pohon Mangrove
Masih seputar pohon mangrove, jenis pohon di daerah pesisir dan muara ini memiliki kanopi yang lebar serta ranting-ranting yang kuat. Tak heran, ranting pohon mangrove juga kerap dimanfaatkan oleh bangau tongtong untuk sekedar bertengger.
Burung bangau yang bertengger di pohon mangrove menggunakan kesempatan itu untuk memantau mangsa dan beristirahat. Sedangkan pohon mangrove tidak mendapat keuntungan maupun kerugian secara signifikan dari keberadaannya.
15. Katak Pohon dan Tumbuhan
Katak pohon atau tree frog merupakan jenis hewan amfibi yang menghabiskan kebanyakan masa hidupnya di pohon atau vegetasi tinggi. Para katak pohon memanfaatkan pohon salah satunya untuk membuat sarang busa bagi telur keturunannya.
ADVERTISEMENT
Pohon menjadi tempat tinggi yang dapat menghindarkan keturunan katak dari predator yang mungkin saja mengincarnya. Meski begitu, keberadaan katak ini tidak memberikan dampak negatif maupun dampak positif pada pohon yang ditumpangi.
16. Ikan Gobi dan Organisme Lain
Ikan gobi adalah ikan kecil yang bertahan hidup dengan mengubah atau menyesuaikan warna dengan organisme yang ikan-ikan ini dekati. Beberapa organisme yang memiliki interaksi komensalisme dengannya, yaitu kerang dan udang pistol.
Ikan yang memiliki sirip perut yang bersatu dan membentuk cakram penghisap ini mendapat perlindungan dari interaksinya bersama organisme lain, tanpa melukai atau memberi dampak negatif maupun memberi keuntungan pada organisme itu.
17. Udang dan Teripang Laut
Udang (emperor shrimp) merupakan salah satu krustasea yang berkomensalisme dengan teripang laut (sea cucumber). Prinsip interaksinya, yaitu udang akan menempel pada tubuh teripang laut untuk berlindung dari predator dan sebagai transportasi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, teripang laut tidak mendapat kerugian maupun keuntungan dari keberadaan udang. Hal ini karena udang memiliki massa tubuh yang ringan, sehingga ketika teripang bergerak di air tak akan terasa, pun udang tak mencuri makanan teripang.
Itulah deretan contoh simbiosis komensalisme beserta penjelasannya dalam mata pelajaran IPA. Untuk lebih memahami seputar simbiosis terkait, simaklah penjelasan materi lengkapnya pada buku maupun berbagai platform terpercaya lainnya.(NF)