Konten dari Pengguna

2 Naskah Drama Natal Singkat untuk Anak-Anak

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
8 Desember 2024 10:40 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kumpulan naskah drama Natal singkat. Foto: Pexels.com/Tuan Vy
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kumpulan naskah drama Natal singkat. Foto: Pexels.com/Tuan Vy
ADVERTISEMENT
Naskah drama Natal menjadi salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan pesan kasih dan sukacita yang terkandung dalam perayaan Natal.
ADVERTISEMENT
Melalui naskah yang baik, kisah-kisah penuh makna dapat hidup dan menyentuh hati setiap orang yang menontonnya.
Dalam suatu pertunjukan, naskah ini dapat menciptakan suasana hangat yang membawa penonton untuk merasakan kedamaian Natal dalam setiap adegannya.

Naskah Drama Natal

Ilustrasi kumpulan naskah drama Natal singkat. Foto: Pexels.com/Sueda Dilli
Naskah drama Natal memiliki peranan penting dalam merayakan momen spesial kelahiran Yesus Kristus.
Di berbagai komunitas, gereja, dan sekolah, naskah ini sering dijadikan sarana untuk mengekspresikan sukacita dan berbagi pesan moral tentang kasih, pengampunan, dan harapan.
Selain itu, naskah ini memiliki ciri khas yang membedakannya, dengan karakter-karakter yang berperan dalam menyampaikan cerita kelahiran Yesus dan nilai-nilai kristiani yang diajarkan-Nya.
Proses pembuatannya membutuhkan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang cerita Natal, sehingga alur yang dibangun dapat menarik serta menyampaikan pesan yang relevan untuk berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Buku Kumpulan Naskah Drama Kristiani, Dina Kurnia Restanti (2022), berikut adalah beberapa contoh naskah drama untuk perayaan Natal.

1. Judul : Natal di Tengah Kesulitan

Narator: Di satu desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, hiduplah seorang remaja bernama Dani. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah sederhana.
Suatu sore, setelah pulang dari sekolah, Dani duduk termenung di halaman depan rumah.
Hatinya dipenuhi kecemasan karena Natal semakin dekat, namun ia masih belum bisa mengumpulkan uang untuk mengikuti perayaan Natal di gereja pusat yang memerlukan biaya.
Dani: (Melamun) Natal sebentar lagi, tapi bagaimana ya bisa ikut? Uang 250 ribu itu terasa sangat berat. Ayah dan Ibu hanya buruh tani, mereka tidak bisa membantu.
ADVERTISEMENT
(Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat.)
Ayah: (Menepuk bahu Dani) Nak, kenapa termenung begitu? Ada yang mengganggu pikiranmu?
Dani: (Menghela napas) Ayah, Ibu, saya ingin ikut merayakan Natal di gereja pusat. Tapi ada biaya yang harus dibayar. Saya bingung, dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
Ibu: (Dengan lembut) Kami mengerti, Nak. Tapi jangan terlalu dipikirkan sendiri. Natal adalah saat yang penuh berkat. Tuhan pasti akan memberikan jalan jika kita sungguh-sungguh berusaha.
Ayah: (Menyentuh tangan Dani) Kami percaya Tuhan akan memberikan solusi, Dani. Natal adalah tentang berbagi sukacita, jangan khawatir, kita akan coba carikan jalan.
(Dani merasa sedikit lebih tenang, namun kecemasan masih menghantuinya.)
Narator: Waktu berlalu begitu cepat. Hari demi hari, Dani tetap berusaha menabung dari uang jajan yang diberikan oleh ayahnya. Namun, meski ia bekerja keras, jumlah uangnya masih jauh dari cukup.
ADVERTISEMENT
Babak 2
Narator: Di ruang pertemuan gereja, para remaja sedang berkumpul membahas rencana perjalanan Natal ke gereja pusat. Dimas, ketua panitia, membuka pembicaraan.
Dimas: (Dengan penuh semangat) Teman-teman, kita tinggal beberapa hari lagi menuju gereja pusat untuk merayakan Natal. Bagaimana persiapannya? Adakah yang masih belum melunasi biaya?
Andin: (Melihat ke arah Dani yang duduk di sudut) Saya perhatikan Dani belum mengumpulkan uangnya. Saya rasa kita perlu membantu dia, karena dia selalu membantu kita di setiap kegiatan gereja.
Dimas: (Mengangguk) Benar, Dani memang selalu setia membantu. Bagaimana kalau kita patungan untuk membantu Dani? Ini Natal, saatnya berbagi berkat.
Vicky: (Dengan senyum) Setuju! Natal bukan hanya tentang merayakan, tapi juga tentang memberi dan membantu sesama. Kita bisa bantu Dani supaya dia bisa ikut.
ADVERTISEMENT
Novi: (Dengan penuh semangat) Ayo, teman-teman, kita patungan untuk Dani. Dia sudah banyak berkorban, ini saatnya kita memberi sedikit kebahagiaan untuknya.
(Dimas berdiri dan mengangkat tangannya.)
Dimas: Baiklah, kita akan bantu Dani. Jadi, semuanya sudah selesai ya? Keuangan sudah tercukupi.
Narator: Saat itu, pintu gereja terbuka dan Dani masuk dengan tampak sedikit cemas. Ia mendekati teman-temannya.
Dani: (Bersama senyuman canggung) Syaloom teman-teman, maaf saya terlambat, tadi membantu Ayah di kebun. Saya belum bisa membayar biaya Natal, uangnya belum cukup.
Kesia: (Dengan lembut) Tidak apa-apa, Dani. Ayo duduk sini. Kami semua sudah membantu.
Dimas: (Dengan senyum) Jangan khawatir, Dani. Biaya kamu sudah kami bantu. Kamu bisa ikut merayakan Natal dengan kami. Semua sudah beres.
ADVERTISEMENT
Dani: (Terkejut dan hampir tidak percaya) Serius? Siapa yang membantu saya? Saya tidak tahu harus berkata apa...
Vicky: (Dengan penuh kasih) Kami semua, Dani. Ini adalah Natal. Kita adalah saudara dalam Tuhan, dan kita saling mendukung. Jangan pernah merasa sendiri.
Dani: (Dengan suara bergetar) Terima kasih teman-teman, terima kasih Tuhan. Natal kali ini sangat berarti bagiku. Saya merasa begitu diberkati. Tuhan pasti ada di dalam setiap langkah kita.
Narator: Akhirnya, Dani merasa lega dan penuh sukacita. Ia tahu bahwa kasih Tuhan hadir melalui teman-temannya yang peduli. Mereka semua bersukacita bersama, memuji Tuhan atas berkat-Nya.
Babak 3
Narator: Hari Natal pun tiba. Rombongan remaja desa ini tiba di gereja pusat. Mereka semua kagum melihat gereja yang megah dan indah, dihiasi dengan berbagai lampu Natal yang berkilauan.
ADVERTISEMENT
Perayaan Natal di gereja pusat begitu meriah, penuh dengan pujian dan kebahagiaan.
Dimas: (Memandang gereja dengan kagum) Luar biasa! Gereja ini sangat megah. Semua acara juga sangat menyentuh.
Kesia: (Mengangguk) Iya, aku merasa seperti surga di sini. Semua orang sangat antusias, sungguh meriah!
Novi: (Dengan senyum) Aku benar-benar merasa diberkati bisa berada di sini. Natal sangat istimewa.
Narator: Mereka mengikuti setiap acara dengan penuh sukacita. Di dalam hati mereka, mereka merasakan damai sejahtera Natal yang sejati. Mereka tahu, tidak hanya di gereja pusat, tetapi di mana pun mereka berada, kasih Tuhan tetap ada.
Dani: (Dengan penuh semangat) Puji Tuhan, akhirnya saya bisa berada di sini. Perayaan Natal ini memperkuat imanku. Tuhan datang ke dunia ini untuk menyelamatkan umat-Nya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya untuk kita yang sudah percaya, tetapi untuk semua orang. Mari kita terus sampaikan kabar baik ini kepada setiap orang yang kita temui.
Narator: Setelah perayaan Natal yang penuh berkat, mereka melanjutkan perjalanan ke tempat wisata dekat gereja.
Mereka tertawa, bermain, dan merayakan Natal dengan penuh kebahagiaan. Dalam hati mereka, semangat Natal terus menyala, memberikan terang bagi dunia.
Narator: Akhirnya, mereka pulang ke rumah masing-masing dengan hati penuh sukacita. Mereka tahu, Natal adalah waktu yang tepat untuk berbagi kasih dan berkat, dan mereka akan terus memuliakan Tuhan dalam setiap langkah hidup mereka.
(Lampu meredup, tirai menutup.)

2. Judul : Natal di Desa Kecil

Karakter:
Budi (anak laki-laki ceria)
Maya (teman Budi, anak perempuan yang penyayang)
ADVERTISEMENT
Pak Tono (petani desa, baik hati)
Ibu Tuti (ibu yang bijaksana)
Tante Sari (teman Ibu Tuti, suka membantu)
Babak 1: Di Rumah Budi
Narator: Di suatu desa kecil yang indah, Budi dan teman-temannya sedang mempersiapkan perayaan Natal. Di rumah Budi, ia sedang duduk sambil melihat kalender.
Budi: (sambil melihat kalender) Wah, Natal tinggal beberapa hari lagi! Aku sangat senang, tapi aku tidak tahu bagaimana cara merayakannya tahun ini. Uang kami tidak banyak, aku tidak bisa membeli hadiah untuk Ibu dan Papa.
Maya: (masuk) Syalom, Budi! Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa kelihatan sedih?
Budi: Syalom, Maya! Aku sedang berpikir, Natal kali ini tidak akan seru karena kami tidak punya uang untuk membeli hadiah. Aku tidak ingin membuat Ibu dan Papa kecewa.
ADVERTISEMENT
Maya: (tersenyum) Jangan khawatir, Budi. Natal bukan hanya soal hadiah atau uang, tetapi tentang berbagi kasih. Ayo, kita buat Natal kali ini istimewa dengan cara kita sendiri!
Budi: (mengingat) Iya, Maya, tapi bagaimana caranya?
Maya: Kita bisa membuat kado dengan tangan kita sendiri, seperti kartu Natal atau dekorasi. Kita juga bisa membantu Pak Tono dan Ibu Tuti, mereka pasti senang kalau kita membantu mereka.
Budi: (tersenyum) Itu ide yang bagus! Ayo kita buat sesuatu yang spesial untuk mereka!
Babak 2: Di Rumah Pak Tono
Narator: Budi dan Maya pergi ke rumah Pak Tono, yang tinggal di pinggir desa. Pak Tono seorang petani yang sangat baik hati dan selalu membantu orang lain.
ADVERTISEMENT
Pak Tono: (tersenyum) Syalom, anak-anak! Ada apa kalian datang kemari?
Budi: Syalom, Pak Tono! Kami ingin membantu Pak Tono. Bisa kami bantu merapikan kebun atau memberi makan ayam?
Maya: Iya, Pak Tono! Kami ingin membuat hari Natal ini lebih menyenangkan dengan membantu orang-orang di desa.
Pak Tono: (terharu) Terima kasih, Budi dan Maya! Itu sangat baik hati. Sungguh, Natal adalah tentang berbagi dan membantu orang lain. Aku sangat menghargai bantuan kalian.
Narator: Budi dan Maya membantu Pak Tono di kebunnya. Mereka menyiram tanaman dan memberi makan hewan-hewan dengan penuh suka cita. Mereka merasa senang bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Babak 3: Di Rumah Ibu Tuti
Narator: Setelah membantu Pak Tono, Budi dan Maya pergi ke rumah Ibu Tuti, yang juga seorang yang suka menolong. Ibu Tuti sering membuat makanan untuk orang-orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Maya: (bersemangat) Ibu Tuti, kami datang untuk membantu! Apa yang bisa kami bantu?
Ibu Tuti: (tersenyum hangat) Syalom, Maya, Budi! Terima kasih sudah datang. Ada banyak pekerjaan yang bisa kalian bantu. Bisa kalian membantu membuat kue Natal?
Budi: Tentu, Ibu Tuti! Kami senang sekali membantu. Apa yang harus kami lakukan?
Ibu Tuti: (menunjukkan bahan-bahan) Ini bahan-bahannya. Ayo kita buat kue bersama-sama!
Narator: Maya dan Budi membantu Ibu Tuti membuat kue Natal. Mereka tertawa, bercanda, dan bekerja sama dengan gembira. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari melihat orang lain bahagia.
Babak 4: Malam Natal di Desa
Narator: Malam Natal pun tiba. Semua orang di desa berkumpul di gereja kecil. Ada cahaya lilin yang terang dan semua orang menyanyi lagu Natal dengan sukacita.
ADVERTISEMENT
Budi: (berbisik kepada Maya) Maya, aku sangat bahagia. Walaupun kami tidak bisa membeli hadiah mahal, tetapi Natal kali ini terasa begitu istimewa karena kami bisa berbagi kasih dan membantu orang lain.
Maya: (tersenyum) Iya, Budi. Ini adalah Natal yang penuh kebahagiaan. Kasih Tuhan ada di hati kita semua.
Ibu Tuti: (berbicara kepada semua anak-anak di desa) Terima kasih, anak-anak, sudah membantu dan membawa sukacita Natal ke desa ini. Kalian adalah berkat bagi banyak orang.
Pak Tono: (tersenyum) Natal adalah tentang berbagi cinta dan damai. Terima kasih sudah membuat Natal kali ini begitu spesial.
Narator: Di malam yang penuh damai itu, Budi, Maya, Pak Tono, Ibu Tuti, dan semua orang di desa merasakan kasih Tuhan yang begitu besar. Mereka sadar, bahwa Natal adalah saat yang tepat untuk berbagi, saling membantu, dan merayakan kasih yang tak terbatas.
ADVERTISEMENT
Semua anak: (bernyanyi) "Selamat Natal, selamat Natal, sukacita Natal bagi kita semua!"
Narator: Dan di desa kecil itu, Natal bukan hanya dirayakan dengan perayaan yang megah, tetapi dengan kebersamaan dan kasih yang membuat semua hati penuh sukacita.
(Tirai turun, suara musik Natal dimainkan)
Sebagai sarana untuk menyampaikan pesan Natal, naskah drama Natal memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan kebersamaan dan kasih. Melalui naskah yang baik, momen Natal akan terasa lebih berarti bagi semua yang terlibat. (Lail)