Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
4 Fase Perkembangan Antropologi yang Perlu Diketahui
14 Desember 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fase perkembangan antropologi adalah tahapan perkembangan dari displin ilmu antropologi di dunia. Tahapan perkembangan antropologi dibagi ke dalam empat fase.
ADVERTISEMENT
Ilmu antropologi sendiri merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang manusia, baik dari keanekaragaman karakteristik fisik maupun kebudayaan yang dihasilkannya.
Untuk mengetahui fase-fase perkembangan ilmu antropologi , simak penjelasan berikut ini.
Fase Perkembangan Antropologi
Dikutip dari buku Antropologi Kelompok Kompetensi A yang ditulis oleh Indrijati Soerjasih S.Sos.,M.Si, dkk, menurut ahli antropologi Indonesia, yaitu Koentjaraningrat, antropologi adalah ilmu yang mengkaji masalah-masalah berupa:
ADVERTISEMENT
Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu yang telah lama berkembang di dunia. Berikut tahapan perkembangan ilmu antropologi:
1.Fase Pertama (Abad ke 15-18)
Fase pertama adalah tahapan awal munculnya ilmu antropologi di dunia. Fase tersebut terjadi ketika bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan dunia dan mendatang suku-suku di wilayah lain.
Beberapa wilayah yang paling banyak dikunjungi bangsa Eropa adalah wilayah-wilayah di benua Afrika, Amerika, dan Asia. Penjelajahan tersebut kemudian menghasilkan berbagai macam bentuk laporan dari ekspedisi yang dilakukan.
Laporan tersebut tidak hanya ditulis oleh para penjelajah, tetapi juga ditulis oleh para pelaut, musafir, pegawai kolonial dan pendeta penerjemah.
Bangsa Eropa memiliki ketertarikan dengan laporan tersebut karena adanya temuan perbedaan adat, susunan masyarakat, dan ciri-ciri fisik suku bangsa dari benua lain.
Pada akhir abad ke-18, bahan etnografi mulai menjadi pusat perhatian para ilmuwan yang ada di Eropa. Padahal sebelumnya bahan etnografi secara umum tidak teliti dan hanya mendeskripsikan hal yang aneh saja.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, para ilmuwan mulai melakukan berbagai macam upaya untuk mengintegrasikan bahan etnografi dari seluruh dunia menjadi satu.
2. Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)
Fase kedua adalah fase yang terjadi pada pertengahan abad ke-19, yang mana cabang ilmu antropologi mulai melakukan kajian terhadap masyarakat dan kebudayaan primitif.
Kajian tersebut dilakukan dengan cara menghimpun berbagai macam informasi mengenai sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Pada tahapan ini, bahan etnografi mulai bermunculan yan didasari dengan cara berpikir evolusi dan difusi.
3. Fase Ketiga (Awal Abad ke-20)
Fase ketiga adalah fase yang mana antropologi mulai melakukan kajian-kajian mengenai masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah kolonial. Tahapan ini terjadi pada awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Kajian tersebut memiliki tujuan untuk memahami masyarakat masa kini yang semakin kompleks. Tahapan ini berkaitan dengan kemantapan kekuasaan dari negara-negara penjajah Eropa.
4. Fase Keempat (Setelah tahun 1930)
Fase keempat adalah fase yang terjadi usai tahun 1930 yang ditandai dengan adanya perubahan penting. Perubahan penting tersebut ialah hilangnya bangsa-bangsa primitif dan timbulnya sikap antipati terhadap kolonialisme.
Pada fase ini, ilmu antropologi seakan telah kehilangan objek kajian dan pengembangan karena adanya perubahan tersebut. Akhirnya, pada fase ini antropologi menetapkan tujuan barunya.
Tujuan dari antropologi pada fase ini ialah untuk mempelajari manusia secara umum dan kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkannya.
(SAI)