4 Perbedaan Psikolog dan Psikiater sebagai Praktisi Kesehatan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
23 April 2024 13:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan psikolog dan psikiater. Foto: unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan psikolog dan psikiater. Foto: unsplash.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Psikolog dan psikiater adalah dua profesi yang menangani kesehatan mental. Perbedaan psikolog dan psikiater dapat dilihat dari berbagai aspek. Perbedaan tersebut perlu dipahami agar seseorang dapat menemukan pertolongan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Saat ini masih banyak orang menyangka bahwa psikolog dan psikiater merupakan profesi yang sama. Padahal, keduanya memiliki tugas dan wewenang yang berbeda dalam menangani kesehatan mental.
Selain itu, perbedaan psikolog dan psikiater dapat ditinjau dari latar belakang pendidikan hingga perawatan yang diberikan. Simaklah penjelasan lengkapnya pada uraian berikut.

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Ilustrasi perbedaan psikolog dan psikiater. Foto:pexels.com.
Menurut laman yourhealthinmind.org, psikolog dan psikiater adalah profesi yang dapat memahami cara kerja otak, emosi, perasaan, dan pikiran manusia.
Namun, pada hakikatnya keduanya merupakan profesi yang berbeda. Perbedaan psikolog dan psikiater dapat ditinjau dari aspek berikut ini.

1. Tugas dan Wewenang

Mengutip buku Dilema Demensia oleh Nuria Soeharto, psikolog adalah profesi yang dilatih untuk mendiagnosis atau mengobati gangguan kesehatan mental melalui berbagi bentuk terapi, seperti terapi kognitif, terapi psikoanalitik, dan terapi perilaku dialektal.
ADVERTISEMENT
Seorang psikolog tidak dapat meresepkan obat kepada pasien. Namun, mereka dapat bekerja sama dengan psikiater dan ahli medis lainnya untuk memberikan perawatan lanjutan.
Sementara itu, psikiater adalah profesi yang berwenang meninjau kesehatan mental dari segi klinis. Psikiater disebut juga dokter medis yang memberi diagnosis dan mengobati gangguan kesehatan mental melalui kombinasi terapi, pengobatan, dan intervensi medis lainnya.
Berbeda dengan psikolog, seorang psikiater mempunyai wewenang untuk meresepkan obat dan melakukan prosedur medis yang berkaitan dengan kesehatan pasien.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikiater adalah profesi yang dilatih berdasarkan ilmu kedokteran dan kesehatan mental. Sementara psikolog hanya fokus pada terapi kesehatan mental.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Menyadur buku Kesiapan untuk Menghadapi Tantangan Dunia Kerja yang disusun oleh Annisa Lestari Kadiyono, dkk., berdasarkan pendidikannya, psikiater merupakan seseorang yang lulus dari fakultas kedokteran.
ADVERTISEMENT
Setelah menjadi dokter umum, seorang yang ingin menjadi psikiater harus melanjutkan sekolah spesialis kesehatan jiwa. Lama pendidikan seorang psikiater minimal 11 tahun.
Sementara itu, psikolog adalah sarjana psikologi yang mengambil pendidikan profesi dengan peminatan psikologi klinis. Lama pendidikan untuk menjadi psikolog klinis umumnya 8-10 tahun.

3. Perawatan yang Diberikan

Menurut laman healthdirect.gov.au, seorang psikiater cenderung merawat orang-orang yang membutuhkan kebutuhan medis, psikologi, dan sosial.
Pasien psikiater umumnya memiliki kondisi yang kompleks seperti depresi berat, skizofrenia, gangguan bipolar, hingga demensia. Orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri atau menyakiti diri sendiri juga menjadi salah satu pasien yang ditangani psikiater.
Perawatan yang diberikan merupakan kombinasi dari konseling, psikoterapi, dan pengobatan seperti antidepresan. Sementara psikolog adalah profesi yang lebih fokus untuk memberi perawatan terapi klinis. Umumnya, psikolog akan mempersilakan pasien untuk bercerita tentang masalah yang mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Setelah itu mereka akan memberi pasien beberapa tes untuk menilai perilaku dan emosional dan menentukan diagnosis. Psikolog bisa membantu anak-anak, remaja, individu yang mengalami masalah depresi, ketakutan, rendah diri, gangguan stres pasca trauma.
Selain itu, seorang psikolog juga membantu pasien yang mengalami tekanan hidup berat, seperti masalah keuangan, putusnya hubungan dengan pasangan atau keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, hingga kesedihan yang berlarut karena kehilangan.

4. Tempat Praktek

Psikiater dan psikolog sebenarnya memiliki tempat praktik yang cukup berbeda. Psikiater umumnya bekerja di rumah sakit, klinik, dan layanan kesehatan mental.
Sementara, psikolog memiliki cakupan bidang yang cukup luas. Mulai dari sekolah, rumah sakit, layanan kesehatan masyarakat, pengadilan, penjara, bisnis, dan praktik swasta.

Kapan Harus ke Psikolog atau Psikiater?

Ilustrasi kapan harus ke psikolog atau psikiater. Foto: pexels.com.
Sebagian orang masih bingung memutuskan kapan dirinya memutuskan untuk pergi ke psikolog atau psikiater. Sebenarnya, hal itu tergantung dari kondisi dan permasalahan yang dialami suatu individu.
ADVERTISEMENT
Pada praktiknya, psikiater dan psikolog sering merujuk pasien satu sama lain. Mengutip laman pacifichealthsystems.com, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan saat ingin mengambil keputusan apakah ingin ke psikolog atau psikiater.
ADVERTISEMENT
Baik psikiater maupun psikolog merupakan profesi yang sama-sama bertujuan untuk membantu pasien mengoptimalkan kesehatan mental. Keduanya dilatih dalam berbagai modalitas pengobatan.
Mereka akan mendengarkan alasan anda mencari bantuan, menilai gejala, mengevaluasi riwayat medis, dan memutuskan tindakan selanjutnya. Mengutip laman psychology.org, adapun kondisi yang mengharuskan Anda pergi ke psikiater adalah:
Sementara kondisi yang mengharuskan seseorang pergi ke psikolog yaitu:
ADVERTISEMENT
(IPT)