4 Planet yang Memiliki Cincin dan Keunikannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 April 2024 23:51 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi planet yang memiliki cincin. Foto Ano Nymus/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi planet yang memiliki cincin. Foto Ano Nymus/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem cincin planet adalah salah satu hal yang menarik di tata surya, dilihat dari struktur dan keindahannya. Di dalam tata surya, ada 4 planet yang memiliki cincin, yaitu Saturnus, Jupiter, Uranus dan Neptunus.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, cincin planet adalah cincin yang terdiri dari debu kosmik dan partikel kecil lain yang mengorbit suatu planet berbentuk piringan pipih. Komposisi partikel cincin planet beragam; bisa berupa silikat atau debu es.

Daftar 4 Planet yang Memiliki Cincin

Saturnus, salah satu planet yang memiliki cincin. Foto NASA/Unsplash
Empat planet raksasa yang memiliki sistem cincin, masing-masing memiliki karakteristik yang unik. Selama bertahun-tahun, NASA telah mengirimkan berbagai wahana luar angkasa untuk meneliti karakteristik dari cincin setiap planet yang ada di tata surya.
Berikut adalah empat planet yang memiliki cincin, menurut keterangan dari situs NASA:

Saturnus

Saturnus adalah planet dengan cincin yang paling terlihat di tata surya. Cincin ini memiliki struktur yang luas dan terang, sehingga sangat mudah untuk melihatnya dari Bumi menggunakan teleskop.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan yang pertama melihatnya dengan teleskop adalah Galileo Galilei. Pada tahun 1610, Galileo Galilei menemukan planet Jupiter beserta keempat satelit terbesar yang mengitarinya.
Planet Saturnus, yang jaraknya hampir dua kali lipat jarak Jupiter ke Matahari, ikut terlihat olehnya dengan cincinnya yang menyala terang.
Pada tahun 1997, NASA meluncurkan pesawat Cassini untuk meneliti planet Saturnus, satelit serta struktur cincin yang melingkarinya.
Pesawat ini kemudian memasuki orbit pada tahun 2004. Lebih dari satu dekade Cassini meneliti lebih dekat dibandingkan pesawat ruang angkasa mana pun sebelumnya.
Cincin Saturnus umumnya memiliki ketebalan sekitar 30 kaki (10 meter) atau lebih dan hampir seluruhnya terdiri dari miliaran (bahkan triliunan) bongkahan es air, mulai dari ukuran yang lebih kecil dari sebutir pasir hingga seukuran gunung.
ADVERTISEMENT
Cincin Saturnus membentuk struktur yang sangat besar dan kompleks dari ujung ke ujung. Jaraknya bahkan lebih lebar daripada jarak Bumi ke Bulan.
Tujuh cincin utama diberi label sesuai urutan penemuannya; dari luar planet adalah D, C, B, A, F, G dan E. Cincin utama dari planet ini adalah yang berlabel A, B dan C. Bagian paling dekat dengan Saturnus adalah cincin D yang merupakan cincin yang sangat redup.
Cincin terluar yang mudah terlihat terlihat dengan teleskop berbasis Bumi adalah cincin A. Tepat di luar cincin A terdapat cincin F yang sempit, dikelilingi oleh bulan-bulan kecil, Pandora dan Prometheus. Di luarnya lagi, ada cincin G dan E.
Bagian E merupakan cincin terlebar di tata surya yang membentang sepanjang sekitar 1 juta kilometer.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menemukan beberapa perilaku aneh dan baru pada cincin tersebut dengan bantuan Cassini. Cassini mempelajari bagaimana cahaya bintang jauh berubah ketika melewati cincin, serta bagaimana cahaya bintang tata surya (matahari) memantulkannya.
Fenomena lain yang ditangkap Cassini adalah beberapa bulan Saturnus mencuri partikel cincin, dan bulan lainnya menyumbangkan partikel ke cincin tersebut.

Jupiter

Cincin Jupiter pertama kalinya ditemukan pada tahun 1979 oleh pesawat ruang angkasa Voyager 1 yang melintas. Namun, asal usulnya sendiri masih jadi misteri.
Data dari pesawat ruang angkasa Galileo yang mengorbit Jupiter dari tahun 1995 hingga 2003 kemudian menegaskan bahwa cincin ini tercipta akibat tumbukan meteoroid pada bulan-bulan kecil di dekatnya.
Pesawat ruang angkasa Galileo merekam gambar tambahan, termasuk rangkaian yang diambil dalam bayangan planet dengan melihat kembali cincin ke arah Matahari.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang ini, cincin Jupiter terlihat lebih terang dibandingkan jika dilihat dari sudut pandang Bumi. Sebagian besar partikel cincin menghamburkan cahaya lebih baik ke arah tersebut. Tidak heran jika keberadaan cincin Jupiter sulit dilihat dari Bumi.
Planet Jupiter memiliki struktur cincin sempit dengan lebar sekitar 6.000 kilometer (sekitar 3.700 mil) dan 100.000 kali lebih redup dibandingkan planet yang dilingkarinya.
Data yang dikumpulkan oleh pesawat Galileo menunjukkan struktur kompleks dari cincin Jupiter. Ini terdiri dari 4 bagian utama, yaitu: cincin gossamer luar, cincin gossamer dalam, cincin utama, dan cincin halo.

Neptunus

Planet selanjutnya yang memiliki sistem ini adalah Neptunus. Planet ini ditemukan pada tahun 1846, tetapi cincinnya sendiri baru ditemukan pada 1989 melalui wahana Voyager 2.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, cincin ini pertama ditemukan pada 1968, tetapi ilmuwan tidak dapat menentukan apakah itu adalah cincin lengkap. Hingga kemudian Voyager 2 memberikan bukti lengkap keberadaan cincin ini.
Struktur cincin Neptunus terbagi menjadi lima bagian, yaitu Galle, Le Verrier, Lassell, Arago, dan Adams. Nama bagian cincin diberikan berdasarkan nama penemu planet ini.
Warna dari cincin Saturnus cenderung gelap sehingga sulit untuk dilihat. Ini karena kepadatan serta ukuran penyusunnya sangat bervariasi.
Cincin tersebut terdiri dari setidaknya 20% debu dan beberapa cincin mengandung sebanyak 70% debu. Sisanya, batu-batuan kecil yang menjadi penyusunnya.
Para ilmuwan berpendapat bahwa cincin Saturnus lebih muda dari planet yang dikelilinginya. Kemungkinan terbentuk setelah salah satu bulan Neptunus hancur.
ADVERTISEMENT
Cincin Galle adalah bagian cincin terdekat Neptunus dengan jarak 41.000–43.000 km. Di luar Galle ada cincin La Verrier yang lebih sempit, hanya sekitar 113 kilometer.
Cincin Lassell adalah cincin Neptunus yang terluas, yang sekitar lebarnya 4.000 kilometer. Selanjutnya ada cincin Arago yang berjarak 57.200 kilometer dari planet ini dan lebarnya kurang dari 100 kilometer.
Bagian terluarnya adalah cincin Adams yang lebarnya hanya 35 kilometer.
Meski menjadi cincin yang paling sempit, cincin Adams merupakan yang paling terkenal dari kelima cincin tersebut karena busurnya. Busur Adams adalah area tempat material cincin dikelompokkan menjadi satu rumpun.

Uranus

Dibandingkan dengan cincin Saturnus yang sangat kompleks, cincin Uranus memiliki bagian yang lebih sederhana. Akan tetapi, lebih kompleks dari cincin Jupiter dan Neptunus. Cincin ini terdiri dari es batu dan partikel-partikel organik.
ADVERTISEMENT
Uranus memiliki 13 cincin yang mengelilingi planet. Sembilan di antaranya ditemukan pada tahun 1977.
Kemudian pada tahun 1986, pesawat luar angkasa Voyager 2 mengidentifikasi dua cincin lainnya. Sisanya adalah cincin terluar yang ditemukan pada tahun 2003-2005 melalui teleskop luar angkasa Hubble.
Ketigabelas cincin Uranus bernama Zeta, 6, 5, 4, Alpha, Beta, Eta, Gamma, Delta, Lambda, Epsilon, Nu, dan Mu. Penamaan cincin berdasarkan jarak yang terdekat sampai yang terjauh dari planet Uranus.
Sistem cincin Uranus terbagi menjadi dua set, yaitu sistem bagian dalam dan sistem bagian luar. Sistem bagian dalam yang terdiri dari sembilan cincin sebagian besar terdiri dari cincin sempit berwarna abu-abu tua.
Sedangkan sistem bagian luar terbagi menjadi dua lagi, yaitu cincin terdalam berwarna kemerahan seperti cincin berdebu di tempat lain di tata surya, dan cincin terluar berwarna biru seperti cincin E Saturnus.
ADVERTISEMENT

Teleskop James Webb Mengidentifikasi Cincin Planet Lebih Jelas

Teleskop James Webb. Foto Danitel Roberts/Pixabay
Teleskop Luar Angkasa James Webb atau James Webb Space Telescope (JWST) merupakan teleskop generasi terbaru dari NASA yang diluncurkan pada Desember 2021.
Dengan cermin emas selebar 6,5 meter dan instrumen inframerah yang super sensitif, teleskop ini mampu menangkap gambar dengan kualitas yang lebih tinggi di luar angkasa.
Dengan Kamera Inframerah Dekat (NIRCam), teleskop luar angkasa ini mampu menangkap cincin Saturnus, Jupiter, Neptunus dan Uranus lebih jelas dari sebelumnya.
Saat menangkap gambar Jupiter, selain menunjukkan cincinnya yang tipis, Kamera Inframerah Dekat (NIRCam) JWST juga menunjukkan aurora, cincin, dan bulan Amalthea dan Adrastea.
Di sudut lain luar angkasa, Teleskop Webb menampakkan dengan jelas cincin Neptunus. Selain itu, terlihat juga tujuh dari 14 bulan Neptunus yang diketahui: Galatea, Naiad, Thalassa, Despina, Proteus, Larissa, serta Triton yang terlihat sangat terang dan mendistraksi.
ADVERTISEMENT
Tidak ketinggalan, Uranus yang cincinnya paling kompleks kedua setelah Neptunus teridentifikasi dengan jelas dengan teleskop James Webb.
Webb menangkap tutup kutub utara musiman Uranus serta cincin dalam dan luar yang redup. Selain itu terekam juga 9 dari 27 bulan yang dimiliki Uranus, yaitu Rosalind, Puck, Belinda, Desdemona, Cressida, Bianca, Portia, Juliet, dan Perdita.
Demikian penjelasan mengenai 4 planet yang memiliki cincin di tata surya serta keunikannya.