Konten dari Pengguna

5 Alasan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
13 September 2021 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tujuan awal kedatangan bangsa Portugis (Portugal) ke Indonesia untuk melakukan perdagangan. Sumber: Wikipedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Tujuan awal kedatangan bangsa Portugis (Portugal) ke Indonesia untuk melakukan perdagangan. Sumber: Wikipedia Commons
ADVERTISEMENT
Ternate merupakan salah satu wilayah di Maluku yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti bangsa Portugis. Bangsa Portugis (Portugal) adalah bangsa Eropa yang pertama kali mendatangi wilayah kepulauan Nusantara di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Awalnya, kedatangan Portugal di Indonesia hanya ingin melakukan perdagangan, khususnya komoditas rempah-rempah. Namun, Portugis mengubah rencananya setelah melihat banyaknya potensi alam yang dimiliki Indonesia.
Portugis pun ingin menguasai dan mengeksploitasi kekayaan tersebut hingga akhirnya menimbulkan perlawanan dari rakyat Ternate.

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis

Setelah ditutupnya akses ke Konstantinopel (gerbang penghubung wilayah Eropa dan Asia), bangsa Portugis memutuskan untuk melakukan penjelajahan samudra untuk mencari komoditas rempah-rempah.
Akhirnya, bangsa Portugis mengutus Bartolomeus Diaz untuk melakukan penjelajahan tersebut dan berhasil menemukan jalan ke Tanjung Harapan.
Lalu penjelajahan tersebut disusul oleh Vasco da Gama membuka jalan ke India. Hingga pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque berhasil sampai ke wilayah Malaka.
Selain berkuasa di Malaka, pada tahun 1512 Alfonso de Albuquerque juga mengirimkan armadanya ke Maluku yang dipimpin oleh Antonio de Abreu untuk melakukan ekspedisi.
ADVERTISEMENT
Portugis berniat untuk melakukan monopoli terhadap perdagangan rempah-rempah khususnya cengkih yang banyak ditemukan di daerah Maluku.
Hubungan dagang komoditas cengkih antara Portugis dan Ternate berlangsung pada tahun 1522 hingga tahun 1570. Namun, hubungan tersebut harus berakhir akibat banyaknya konflik antara kedua pihak.
Ilustrasi Perang Soya-soya, salah satu perlawanan Ternate terhadap bangsa Portugis. Sumber: Wikipedia Commons.

Alasan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis

Awalnya, kedatangan Portugis mendatangkan keuntungan bagi rakyat Ternate dari perdagangan antarnegara melalui Portugis. Namun, Portugis mulai menujukkan sikap semena-mena dan ingin memonopoli perdagangan.
Beberapa masyarakat Maluku di Ternate pun mulai melakukan perlawanan. Menurut Anik Sulistiyowati dalam buku Sejarah Indonesia menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi alasan rakyat Ternate melakukan perlawanan, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Perlawanan Ternate terhadap Bangsa Portugis

Berdasarkan faktor-faktor penyebab di atas, rakyat Ternate memutuskan untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis yang dinilai membahayakan wilayah Maluku.
Melansir dari buku Indonesia: Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme, perlawanan di Maluku diawali oleh perlawanan Dajalo dari Ternate dengan bantuan kerajaan Ternate dan Bacan.
Sebelumnya, daerah Ternate sempat bersaing dengan daerah Tidore, namun akhirnya kedua daerah tersebut menyadari bahwa keberadaan Portugis sangat membahayakan mereka. Dajalo belum berhasil mengusir Portugis.
Sultan Baabullah, salah satu tokoh perlawanan Ternate terhadap bangsa Portugis. Sumber: Inews.
Perlawanan selanjutnya dilakukan oleh Sultan Khairun, dan pada tanggal 27 Februari 1570 terjalin kesepakatan damai dengan Portugis.
Sayangnya, bangsa Portugis melanggar kesepakatan damai tersebut, bahkan Sultan Khairun dibunuh. Mendengar kabar duka ini, Sultan Baabullah Daud Syah pun melanjutkan perlawanan terhadap Portugis pada tahun 1575 yang dikenal sebagai Perang Soya-Soya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Portugis berpindah ke Tomor Leste (Timor-Timur) dan Flores dan kemudian meninggalkan Indonesia setelah kedatangan Belanda.
(SAI)