Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
5 Cerita Rakyat Betawi yang Paling Terkenal
5 Maret 2025 12:42 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan latar budaya yang khas, cerita-cerita ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Melalui tradisi lisan maupun tulisan, cerita rakyat Betawi terus diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga identitas budaya di tengah perkembangan zaman.
5 Cerita Rakyat Betawi Sebagai Warisan Budaya
Cerita rakyat Betawi merupakan kekayaan budaya yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan yang mengandung nilai-nilai moral, kearifan lokal, nilai-nilai kehidupan, serta identitas masyarakatnya.
Dikutip dari buku Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi, Ayu (2015), cerita rakyat merupakan warisan kebudayaan bangsa yang telah turun-temurun diceritakan oleh masyarakat.
Kisah-kisah ini umumnya menggambarkan perjuangan, kejujuran, keberanian, serta akibat dari keserakahan dan ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Cerita ini disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi, sehingga tetap hidup di tengah masyarakat, meskipun zaman terus berkembang.
Selain melalui lisan, cerita-cerita ini juga dituliskan dalam buku dan dijadikan bahan pembelajaran bagi anak-anak agar mereka mengenal budaya daerahnya.
Dalam setiap kisahnya, terdapat pesan yang dapat menjadi pedoman hidup bagi masyarakat, seperti pentingnya menjaga persaudaraan, bekerja keras, dan menghormati orang lain. Berikut adalah lima cerita rakyat Betawi yang paling terkenal.
1. Si Pitung: Pendekar Betawi yang Membela Rakyat
Di Batavia (sekarang Jakarta) pada abad ke-19, hiduplah seorang pemuda bernama Pitung.
Ia berasal dari keluarga petani sederhana di Rawa Belong. Sejak kecil, Pitung sudah dikenal sebagai anak yang cerdas, kuat, dan berani. Ia belajar silat dari Guru Haji Naipin dan menjadi ahli bela diri yang tangguh.
ADVERTISEMENT
Saat itu, rakyat Betawi hidup menderita akibat penjajahan Belanda dan kesewenang-wenangan tuan tanah yang serakah. Melihat ketidakadilan ini, Pitung memutuskan untuk bertindak.
Bersama sahabatnya, ia merampas harta dari para tuan tanah yang kaya dan membagikannya kepada rakyat miskin.
Aksi Pitung membuat Belanda geram. Mereka mengerahkan pasukan untuk menangkapnya. Namun, Pitung selalu berhasil lolos berkat kepandaiannya dalam silat dan ilmu kebal yang dimilikinya.
Sayangnya, karena pengkhianatan seseorang, Belanda akhirnya berhasil menangkap Pitung. Ilmu kebalnya dilemahkan dengan doa dari seorang ulama yang dipaksa oleh Belanda. Pitung pun ditembak hingga tewas.
Meskipun gugur, nama Pitung tetap dikenang sebagai pahlawan rakyat yang berani melawan ketidakadilan. Kisahnya terus diceritakan dari generasi ke generasi sebagai simbol keberanian dan perlawanan terhadap penindasan.
ADVERTISEMENT
2. Legenda Nyai Dasimah
Pada zaman kolonial Belanda, hiduplah seorang gadis Betawi bernama Nyai Dasimah. Ia dikenal karena kecantikannya, kecerdasannya, dan sikapnya yang mandiri.
Banyak pria yang tertarik padanya, termasuk seorang pria pribumi bernama Samiun dan seorang Belanda bernama Edward William.
Samiun mencintai Nyai Dasimah dengan tulus, tetapi Edward yang kaya dan berkuasa lebih berhasil menarik perhatian gadis itu.
Edward berjanji bahwa jika menikah dengannya, Nyai Dasimah tetap akan memiliki kebebasan dan tidak akan terkekang seperti istri-istri lain pada masa itu. Percaya dengan janji tersebut, Nyai Dasimah akhirnya menikah dengan Edward dan hidup dalam kemewahan.
Namun, setelah menikah, kenyataan tidak sesuai harapannya. Edward ternyata tidak menepati janjinya dan mulai mengatur kehidupan Nyai Dasimah.
ADVERTISEMENT
Ia dilarang bergaul dengan orang-orang pribumi dan harus tunduk pada aturan suaminya. Nyai Dasimah merasa terkekang dan menyesali keputusannya.
Di tengah penderitaannya, Samiun yang masih mencintainya berusaha membantu. Dengan bantuan seorang pendekar, Samiun berusaha membebaskan Nyai Dasimah dari cengkeraman Edward.
Terjadilah pertarungan sengit antara pendekar tersebut dan Edward. Namun, kisah ini berakhir tragis karena Nyai Dasimah terbunuh dalam kekacauan yang terjadi.
Kisah Nyai Dasimah menjadi legenda yang mencerminkan perjuangan perempuan dalam menghadapi tekanan sosial dan budaya pada masa itu.
Ia dikenang sebagai simbol kebebasan dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Hingga kini, cerita Nyai Dasimah masih sering diceritakan sebagai pengingat akan pentingnya kebebasan dan hak dalam memilih jalan hidup.
3. Si Jampang, Pendekar Betawi
Di tanah Betawi pada zaman kolonial Belanda, hiduplah seorang pendekar gagah bernama Si Jampang. Ia dikenal sebagai jagoan silat yang mahir dan pemberani.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Si Jampang hanyalah seorang pemuda biasa yang hidup sederhana. Namun, karena ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya, ia memutuskan untuk melawan para penjajah dan kaum bangsawan yang menindas rakyat kecil.
Si Jampang sering merampas harta orang-orang kaya yang serakah dan membagikannya kepada rakyat miskin.
Karena tindakannya itu, ia dianggap sebagai seorang perampok oleh pemerintah kolonial, tetapi dihormati oleh rakyat kecil sebagai pahlawan. Keberaniannya membuat banyak orang takut, terutama para pejabat Belanda dan centeng-centeng bayaran mereka.
Suatu hari, Si Jampang jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Rohaye. Namun, cintanya terhalang oleh keluarga Rohaye yang tidak menyetujui hubungan mereka. Selain itu, Belanda semakin gencar mengejar Si Jampang.
Dalam sebuah pertempuran sengit, Si Jampang akhirnya tertangkap oleh pasukan Belanda setelah dikhianati oleh orang terdekatnya. Ia dihukum dan dipenjara, namun namanya tetap melegenda di kalangan masyarakat Betawi.
ADVERTISEMENT
Kisah Si Jampang menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap ketidakadilan. Ia dikenang sebagai pendekar yang gagah berani dan peduli terhadap kaum lemah. Hingga kini, namanya tetap hidup dalam budaya Betawi sebagai sosok pahlawan rakyat.
4. Putri Keong Mas
Pada zaman dahulu di tanah Betawi, hiduplah seorang putri cantik bernama Putri Keong Mas. Ia adalah anak seorang raja bijaksana yang memerintah dengan adil.
Namun, kecantikannya membuat saudara tirinya iri. Dengan hati penuh dengki, saudara tirinya meminta bantuan seorang penyihir jahat untuk menyingkirkan Putri Keong Mas.
Suatu malam, penyihir itu mengutuk sang putri menjadi seekor keong emas dan membuangnya ke sungai. Keong emas itu hanyut terbawa arus hingga akhirnya ditemukan oleh seorang nenek tua yang baik hati. Nenek itu membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, nenek itu terkejut saat menemukan rumahnya bersih dan makanannya sudah tersedia, padahal ia tinggal sendiri. Setelah mengintai, ia melihat keong emas itu berubah menjadi seorang putri cantik. Putri Keong Mas akhirnya menceritakan kisahnya kepada sang nenek.
Berita tentang putri yang hilang akhirnya sampai ke telinga raja. Dengan bantuan seorang tabib sakti, kutukan pun dipatahkan. Putri Keong Mas kembali ke istana dan saudara tirinya dihukum atas perbuatannya. Sejak saat itu, Putri Keong Mas hidup bahagia dan kerajaan pun kembali damai.
Legenda ini mengajarkan bahwa kebaikan selalu menang atas kejahatan dan kesabaran akan membawa kebahagiaan.
5. Legenda Si Manis Jembatan Ancol
Di zaman kolonial Belanda, hiduplah seorang gadis cantik bernama Maryam di daerah Batavia (sekarang Jakarta).
ADVERTISEMENT
Maryam berasal dari keluarga miskin dan bekerja sebagai buruh cuci untuk membantu keluarganya. Kecantikannya menarik perhatian banyak pria, termasuk seorang juragan kaya yang serakah dan licik.
Juragan itu ingin menjadikan Maryam sebagai istrinya, tetapi gadis itu menolak. Ia lebih memilih hidup sederhana daripada harus menikahi pria yang tidak dicintainya.
Karena merasa dihina, sang juragan menyusun rencana jahat. Ia menyuap para preman untuk menculik Maryam dan membawanya kepadanya.
Suatu malam, Maryam diculik dan dibawa ke daerah dekat Jembatan Ancol. Namun, gadis itu berusaha melawan dengan sekuat tenaga. Dalam perjuangannya untuk melarikan diri, ia justru terbunuh dan jasadnya dibuang ke sungai.
Sejak saat itu, masyarakat sekitar sering melihat sosok perempuan berwajah pucat dan berambut panjang di sekitar Jembatan Ancol.
ADVERTISEMENT
Banyak yang percaya bahwa arwah Maryam masih gentayangan karena kematiannya yang tragis dan belum mendapatkan keadilan. Sosoknya dikenal dengan sebutan Si Manis Jembatan Ancol.
Kisah ini berkembang menjadi legenda urban yang terkenal di Jakarta. Banyak warga mengaku pernah melihat sosok perempuan berbaju putih berjalan di sekitar jembatan saat malam hari.
Legenda Si Manis Jembatan Ancol mengandung pesan bahwa kejahatan akan selalu mendapatkan balasannya, dan setiap perbuatan buruk akan meninggalkan jejak yang tak terlupakan.
Melalui cerita rakyat Betawi yang diulas di atas, masyarakat khususnya suku Betawi bisa terus melestarikan nilai-nilai luhur dan identitas budayanya agar tidak terlupakan oleh waktu.(Arf)
ADVERTISEMENT