Konten dari Pengguna

5 Contoh Catatan Anekdot Anak TK beserta Unsur-unsurnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
20 Juni 2023 16:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh catatan anekdot. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh catatan anekdot. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Perkembangan anak di sekolah tidak hanya dilihat dari nilai akademis. Orang tua bisa melihat perilaku buah hati di sekolah melalui catatan anekdot. Seperti apa contoh catatan anekdot?
ADVERTISEMENT
Catatan anekdot atau anecdotal record merupakan laporan yang berisi narasi singkat tentang perilaku anak atau kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari di sekolah. Atau dalam kata lain, catatan anekdot adalah jurnal harian perilaku anak di sekolah.
Hal-hal yang dicatat dalam catatan anekdot berupa situasi yang terjadi secara faktual, misalnya suasana hati anak, apa yang dilakukan anak, hingga apa saja yang dikatakan anak selama di sekolah.
Mengutip laman Kemdikbud, catatan anekdot digunakan untuk mengetahui perkembangan anak berdasarkan indikator yang belum tercantum pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Catatan ini banyak digunakan di tingkat Taman Kanak-Kanak atau PAUD.
Seperti apa contoh catatab anekdot dan bagaimana cara menulisnya?
ADVERTISEMENT

Unsur-Unsur Catatan Anekdot

Ilustrtasi contoh catatan anekdot. Foto: Unsplash.
Untuk membuat catatan anekdot atau anecdotal record, pengajar perlu mengamati perilaku anak atau kegiatan yang dilakukan, kemudian menulis laporan dengan apa adanya. Namun, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam penulisan anekdot.
Nurul Wardah Lubis dalam buku Catatan Anekdot Guru BK menjelaskan, nama anak serta kegiatan atau perilaku menjadi unsur pokok yang harus ada dalam catatan anekdot.

Contoh Catatan Anekdot Anak TK

Ilustrasi contoh catatan anekdot. Foto: Pexels.
Catatan anekdot merupakan hal penting bagi pengajar, tak terkecuali guru TK. Jika belum pernah mengerjakannya, berikut adalah beberapa contoh anekdot yang dikutip dari buku Panduan Administrasi Kelas bagi Guru Taman Kanak-Kanak oleh Ratnawilis.
ADVERTISEMENT

Contoh 1

Tanggal (13/8/17)
Nama siswa: Siti Amelinda Hana Fairuz
Kelas: TK A
Temuan di Lapangan: Siti pada saat proses pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga sudah mampu mengenal lambang bilangan, sesuai dengan tahap perkembangan.
Komunikasi: Anak aktif saat pembelajaran
Penyebab: Anak sudah menguasai permainan sehingga anak lebih mudah memahami angka yang ada dalam media permainan ular tangga.
Saran perbaikan: Guru harus selalu memotivasi anak.

Contoh 2

Tanggal (16/8/17)
Nama siswa: Nizam Taufiqurrahman
Kelas: TK A
Temuan di Lapangan: Nizam mewarnai gambar dadu sudah sesuai dengan warna dadu yang ada.
Komunikasi: Anak sudah paham dengan warna.
Penyebab: Pemahaman anak mengenai warna mulai berkembang. Saran Perbaikan: Guru harus lebih aktif dalam melakukan pendekatan kepada anak serta memotivasi anak.
ADVERTISEMENT

Contoh 3

Tanggal (24/5/19)
Nama Siswa: Aina Rachmawati
Kelas: PAUD
Tempat: Halaman Sekolah
Waktu: Pukul 7.30 WIB
Peristiwa/Perilaku siswa: Aina turun dari sepeda motor ayahnya sambil menangis, sambil kakinya menghentak-hentak ke lantai.

Contoh 4

Tanggal (14/7/19)
Nama Siswa: Rizky Nazarudin
Kelas: TK A
Tempat: Ruang Kelas
Peristiwa/Perilaku: Rizky mencicipi satu sendok sayur bayam, lalu mengambalikan sendok ke mangkuknya. Dia dia dan mengamati teman-teman makan sayur bayam. Guru mendekati dan meminta Rizky menghabiskan sayurnya, tetapi Rizky menggelengkan kepala.
Indikator: Makanan bergizi.
Capaian perkembangan: Belum Baik.

Contoh 5

Tanggal (30/8/20)
Nama siswa: Keyva Sumantri Akbar
Kelas: TK C
Tempat: Ruang Kelas
Peristiwa/Perilaku: Keyva mampu menghitung gambar melalui buku cerita atau alat media yang anak mainkan. Misalnya, guru bercerita tentang anggota tubuh dan keyva langsung menyebutkan nama-nama anggota tubuh.
ADVERTISEMENT
Komunikasi: Anak mudah berinteraksi
Penyebab: Anak aktif.
Saran perbaikan: Guru selalu memberi motivasi agar kegiatan belajar interaktif.
(GLW)