Konten dari Pengguna

5 Teks Eksplanasi Bullying beserta Contoh, Pengertian, dan Strukturnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
27 Agustus 2024 22:47 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/cottonbro studio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/cottonbro studio
ADVERTISEMENT
Teks eksplanasi biasanya berisi tentang penjelasan bagaimana sebuah peristiwa dapat terjadi. Salah satu contohnya adalah teks eksplanasi bullying yang menjelaskan tentang salah satu fenomena sosial yang kerap terjadi di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Fenomena sosial terjadinya bullying sangatlah cocok untuk dijadikan sebagai tema dalam menulis teks eksplanasi karena memerlukan perhatian khusus dari masyarakat sekitar dalam penanganan dan pencegahannya.
Selain bullying, ada banyak topik terkait fenomena sosial yang dapat menjadi inspirasi dalam teks eksplanasi sebagai salah satu materi dalal pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pengertian Teks Eksplanasi

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Ylanite Koppens
Teks eksplanasi merupakan bentuk tulisan yang memaparkan proses terjadinya atau terbentuknya suatu peristiwa atau fenomena yang biasanya membahas tentang fenomena sosial, alam, politik, hukum, ekonomi, maupun budaya.
Dalam teks eksplanasi, kejadian dari suatu fenomena akan dijelaskan secara runtut.
Secara sederhana, teks eksplanasi dapat diartikan sebagai suatu teks yang memuat penjelasan terkait proses terjadinya suatu fenomena serta menerangkan hubungan kausalitas atau sebab-akibat dari suatu peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Teks eksplanasi berasal dari kata dalam Bahasa Inggris, yakni explanation yang berarti penjelasan, keterangan, atau paparan.
Mengutip dari buku Mandiri Bahasa Indonesia karya Restuti dan Kosasih, teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.
Dengan adanya teks eksplanasi, pembaca dapat diberikan pemahaman yang logis dan jelas terkait tentang latar belakang terjadinya suatu fenomena.
Oleh karena itu, teks eksplanasi berisi gambaran tentang proses mengapa dan bagaimana kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.

Fungsi dan Tujuan Teks Eksplanasi

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Pixabay
Fungsi dari teks eksplanasi adalah untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu atau suatu fenomena menurut prinsip sebab-akibat.
Sementara tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk menggambarkan satu atau lebih peristiwa yang melibatkan kausalitas dan proses.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, penulis harus menjelaskan kejadian sejelas mungkin sehingga pembaca dapat mengumpulkan informasi penting dari apa yang sedang dijelaskan.
Selain itu, jenis teks ini juga bertujuan untuk melaporkan secara jelas langkah-langkah, dan proses yang terkait dengan fenomena yang terjadi dengan melibatkan penjelasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Jenis teks ini sangat berguna bagi pembaca yang tidak mengetahui mengapa fenomena tersebut terjadi.

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Karolina Kaboompics
Dalam membuat teks eksplanasi dalam suatu kejadian, terdapat kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan, antara lain:
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Startup Stock Photos
Mengutip dari Super Complete SMP/MTs 7,8,9 karya Khoerunnisa, dkk (2020:579), teks eksplanasi memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan jenis teks lain. Berikut adalah ciri-ciri teks eksplanasi.

Struktur Teks Eksplanasi

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Louis Bauer
Mengutip dari Modul Bahasa Indonesia Kelas XI karya Mashun, teks eksplanasi adalah suatu teks yang disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan intisari penutup.
Sama halnya dengan teks lainnya, teks eksplanasi tentunya memiliki struktur yang membangun teks tersebut. Mengutip dari buku Bahasa Indonesia Kelas XI karya Indri Anatya Permatasari, M.Pd., berikut ini adalah struktur teks eksplanasi.
ADVERTISEMENT

1. Pernyataan Umum

Teks eksplanasi diawali dengan adanya pernyataan-pernyataan umum yang bersifat ringkas, menarik, dan jelas, sehingga mampu membangkitkan minat pembaca untuk membaca secara detailnya.

2. Deretan Penjelasan

Bagian deretan penjelasan berisikan penjelasan mengenai proses suatu fenomena terjadi dan apa yang melatarbelakanginya. Bukan hanya berfungsi untuk menjelaskan fenomena itu sendiri, melainkan juga menjabarkan pada proses fenomena itu dapat terjadi.

3. Intisari

Intisari merupakan bagian penutup dari teks eksplanasi yang memuat kesimpulan dari kejadian atau fenomena yang sudah dibahas. Pada bagian ini, dapat ditambahkan beberapa opini serta saran terhadap fenomena yang dibahas.

Teks Eksplanasi Bullying

Ilustrasi teks eksplanasi bullying. Foto: Pexels/Mikhail Nilov
Salah satu topik yang dapat dipilih dalam membuat teks eksplanasi adalah bullying. Mengutip dari buku Cegah dan Stop Bullying Sejak Dini karya Widya Ayu, bullying berasal dari bahasa Inggris yaitu bull yang berarti banteng.
ADVERTISEMENT
Secara etimologi bullying berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah.
Sementara mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bullying disebut sebagai menyakat yang artinya mengusik (supaya menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merisak secara verbal.
Sementara itu, mengutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), bullying juga dikenal sebagai penindasan/risak.
Bullying telah menjadi fenomena yang ternyata sudah sering terjadi di masyarakat.
Fenomena ini tentu menarik untuk ditulis ke dalam teks eksplanasi yang memaparkan tentang penjelasan bullying, sebab dan akibat yang ditimbulkan serta penutup berupa kesimpulan dan saran. Berikut contoh teks eksplanasi bullying yang dapat digunakan sebagai referensi.

Contoh 1

Bullying merupakan kejadian sosial yang begitu meresahkan. Melibatkan tindakan-tindakan kekerasan dan terjadi secara berulang.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap satu atau beberapa korban dengan niat merendahkan, menyakiti, atau mengintimidasi.
Sayangnya, perilaku ini dapat terjadi di berbagai tempat dan dalam berbagai keadaan.
Tindakan ini adalah bentuk perlakuan merendahkan, penindasan, atau intimidasi yang ditujukan kepada individu yang lebih lemah atau berbeda oleh individu atau kelompok lain.
Keberadaan bullying bisa sangat merugikan, mengganggu kesejahteraan psikologis, emosional, dan fisik korban. Dalam banyak kasus, bullying dapat mengambil berbagai bentuk. Seperti pelecehan yang dilakukan secara verbal.
Contohnya adalah niat untuk menghina, mengucilkan ataupun makian yang ditujukan kepada korban. Bentuk ini dapat merusak harga diri dan kepercayaan diri korban, serta memengaruhi kesejahteraan mental mereka.
Pelecehan fisik, di sisi lain, melibatkan tindakan kekerasan yang dapat mencakup pukulan, tendangan, atau tindakan fisik lainnya yang menyebabkan cedera fisik atau rasa sakit pada korban.
ADVERTISEMENT
Pelecehan sosial adalah upaya untuk mengisolasi korban dari kelompok teman sebaya mereka dengan cara menolak atau mengabaikannya.
Dampak yang disebabkan dari perilaku bullying ini sangat serius bahkan mengakibatkan kematian. Beberapa kasus ditemukan bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menghadapi situasi tersebut.
Selain itu, bullying dapat memengaruhi kemampuan korban untuk berfungsi secara sosial dan akademis.
Mereka mungkin merasa terisolasi, kurang percaya diri, dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang mengancam masa depan mereka.
Mengatasi bullying adalah tugas yang sangat penting bagi semua pihak yang terlibat. Kerjasama semua bidang seperti keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat tentu sangat diperlukan.
Hal ini melibatkan peningkatan kesadaran akan dampak negatif bullying dan mengajarkan keterampilan sosial serta pemahaman tentang empati kepada individu sejak dini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perlu ada mekanisme yang efektif untuk melaporkan dan menindak tindakan bullying.
Melalui pendekatan komprehensif seperti ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, lebih peduli, dan lebih mendukung bagi semua individu.
Sehingga dapat mengurangi insiden bullying dan mengurangi dampak negatifnya pada masyarakat.

Contoh 2

Bullying di sekolah menjadi momok yang menakutkan dan dapat memiliki dampak yang sangat dalam.
Lingkungan sekolah yang patut untuk dijadikan tempat yang menyenangkan untuk belajar dan menjalin pertemanan, justru menjadi tempat yang paling dihindari.
Pelaku bullying seringkali menonjolkan karakteristik yang pemberani dan tidak takut akan siapa pun. Keinginan untuk menguasai korban secara mental dan fisik menjadi tujuan utama para pelaku bullying di sekolah.
Tak jarang keinginan untuk memiliki kuasa atas harta benda juga menjadi salah satu keuntungan melakukan tindak kekerasan ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk paling merusak dari bullying adalah bullying psikologis. Pelaku seringkali melakukan tindakan pengucilan sosial, penyebaran rumor palsu, atau penghinaan yang berkepanjangan.
Dalam beberapa kasus, korban mungkin merasa terjebak dan tidak memiliki dukungan dari teman-temannya. Serangan fisik seperti pemukulan dapat menyebabkan cedera fisik yang parah, bahkan membahayakan nyawa korban.
Dampaknya bukan hanya fisik, tetapi juga emosional. Korban sering kali menolak untuk berangkat sekolah yang mana akan berpengaruh terhadap kegiatan akademisnya.
Untuk mengatasi masalah ini, pendidikan dan kesadaran harus ditanamkan di kalangan siswa, guru, dan orangtua tentang konsekuensi serius dari bullying.
Sekolah juga harus memiliki kebijakan anti-bullying yang tegas dan efektif, serta sistem yang memungkinkan laporan insiden-insiden bullying dan penanganannya dengan segera.
ADVERTISEMENT
Sehingga, terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat terlaksana.

Contoh 3

Ketika kita merambah dunia maya, kita sering kali lupa bahwa meskipun ini adalah dunia digital, tindakan-tindakan kejam seperti bullying tetap ada dalam bentuk yang baru, dikenal sebagai cyber bullying.
Cyber bullying adalah bentuk perundungan yang terjadi melalui berbagai saluran online, seperti media sosial, pesan teks, email, dan forum online.
Tindakan ini adalah bentuk perundungan modern yang semakin umum, memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan yang merendahkan, menghina, atau mengancam individu dengan cara yang merusak.
Bentuk-bentuk cyber bullying sangat beragam dan seringkali mengintegrasikan elemen-elemen teknologi.
Bisa berupa pesan beracun yang menghujat korban, penyebaran informasi palsu yang merusak reputasi, atau penghinaan di media sosial yang dapat dengan cepat menyebar dan menghancurkan citra seseorang.
ADVERTISEMENT
Ada juga bentuk pelecehan yang melibatkan penggunaan gambar atau video tanpa izin, yang menciptakan dampak yang mendalam pada korban.
Dampak dari cyber bullying bisa sangat merusak. Korban sering mengalami stres yang konstan, kecemasan yang mendalam, dan terkadang bahkan depresi.
Mereka mungkin merasa terisolasi dan kesepian, dengan hubungan sosial yang terganggu.
Pencapaian akademik mereka juga dapat terpengaruh, karena mereka kesulitan untuk berkonsentrasi dalam lingkungan yang terus menerus mengancam.
Pencegahan adalah kunci untuk mengatasi cyber bullying. Ini memerlukan upaya bersama dari seluruh masyarakat.
Orangtua perlu memantau aktivitas anak-anak mereka secara online, sementara pendidik harus memberikan pelatihan tentang etika digital dan risiko cyber bullying.
Selain itu, penyedia platform media sosial juga memiliki peran dalam menerapkan kebijakan yang mendukung lingkungan yang aman di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Hanya dengan kesadaran dan tindakan pencegahan yang kuat kita dapat menciptakan dunia online yang lebih baik dan lebih aman bagi semua individu.

Contoh 4

Bullying atau pelecehan adalah suatu fenomena sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah.
Fenomena ini melibatkan tindakan agresif atau penganiayaan yang dilakukan secara berulang oleh satu individu atau sekelompok individu terhadap orang lain yang lebih lemah secara fisik atau emosional.
Bullying terjadi dalam berbagai bentuk seperti penghinaan, ejekan, kekerasan fisik, isolasi sosial, atau penyebaran rumor yang merugikan reputasi seseorang.
Tindakan ini biasanya terjadi secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama, sehingga berdampak buruk pada korban yang merasa takut, terintimidasi, dan merasa rendah diri.
Ada beberapa alasan mengapa bullying terjadi di sekolah. Pertama, ada individu yang menggunakan intimidasi dan kekuatan untuk memperoleh rasa superioritas atau dominasi atas orang lain.
ADVERTISEMENT
Kedua, ketidakadilan sosial atau perbedaan yang mencolok dalam hal penampilan, kekayaan, kecerdasan, atau faktor lainnya dapat menjadi penyebab terjadinya bullying.
Selain itu, kurangnya kesadaran dan pendidikan mengenai pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan juga berkontribusi pada terjadinya bullying di sekolah.
Dampak dari bullying sangat serius. Korban bullying dapat mengalami tekanan psikologis, kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik, dan bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Lingkungan sekolah yang tidak aman dan tidak nyaman juga dapat berdampak negatif pada proses belajar siswa secara keseluruhan.
Pencegahan bullying di sekolah sangat penting. Sekolah harus menciptakan budaya yang inklusif, saling menghormati, dan bebas dari kekerasan.
Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan peran aktif semua anggota sekolah, termasuk guru, siswa, staf sekolah, dan orang tua.
ADVERTISEMENT
Program pendidikan dan pelatihan tentang kepedulian, empati, pengelolaan konflik, dan keberagaman juga perlu diimplementasikan.
Bullying adalah fenomena sosial yang merugikan dan berdampak negatif pada lingkungan sekolah.
Melalui upaya bersama, sekolah dapat mencegah bullying dengan menciptakan lingkungan yang aman, mengedukasi siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial yang positif.
Dengan demikian, diharapkan sekolah menjadi tempat yang inklusif, ramah, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.

Contoh 5

Bullying adalah penerapan kekerasan atau ancaman untuk mengganggu orang lain dalam kehidupan bersosial. Perilaku ini jika dibiarkan akan mengganggu keseimbangan sosial dan dapat menimbulkan korban.
Bullying mencakup pelecehan secara lisan, fisik, atau paksaan yang diberikan berulang kali secara terus menerus pada korban tertentu.
ADVERTISEMENT
Penyebab seseorang menerima bully juga beragam, bisa karena perbedaan ras, agama, kemampuan, bahkan hanya karena pelaku tidak menyukai korban.
Bullying dapat terjadi dimanapun asalkan ada interaksi sosial di lingkungan tersebut. Baik itu di sekolah, rumah tangga, ataupun masyarakat.
Sebagai tempat di mana anak-anak mencari jati diri sekolah adalah lingkungan yang sering menjadi lokasi pembullyian. Para pelakunya biasanya adalah anak-anak yang mempunyai rasa rendah diri dan mereka memanfaatkan bully untuk menutupi itu semua.
Melalui bully mereka merasa telah memiliki kekuasaan dan melupakan rasa rendah diri yang sebelumnya ada. Keberhasilan dalam membully ini berlanjut ke kekerasan dengan tingkat yang lebih tinggi lagi.
Yang unik dari kasus bully adalah biasanya korban akan memiliki kecenderungan untuk melakukan pembullyan juga. Mereka berusaha mencari orang lemah lain yang bisa menjadi tempat pelampiasan atas beban yang dipendam selama ini.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak alasan terjadinya bully para siswa seharusnya mendapat bimbingan yang tepat dari orang tua atau guru. Jangan membatasi jika ada anak yang bercerita terkait pembullyan yang dialaminya.
Sebaiknya orang tua, guru, dan masyarakat memberi pendampingan yang tepat pada para korban dan memberi pembinaan pada para pelaku supaya berhenti dari kebiasaan buruk tersebut.
Demikian, itulah penjelasan tentang teks eksplanasi bullying. Lengkap dengan contoh, pengertian, ciri-ciri, hingga struktur teks eksplanasi dalam kaidah kebahasaan bahasa Indonesia. (SUCI)