Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
53 Lokasi SPKLU di Rest Area Trans Jawa Terbaru untuk Mudik 2025
20 Maret 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
53 lokasi SPKLU di Rest Area Trans Jawa kini telah tersedia untuk mendukung para pengguna kendaraan listrik selama perjalanan mudik.
ADVERTISEMENT
Dengan semakin berkembangnya infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia, keberadaan SPKLU di sepanjang tol Trans Jawa menjadi vital untuk memastikan kelancaran perjalanan.
Para pengendara mobil listrik kini dapat merencanakan pengisian daya dengan lebih mudah dan nyaman.
53 Lokasi SPKLU di Rest Area Trans Jawa
Berikut adalah daftar 53 lokasi SPKLU di Rest Area Trans Jawa untuk mudik 2025, mengutip dari web.pln.co.id.
Ruas Jabodetabek
1. Tol Jagorawi
- Rest Area KM 10A: DC 60 kW
- Rest Area KM 21B: DC 50 kW
- Rest Area KM 45A: DC 60 kW
2. Tol Jakarta-Tangerang
- Rest Area KM 13A: DC 60 kW
- Rest Area KM 14B: AC & DC 82,5 kW
3. Tol Jakarta-Cikampek
ADVERTISEMENT
- Rest Area KM 6B: AC 22 kW, DC 25 kW, DC 200 kW
- Rest Area KM 19A: DC 50 kW & DC 24 kW
- Rest Area KM 19B: DC 50 kW & DC 24 kW
- Rest Area KM 39A: DC 50 kW
- Rest Area KM 42B: DC 50 kW
- Rest Area KM 57A: AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW
- Rest Area KM 62B: AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW
Ruas Cipularang dan Padeluenyi
1. Tol Cipularang
- Rest Area KM 72A: DC 50 kW & 24 kW
- Rest Area KM 72B: DC 50 kW & 24 kW
- Rest Area Travoy KM 88A: AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
ADVERTISEMENT
- Rest Area Travoy KM 88B: AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
- Rest Area KM 97B: DC 60 kW
- Rest Area KM 125B: DC 120 kW
2. Tol Padeluenyi
- Rest Area KM 147A: DC 50 kW & DC 200 kW
- Rest Area KM 149B: DC 50 kW & DC 24 kW
Ruas Palikanci dan Batang-Semarang
1. Tol Palikanci
- Rest Area Travoy KM 207A: AC 24 kW, DC 24 kW, DC 50 kW, DC 66 kW, DC 100 kW
- Rest Area KM 208B: DC 50 kW, DC 24 kW
2. Tol Batang-Semarang
- Rest Area Travoy KM 360B: DC 50 kW
ADVERTISEMENT
- Rest Area Travoy KM 379A: AC 7.4 kW, AC 22 kW, DC 66 kW, DC 100 kW, DC 200 kW
- Rest Area Travoy KM 389B: DC 50 kW, AC 7.4 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 391A: DC 50 kW
Ruas Solo-Ngawi-Kertosono
1. Tol Solo-Ngawi
- Rest Area Travoy KM 519A: DC 24 kW, DC 50 kW
- Rest Area Travoy KM 519B: DC 24 kW, DC 50 kW
- Rest Area Travoy KM 538A: DC 50 kW, DC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 538B: DC 50 kW, DC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 575A: DC 50 kW, DC 22 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
ADVERTISEMENT
- Rest Area Travoy KM 575B: DC 50 kW, DC 22 kW
2. Tol Ngawi-Kertosono
- Rest Area Travoy KM 597A: DC 50 kW, DC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 597B: DC 50 kW, DC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 626A: AC 22 kW, DC 100 kW
- Rest Area Travoy KM 626B: AC 22 kW, DC 200 kW
Ruas Semarang Seksi A, B, C dan Semarang-Solo
1. Tol Semarang Seksi A, B, C
- Rest Area KM 424B: DC 50 kW
2. Tol Semarang-Solo
- Rest Area KM 429A: DC 50 kW
- Rest Area KM 439A: DC 50 kW
- Rest Area KM 444B: DC 50 kW, DC 200 kW
- Rest Area KM 456B: AC 7.4 kW
ADVERTISEMENT
- Rest Area KM 487A: DC 50 kW
- Rest Area KM 487B: DC 50 kW
Ruas Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Gempol, Pandaan-Malang dan Gempol-Pasuruan
1. Tol Surabaya-Mojokerto
- Rest Area Travoy KM 725A: DC 50 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
- Rest Area Travoy KM 726B: DC 50 kW
2. Tol Surabaya-Gempol
- Rest Area KM 753B: DC 50 kW
- Rest Area KM 754A: DC 50 kW
3. Tol Pandaan-Malang
- Rest Area Travoy KM 66A: DC 50 kW
- Rest Area Travoy KM 66B: DC 50 kW
- Rest Area Travoy KM 84A: DC 50 kW
- Rest Area Travoy KM 84B: DC 50 kW
4. Tol Gempol-Pasuruan
- Rest Area Travoy KM 792A: DC 50 kW
ADVERTISEMENT
- Rest Area Travoy KM 792B: DC 50 kW
Cara Mencari Stasiun Pengisian Baterai EV untuk Mudik 2025
Untuk memastikan perjalanan mudik 2025 dengan kendaraan listrik tetap lancar, penting untuk mengetahui lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengecek lokasi SPKLU di sepanjang rute perjalanan, dikutip dari indonesia.go.id.
1. Menggunakan Aplikasi PLN Mobile
Aplikasi PLN Mobile adalah cara paling praktis untuk menemukan SPKLU karena memiliki data resmi dari PLN. Berikut langkah-langkahnya:
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini juga bisa menampilkan status ketersediaan SPKLU, sehingga pengguna bisa memilih tempat pengisian daya yang tidak sedang penuh.
2. Menggunakan Google Maps
Google Maps dapat digunakan untuk mencari lokasi SPKLU, terutama yang sudah terdaftar di sistem Google. Berikut caranya:
Beberapa SPKLU yang terintegrasi dengan Google Maps juga menampilkan informasi mengenai jumlah charger yang tersedia serta apakah sedang digunakan atau tidak.
3. Menggunakan Situs Resmi PLN atau Kemenhub
PLN dan Kementerian Perhubungan biasanya menyediakan informasi terkait lokasi SPKLU, terutama menjelang musim mudik. Cara mengaksesnya:
ADVERTISEMENT
Biasanya, situs resmi PLN atau Kemenhub juga menyediakan file PDF atau infografis yang bisa diunduh untuk referensi selama perjalanan.
4. Menggunakan Aplikasi Pihak Ketiga
Selain aplikasi PLN Mobile dan Google Maps, ada juga beberapa aplikasi lain yang bisa digunakan untuk menemukan SPKLU, seperti:
Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat peta lokasi SPKLU, mengetahui spesifikasi charger yang tersedia, serta membaca ulasan dari pengguna lain mengenai kondisi stasiun pengisian daya.
ADVERTISEMENT
5. Menghubungi Layanan Pelanggan PLN
Jika masih ragu atau mengalami kendala saat mencari SPKLU, pengguna bisa langsung menghubungi layanan pelanggan PLN melalui:
Dengan berbagai cara di atas, pengguna kendaraan listrik bisa lebih mudah merencanakan perjalanan mudik tanpa khawatir kehabisan daya di tengah jalan.
Mobil Listrik Kembali Bebas Aturan Ganjil-Genap pada Mudik Lebaran 2025
Pada musim mudik Lebaran 2025, pemerintah kembali menerapkan berbagai kebijakan rekayasa lalu lintas guna mengurai kepadatan kendaraan di jalan tol.
Salah satu aturan utama yang diberlakukan adalah sistem ganjil-genap, yang mengatur kendaraan berdasarkan angka terakhir pada pelat nomor mereka.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan yang melintas pada waktu tertentu, sehingga arus lalu lintas tetap lancar selama periode mudik dan arus balik.
Namun, kendaraan listrik kembali mendapatkan pengecualian dari aturan ganjil-genap ini.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor KP-DRJD 1099 Tahun 2025, Nomor HK.201/4/4/DJPL/2025, Nomor Kep/50/III/2025, dan Nomor 05/PKS/Db/2025.
SKB ini mengatur lalu lintas serta penyeberangan selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2025 atau 1446 Hijriah.
Dengan adanya pengecualian ini, pemilik mobil listrik dapat melakukan perjalanan tanpa terhalang jadwal ganjil-genap, memberikan fleksibilitas lebih bagi mereka yang menggunakan kendaraan berbasis energi listrik.
Pemerintah menetapkan kebijakan ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan membebaskan mobil listrik dari aturan ganjil-genap, diharapkan semakin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan listrik.
Selain itu juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta menekan polusi udara akibat emisi kendaraan konvensional.
Dukungan terhadap mobil listrik juga diperkuat dengan penyediaan infrastruktur yang lebih baik, seperti penambahan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai jalur utama mudik.
Pengguna kendaraan listrik kini lebih mudah menemukan lokasi SPKLU melalui aplikasi resmi dari PLN atau peta digital yang sudah terintegrasi dengan titik-titik pengisian daya.
Dengan adanya insentif berupa kebebasan dari aturan ganjil-genap serta semakin berkembangnya infrastruktur kendaraan listrik, mudik dengan mobil listrik pada Lebaran 2025 menjadi pilihan yang semakin menarik.
Selain lebih efisien, pengguna kendaraan listrik juga dapat menikmati perjalanan tanpa khawatir terhambat aturan lalu lintas yang ketat.
ADVERTISEMENT
Bagi pemudik yang akan melakukan perjalanan selama Lebaran 2025, persiapan matang sangat penting agar perjalanan lebih aman dan nyaman.
Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah mengetahui kebijakan lalu lintas, seperti penerapan ganjil-genap atau rekayasa arus mudik di jalan tol dan jalur arteri.
Mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang, seperti kepolisian dan Kementerian Perhubungan, dapat membantu menghindari kendala selama perjalanan.
Selain memahami aturan lalu lintas, kondisi kendaraan juga harus dipastikan dalam keadaan prima. Sebelum berangkat, lakukan pemeriksaan menyeluruh pada mesin, rem, ban, serta kelistrikan kendaraan.
Bagi pengguna mobil listrik, pastikan untuk mengecek lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sepanjang rute agar tidak mengalami kesulitan saat daya baterai menipis.
ADVERTISEMENT
Membawa peralatan darurat seperti ban cadangan dan dongkrak juga sangat dianjurkan.
Pemudik juga disarankan untuk mengatur waktu keberangkatan dengan bijak agar tidak terjebak dalam puncak arus mudik.
Berangkat lebih awal atau memilih jalur alternatif dapat menjadi strategi untuk menghindari kemacetan panjang.
Selain itu, pastikan untuk beristirahat secara berkala agar tetap fokus saat mengemudi dan menghindari kelelahan yang dapat membahayakan keselamatan.
Bagi yang menggunakan transportasi umum, pemesanan tiket jauh-jauh hari sangat dianjurkan agar mendapatkan harga yang lebih terjangkau serta menghindari kehabisan tiket.
Pastikan juga untuk datang lebih awal ke terminal, stasiun, atau bandara guna mengantisipasi antrean panjang.
Dengan persiapan yang baik, perjalanan mudik dapat berlangsung lebih lancar sehingga pemudik bisa sampai di kampung halaman dengan selamat dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, dengan adanya 53 lokasi SPKLU di Rest Area Trans Jawa, pemudik yang menggunakan kendaraan listrik kini dapat lebih mudah merencanakan perjalanan mereka tanpa khawatir kehabisan daya.
Infrastruktur ini terus dikembangkan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. (Shofia)