Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
6 Dalil Nuzulul Quran, Bukti Turunnya Wahyu dalam Al-Qur'an
16 Maret 2025 13:52 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalil Nuzulul Quran menyebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia, sebagai wahyu dari Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril.
ADVERTISEMENT
Proses penurunan Al-Qur'an ini tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan hukum-hukum Ilahi, tetapi juga untuk membimbing umat manusia dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Dalil Nuzulul Quran: Wahyu tentang Al-Qur'an
Wahyu ini tidak datang sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu sekitar 23 tahun. Proses penurunan wahyu tersebut disebut dengan Nuzulul Qur'an, yang berarti turunnya Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kitab suci yang dipercaya oleh umat Islam sebagai wahyu dari Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Berikut ini adalah dalil Nuzulul Quran yang dikutip dari situs Kemenag.
1. Surat Al-Baqarah Ayat 185
Dalil utama yang digunakan oleh para ulama mengenai peristiwa diturunkannya Al-Qur'an di bulan Ramadan adalah Qs. Surat Al-Baqarah Ayat 185 sebagai berikut :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
ADVERTISEMENT
Latin: syahru ramadlanalladzi unzila fîhil-qur'anu hudal lin-nasi wa bayyinatim minal-huda wal-furqan, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa man kana maridlan au ‘ala safarin fa ‘iddatum min ayyamin ukhar, yuridullahu bikumul-yusra wa la yuridu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullaha ‘ala ma hadakum wa la‘allakum tasykurun
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
ADVERTISEMENT
2. Surat Al-Anfal Ayat 41
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Latin: wa‘lamu annama ghanimtum min syai'in fa anna lillahi khumusahu wa lir-rasuli wa lidzil-qurba wal-yatama wal-masakini wabnis-sabili ing kuntum amantum billahi wa ma anzalna ‘ala ‘abdina yaumal-furqani yaumaltaqal jam‘an, wallahu ‘ala kulli syai'ing qadir
Artinya : "Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
ADVERTISEMENT
3. Al-Alaq Ayat 1-5
Surat Al Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah. Sekaligus sebagai penanda awal dimulainya peradaban Islam. Kala itu Rasulullah saw menerima wahyu ini saat berada di Gua Hira pada 17 Ramadan.
ا اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Latin: (1)Iqra` bismi rabbikallażī khalaq (2) Khalaqal-insāna min 'alaq (3) Iqra' wa rabbukal -akram (4) Allażī 'allama bil-qalam (5) 'Allama al-insana ma lam ya'lam
Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
ADVERTISEMENT
4. Surat Al-Qadar
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Arab latin: Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr. Wa mā adrāka mā lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr(i).
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
5. Ad-Dukhan Ayat 3
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
ADVERTISEMENT
Latin: innâ anzalnâhu fî lailatim mubârakatin innâ kunnâ mundzirîn
Artinya: Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.
6. Asy-Syu'ara' Ayat 193
زَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُۙ
Latin: nazala bihir-rûḫul-amîn
Artinya: Ia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril).
Bukti Turunnya Wahyu
Bukti turunnya wahyu Al-Qur'an dapat dilihat dari berbagai segi, baik dari segi ilmiah, historis, maupun spiritual. Berikut ini beberapa bukti yang menguatkan kebenaran turunnya wahyu Al-Qur'an:
1. Kemukjizatan Al-Qur'an
Salah satu bukti nyata dari turunnya wahyu Al-Qur'an adalah kemukjizatan yang terkandung di dalamnya. Al-Qur'an mengandung banyak aspek ilmiah yang baru diketahui belakangan ini, meskipun wahyu ini diturunkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu.
Sebagai contoh, penjelasan tentang perkembangan janin dalam rahim ibu yang terdapat dalam Surat Al-Mu’minun (23:13-14) sangat akurat dengan penemuan ilmu kedokteran modern.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan pengetahuan tentang alam semesta, bumi, dan hukum-hukum fisika yang terkandung dalam Al-Qur'an yang tidak dapat dipahami pada masa itu, tetapi kini terbukti kebenarannya.
2. Perubahan Sosial yang Dibawa oleh Al-Qur'an
Sebelum turunnya Al-Qur'an, masyarakat Arab pada umumnya berada dalam kondisi sosial yang sangat terbelakang, penuh dengan kebodohan, kesenjangan sosial, dan kemiskinan.
Namun, setelah turunnya wahyu Al-Qur'an, masyarakat Arab mengalami transformasi yang luar biasa, dari masyarakat jahiliyah yang penuh kekerasan dan ketidakadilan menjadi masyarakat yang lebih beradab, adil, dan beretika.
Perubahan ini menunjukkan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw benar-benar mampu memberikan petunjuk hidup yang menyeluruh.
3. Kehidupan Nabi Muhammad saw sebagai Pembawa Wahyu
Nabi Muhammad saw sebagai penerima wahyu dan pembawa risalah Islam menjalani kehidupan yang penuh tantangan, baik dari segi pribadi maupun sosial.
ADVERTISEMENT
Setiap wahyu yang diturunkan kepadanya selalu memberikan jawaban dan petunjuk yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi umat pada saat itu.
Kehidupan beliau yang penuh ujian ini menjadi bukti betapa besar peran wahyu dalam membimbing umat manusia menuju jalan yang benar.
Proses Nuzulul Qur'an
Proses turunnya wahyu Al-Qur'an terjadi dalam dua fase utama pertama, wahyu diturunkan langsung dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadar.
Dan kemudian, wahyu diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril.
1. Turunnya Wahyu ke Baitul Izzah
Pada malam Lailatul Qadar, Al-Qur'an diturunkan dalam bentuk yang utuh dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah, yaitu tempat yang tinggi di langit dunia.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu yang sempurna dan sudah lengkap, meskipun penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad saw dilakukan secara bertahap.
ADVERTISEMENT
2. Penurunan Wahyu Secara Bertahap
Setelah Al-Qur'an diturunkan ke Baitul Izzah, wahyu-wahyu tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw sesuai dengan kebutuhan dan keadaan umat pada saat itu.
Proses ini berlangsung selama 23 tahun, dan wahyu-wahyu ini datang dalam bentuk ayat-ayat yang mengatur segala aspek kehidupan umat Islam.
Beberapa wahyu turun dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan lainnya turun sebagai respons terhadap peristiwa-peristiwa tertentu, seperti pertempuran atau peristiwa penting dalam kehidupan umat Islam.
Dalil Nuzulul Qur'an dalam Al-Qur'an menunjukkan dengan jelas bahwa wahyu itu turun secara bertahap dan memiliki tujuan yang sangat besar, yaitu untuk memberikan petunjuk hidup kepada umat manusia.
Proses penurunan wahyu ini terbukti melalui ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur'an, yang menegaskan bahwa wahyu Al-Qur'an bukanlah hasil dari pikiran manusia, melainkan wahyu dari Allah Swt. (shr)
ADVERTISEMENT