Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
7 Peribahasa tentang Pendidikan dan Maknanya
21 Juli 2023 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Puput Alviani dalam buku Cakap Peribahasa, Puisi Baru & Pantun, peribahasa adalah kalimat ringkas berisi ungkapan, perumpamaan, perbandingan, dan nasihat yang disampaikan menggunakan bahasa kias.
Berdasarkan isi pesannya, peribahasa dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu perumpamaan, bidal, pameo, dan pepatah.
Peribahasa mengandung ajaran moral yang membimbing manusia ke jalan yang benar. Ajaran moral yang disampaikan dalam peribahasa berupa cara berperilaku, cara pandang, serta nilai dan norma sosial yang harus dipatuhi.
7 Peribahasa tentang Pendidikan
Peribahasa tentang pendidikan jumlahnya sangat banyak. Sebagian besar peribahasa tersebut berisi anjuran untuk mencari ilmu, pujian, atau petuah dalam bersikap.
Berikut ini peribahasa bahasa Indonesia bertema pendidikan yang dirangkum dari buku Kamus Peribahasa oleh S.B.S Abbas dan Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua yang ditulis Imam Budhi Santosa.
ADVERTISEMENT
1. Guru kencing berdiri murid kencing berlari
‘Guru kencing berdiri murid kencing berlari’ merupakan salah satu peribahasa populer yang kerap muncul dalam percakapan sehari-hari. Peribahasa ini memiliki makna tingkah laku pemimpin yang akan ditiru oleh pengikutnya.
Dalam konteks pendidikan, peribahasa ini memiliki arti apa pun yang dilakukan atau dikatakan oleh guru akan ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati dalam bersikap maupun berbicara agar bisa menjadi teladan yang baik.
2. Laut budi tepian akal
‘Laut budi tepian akal’ digunakan sebagai kalimat pujian. Peribahasa ini bermakna orang yang banyak ilmu dan bijaksana.
Kata laut sendiri memiliki arti kumpulan air asin yang luas, sedangkan akal berarti pikiran. Kata tersebut dipakai sebagai kiasan untuk menggambarkan pikiran atau wawasan yang sangat luas.
3. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi
‘Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi’ artinya ilmu yang dipelajari setengah-setengah tidak akan bermanfaat. Peribahasa ini mengandung nasihat agar selalu konsisten dan serius dalam mempelajari ilmu apa pun.
ADVERTISEMENT
4. Seperti padi makin berisi makin merunduk
‘Seperti padi makin berisi makin merunduk’ diucapkan untuk menggambarkan seseorang yang pandai dan bijaksana. Seperti padi makin berisi makin merunduk artinya semakin pintar seseorang, maka akan semakin rendah hati.
Peribahasa ini mengandung nasihat bahwa orang yang memiliki ilmu tidak boleh sombong karena masih ada orang yang lebih pintar.
5. Batu gelinding tak akan berlumut
‘Batu gelinding tak akan berlumut’ artinya ilmu yang terus dipakai tidak akan pernah lupa. Peribahasa ini mengandung pesan untuk terus mengamalkan suatu pengetahuan.
Selain bermanfaat bagi orang banyak, ilmu yang dimiliki juga akan semakin terasah dan tidak mudah terlupakan.
6. Memperagakan pakaian cantik kepada si buta
‘Memperagakan pakaian cantik kepada si buta’ memiliki arti orang yang mencoba memberikan ilmu kepada orang yang tidak berpengetahuan.
Kata pakaian cantik dan si buta dijadikan perumpamaan untuk seseorang yang tidak mau menghiraukan ilmu atau nasihat baik yang diberikan.
ADVERTISEMENT
7. Bagai garam jatuh ke air
‘Bagai garam jatuh ke air’ merupakan kebalikan dari peribahasa ‘memperagakan pakaian cantik kepada si buta’. Peribahasa ini memiliki arti seseorang yang bisa menerima ilmu atau nasihat dengan sangat mudah.
(GLW)