Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Agama Buddha Berasal dari Negara Mana?
9 November 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Agama Buddha berkembang secara luas di daerah Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara, seperti Taiwan, Thailand, Myanmar, dan lainnya.
Masuknya Agama Buddha ke Indonesia
Agama Buddha pertama kali masuk ke Indonesia sekitar pada abad ke-5 Masehi jika dilihat dari peninggalan prasasti-prasasti yang ada. Menurut catatan sejarah, agama Buddha diduga pertama kali dibawa oleh pengelana dari China bernama Fa Hsien.
Kerajaan yang menganut agama Buddha pertama kali yang berkembang di Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Indonesia serta mencatat perkembangan agama Buddha di sana.
Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia dan menyebarkan ajaran Buddhisme adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
Pada awalnya, agama Buddha masuk ke Indonesia sebagai sebuah keyakinan intelektual, dan hanya sedikit berkaitan dengan supranatural.
Namun, dalam prosesnya, kebutuhan politik, dan keinginan emosional pribadi untuk terlindung dari bahaya-bahaya di dunia oleh sosok dewa yang kuat, telah menyebabkan modifikasi dalam ajaran Buddhisme.
ADVERTISEMENT
Pada banyak aspek, Buddhisme sangat individualistis, yaitu semua individu, baik pria maupun wanita bertanggung jawab untuk spiritualitas mereka sendiri.
Siapa pun bisa bermeditasi sendirian, candi tidak diperlukan, dan tidak ada pendeta yang diperlukan untuk bertindak sebagai perantara.
Masyarakat Indonesia menyediakan pagoda dan kuil-kuil hanya untuk menginspirasi kerangka pikiran yang tepat untuk membantu umat dalam pengabdian dan kesadaran diri mereka.
Meskipun di Indonesia berbagai aliran melakukan pendekatan pada agama Buddha dengan cara-cara yang berbeda, fitur utama dari agama Buddha di Indonesia adalah pengakuan dari "Empat Kebenaran Mulia" dan "Jalan Utama Berunsur Delapan".
Empat Kebenaran Mulia melibatkan pengakuan bahwa:
ADVERTISEMENT
(SFR)