Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Al-Baqarah Ayat 183: Bunyi, Tafsir, dan Asbabun Nuzulnya
4 Juli 2022 20:50 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Puasa merupakan salah satu ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam kitab suci Alquran. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini adalah al-Baqarah ayat 183.
ADVERTISEMENT
Surah al-Baqarah merupakan surah terpanjang yang ada dalam Alquran. Surah ini tidak hanya membahas soal puasa, tetapi banyak hal mengenai ajaran dan perintah syari'at Islam.
Surah al-Baqarah ayat 183 sendiri secara khusus membahas mengenai ibadah puasa sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Lantas, bagaimana bunyi dari surah al-Baqarah ayat 183?
Artikel ini secara khusus akan memuat informasi berupa bunyi dari surah al-Baqarah ayat 183, arti, tafsir, asbabun nuzul, dan lain-lain. Simak selengkapnya di bawah ini.
Bunyi, Latin, dan Terjemahan Al-Baqarah Ayat 183
Surah al-Baqarah adalah surah yang terdiri dari 286 yang mana hampir seluruh ayatnya diturunkan di kota Madinah dan sebagian besar turun pada awal tahun hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina saat haji wada dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Di antara 286 ayat dalam surah al-Baqarah, terdapat satu ayat yang menjelaskan tentang ibadah puasa, yaitu al-Baqarah ayat 183. Adapun bunyi dari surah al-Baqarah ayat 183 adalah sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْن
(Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun)
Artinya:
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 183
Mengutip laman Kementerian Agama RI, surah al-Baqarah ayat 183 menjelaskan mengenai puasa. Adapun tafsir dari ayat tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, ibadah berpuasa bersifat wajib. Hal ini termuat dalam penggalan ayat, yaitu كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ yang artinya "diwajibkan atas kamu berpuasa".
ADVERTISEMENT
Al Qurthubi menafsirkan penggalan ayat tersebut sebagai berikut:
Selain itu, penggalan ayat "wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa" memiliki tafsiran bahwa puasa diwajibkan untuk mendidik jiwa, mengendalikan hawa nafsu, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan atau makhluk hidup lainnya.
Kalimat pada ayat yang berarti "orang sebelum kamu" memiliki makna bahwa puasa telah diwajibkan bahkan pada orang-orang sebelum umat Islam saat ini, mulai dari umat para nabi terdahulu agar umat Islam bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.
ADVERTISEMENT
Para ulama juga menafsirkan bahwa perintah wajib untuk berpuasa karena ibadah tersebut memiliki banyak hikmah, seperti untuk mempertinggi budi pekerti.
Puasa juga memiliki hikmah untuk menumbuhkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan, dan lain sebagainya.
Hikmah-hikmah berpuasa di atas dianggap benar adanya walaupun puasa tidak mudah dijalankan oleh setiap orang karena lapar, haus, dan lain-lain akibat berpuasa tidak selalu mengingatkan kepada penderitaan orang lain.
Sebagian orang Islam mungkin sibuk untuk mencari dan mempersiapkan bermacam-macam makanan pada siang hari untuk melepaskan lapar dan dahaganya di kala berbuka pada malam harinya dan mengenyampingkan makna dari ibadah puasa.
ADVERTISEMENT
Hikmah berpuasa sendiri bisa datang dalam bentuk kesehatan, para dokter telah memberikan penjelasan secara ilmiah bahwa berpuasa memang benar-benar dapat menyembuhkan sebagian penyakit. Namun, ada pula penyakit yang tidak membolehkan berpuasa.
Jika diperhatikan dengan seksama, perintah berpuasa pada bulan Ramadan, awalan ayat 183 secara langsung menujukkan bahwa perintah tersebut bersifat wajib bagi umat Islam yang beriman.
Penjelasan mengenai orang beriman pada surah al-Baqarah ayat 183 didefinisikan sebagai orang yang patuh dalam melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati.
Orang beriman melakukan perintah Allah SWT sebab hal tersebut telah menjadi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah, yaitu dua unsur yang pokok bagi kehidupan manusia. Kedua unsur tersebut dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup yang bahagia di dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Jadi, intisari dari surah al-Baqarah ayat 183, Allah SWT mewajibkan kepada semua umat manusia yang beriman untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum mereka agar mereka menjadi orang yang bertakwa.
Puasa sungguh penting bagi kehidupan orang yang beriman. Jika diselidiki macam-macam agama dan kepercayaan pada zaman ini, banyak dijumpai bahwa puasa salah satu ajaran yang umum untuk menahan hawa nafsu.
Asbabun Nuzul Al-Baqarah Ayat 183
Perintah untuk puasa diturunkan pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, saat Nabi Muhammad SAW mulai melaksanakan pemerintahan yang berwibawa dan mengatur masyarakat baru.
Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sehingga sebagian besar umat merasa puasa sangat penting layaknya menerima dan melaksanakan tugas-tugas besar dan suci.
Ada banyak bentuk perintah untuk berpuasa yang diturunkan melalui ayat suci Alquran maupun hadis, salah satunya adalah surah al-Baqarah ayat 183 sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu ayat suci Alquran, al-Baqarah ayat 183 tentunya memiliki asbabun nuzul tersendiri. Asbabun nuzul adalah sebab-sebab turunnya suatu ayat.
Menurut riwayat Ibnu Jarir dan Muadz bin Jabbal, asbabun nuzul surah al-Baqarah ayat 183 adalah terjadi sebelum baginda Rasulullah SAW melaksanakan puasa Asysyuara, yaitu puasa selama tiga hari pada 8, 9, dan 10 Muharram.
Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah melihat orang Yahudi berpuasa tanggal 10 Muharram. Lalu pada tahun ke-2 Hijriyah, Allah SWT menurunkan al-Baqarah ayat 183-184 sebagai perintah puasa wajib di bulan Ramadan, sedangkan puasa Asysyura menjadi amalan sunnah.
Di samping itu, asbabun nuzul dari surah al-Baqarah ayat 183 juga telah disebutkan oleh kitabnya Fiqh As Shiam yang menerangkan bahwa kewajiban puasa pada tahun kedua hijriah berhubungan erat dengan periode dakwah Islam pada zaman Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Pada periode pertama, yakni periode Mekah, dakwah Rasulullah SAW fokus pada penanaman mengenai akidah dan tauhid. Lain halnya dengan periode pertama, periode kedua yang dilaksanakan di Madinah, Rasulullah SAW mulai menjelaskan mengenai kewajiban umat muslim beserta ketentuan dan hukumnya, salah satunya adalah kewajiban berpuasa.
Di samping itu, Zainul Arifin, M.Pd.I dalam bukunya yang berjudul Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan berpendapat bahwa tidak ada yang melatarbelakangi turunnya surah al-Baqarah ayat 183.
Ayat tersebut tergolong sebagai ayat muhkam, yaitu ayat yang memiliki makna yang jelas dan tergolong pula sebagai ayat tanpa asbabun nuzul. Demikian penjelasan mengenai surah al-Baqarah ayat 183. Surah al-Baqarah ayat 183 adalah ayat yang menerangkan tentang kewajiban berpuasa bagi umat Islam yang beriman.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pentingnya ibadah puasa bagi umat Islam agar meningkatkan ketakwaan dan lain-lain.
Baca Juga: Keajaiban Al-Quran Lengkap dengan Dalilnya
(SAI)