Alasan TikTok Shop Ditutup di Indonesia, Ini Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi TikTok. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TikTok Shop resmi ditutup di Indonesia per tanggal 4 Oktober 2023, pukul 17.00 WIB. Alasan keputusan ini terkait dengan masalah perizinan yang berhubungan dengan bisnis e-commerce.
ADVERTISEMENT
Untuk kilas balik, aplikasi TikTok di Indonesia secara resmi meluncurkan fitur baru dalam platform mereka pada 17 April 2021, yakni TikTok Shop. Fitur ini memungkinkan penjual, pembeli, dan kreator terhubung dalam satu aplikasi untuk berbelanja online.
Dengan adanya sistem rekomendasi yang didukung oleh algoritma TikTok, pengguna bisa membeli barang di TikTok Shop sesuai tren dan minat mereka. Hal ini menjadi salah satu penyebab pertumbuhan TikTok Shop sangat signifikan meski baru dirilis kurang dari 3 tahun.
Namun, perkembangan TikTok Shop tak lepas dari masalah di Indonesia, terutama bagi pelaku usaha mikro dan menengah (UMKM) yang berbisnis secara offline. Lantas, apa saja alasan di balik penutupan TikTok Shop?

Alasan TikTok Shop Ditutup

Ilustrasi TikTok. Foto: Unsplash
Dikutip dari kumparanBisnis, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, menjelaskan bahwa alasan TikTok Shop ditutup adalah karena tidak memiliki izin berdagang sebagai platform e-commerce yang sesuai dengan regulasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. TikTok Hanya Memiliki Izin sebagai KP3A

TikTok Shop hanya memiliki izin sebagai Kantor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (KP3A), yang tidak mempunyai wewenang untuk melakukan kegiatan perdagangan dalam bentuk e-commerce di Indonesia.
Dalam konteks ini, izin usaha e-commerce telah diatur secara jelas dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.
Permendag tersebut memuat ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha e-commerce, baik yang beroperasi di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

2. Tidak Memenuhi Syarat sebagai Pelaku e-Commerce

Ilustrasi TikTok di Indonesia sudah tidak memiliki fitur TikTok Shop. Foto: Unsplash
Salah satu ketentuan yang diatur dalam Permendag 31/2023 adalah pelaku usaha e-commerce disebut sebagai Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) yang menyediakan sarana komunikasi elektronik untuk transaksi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, pelaku e-commerce harus memiliki Perizinan Berusaha yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Izin ini diterbitkan melalui Lembaga OSS (Online Single Submission).
Permendag tersebut juga mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku e-commerce. Beberapa syarat yang harus dipatuhi antara lain:

3. Perlindungan Konsumen

Salah satu tujuan dari regulasi yang ketat terhadap e-commerce adalah untuk melindungi masyarakat sebagai konsumen. Dengan perizinan yang ketat, konsumen dapat memiliki kepercayaan lebih terhadap produk dan layanan yang mereka beli secara online.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konsumen juga bisa yakin bahwa pelaku usaha e-commerce telah mematuhi standar-standar tertentu dalam hal kualitas produk, privasi data, hingga perlindungan konsumen secara umum.
Itulah penjelasan mengenai alasan TikTok Shop ditutup di Indonesia. Regulasi ini berguna mendukung pertumbuhan bisnis e-commerce yang sehat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(SFR)