Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Estetika dalam Seni dan Ruang Lingkup Lainnya?
13 Agustus 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar kata estetika sepertinya tidak dapat dilepaskan dengan seni . Banyak orang yang mengatakan bahwa estetika mengacu pada sebuah keindahan, tapi sebenarnya estetika memiliki makna yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Secara etimologis, asal usul estetika berasal dari teori tentang penginderaan. Asumsi teori ini mengatakan bahwa timbulnya ungkapan keindahan pada awalnya berasal dari rangsangan yang digunakan oleh panca indra manusia.
Namun, secara umum berdasarkan buku berjudul Karakter Estetika Seni Rupa karangan Tri Aru Wiratno (2020: 51), estetika lebih dipahami sebagai sebuah keindahan seni atau sesuatu bentuk/objek yang terlihat sempurna.
Keindahan yang dimaksud berkaitan dengan perasaan yang dialami seseorang, seperti terpesona, kagum, dan takjub ketika saat melihat benda atau obyek tersebut.
Menciptakan unsur estetika dalam sebuah seni tidaklah mudah, dibutuhkan ketelitian, sensitivitas, hingga kepekaan terhadap realitas yang ada.
Arti Estetika
Selain mengacu pada filosofis yang mengarah pada seni, istilah estetika juga bisa lebih dimengerti maknanya dalam makna yang lebih luas ruang lingkupnya. Makna ini diungkapkan oleh Clive Czeaux dalam Continental Aesthethics Reader (edisi kedua tahun 2011), di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
1. Estetika: Seni dan Kecantikan
Estetika pada refleksi seni dan kecantikan mengacu pada keindahan nilai dan bentuk yang memberikan gambaran sebuah karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh.
Berbicara tentang seni, unsur estetika tidak hanya keindahan yang mampu diciptakan oleh penciptanya saja. Jauh lebih dari itu, estetika juga berkaitan dengan karya seni yang dibuat harus bisa mengkomunikasikan dengan realita yang ada.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah pencipta karya seni untuk memiliki rasa kepekaan yang tinggi dalam membaca kenyataan lapangan yang ada.
2. Estetika: Tradisi Yunani Kuno
Estetika dalam Tradisi Yunani kuno mengacu pada gambaran dari sebuah struktur tubuh dan proporsi tubuh yang ideal. Proporsi yang ideal direalisasikan dalam bentuk karya seni patung yang digunakan dalam pertunjukan seni seperti teater pada zamannya.
ADVERTISEMENT
Tradisi Yunani Kuno sangat menjunjung nilai estetika dalam setiap pembuatan karya seninya. Ini karena seni yang dibuat akan dipertontonkan oleh masyarakat Yunani pada zaman itu.
Dalam setiap garapannya, pencipta benar-benar tahu detail-detail mana yang harus ditonjolkan dalam pertunjukannya.
3. Estetika: Realitas yang Dirasakan
Estetika dalam realitas yang dirasakan adalah menjadikan sebuah keindahan sebagai kenyataan dalam kehidupan yang selalu dirasakan kehadirannya. Nilai estetika dalam hal ini mengacu pada sebuah karya yang "hidup".
Estetika dalam hal ini, juga erat kaitannya dengan bentuk ekspresi seseorang dalam menyikapi keadaan lingkungan di sekitarnya. Sebab, sudah menjadi fitrahnya manusia memiliki sikap kagum dan ingin memuji sesuatu.
Keindahan dapat diwujudkan dalam ungkapan keterpesonaan manusia ketika melihat objek tertentu seperti keindahan alam, keindahan objek manusia, dan keindahan karya seni.
ADVERTISEMENT
(VIO)