Konten dari Pengguna

Apa Itu G20? Ini Sejarah dan Tujuannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 Maret 2022 10:46 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 28 Maret 2022 11:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Apa Itu G20? Foto: Adobe Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Apa Itu G20? Foto: Adobe Stock
ADVERTISEMENT
Indonesia untuk pertama kalinya diberi mandat untuk menjadi Presidensi G20. Mandat ini dilaksanakan sejak 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 mendatang. Lantas, apa itu G20?
ADVERTISEMENT
G20 atau Group of Twenty adalah kelompok 19 negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang besar ditambah dengan Uni Eropa. Ini sebagaimana diterangkan dalam buku Indonesia Incorporated karya Zaynur Ridwan.
Kelompok ini telah dibentuk sejak 1999 sebagai forum yang menjembatani negara maju dan berkembang untuk menghadapi tantangan perekonomian global di abad ke-21. Selain itu, G20 juga merupakan representasi dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

Urutan Negara G20

Illustrasi Urutan Negara G20. Foto: Adobe Stock
Berikut adalah urutan negara G20 seperti yang dinukil dari buku Kamus Hubungan Internasional dan Diplomasi karangan Khasan Ashari:

Sejarah G20

Illustrasi Sejarah G20. Foto: Adobe Stock
Meringkas situs resmi SHERPA G20 Indonesia, sejarah G20 tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu. Anggota G7 sendiri terdiri atas Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Karena kegagalan tersebut, banyak dari mereka yang berpikir bahwa negara-negara berpendapatan menengah dan punya pengaruh ekonomi secara sistemik, penting untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global.
Akhirnya pada 1999, atas saran dari para Menteri Keuangan G7, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respons terhadap krisis keuangan global 1997-1999.
Kemudian pada 14-15 November 2008, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 untuk pertama kalinya. Pertemuan itu dilakukan untuk melakukan koordinasi perundingan dalam menghadapi dampak krisis keuangan yang saat itu tengah terjadi di Amerika Serikat.
Pada 1-2 April 2009, untuk melanjutkan perundingan sebelumnya, para pemimpin negara G20 pun memutuskan untuk kembali melakukan pertemuan dengan London sebagai tuan rumah (Presidensi) KTT G20 kedua di bawah koordinasi Perdana Menteri Inggris Gordon Brown.
ADVERTISEMENT
Pertemuan KTT G20 ketiga kembali dilaksanakan di Pittsburg pada 24-25 September 2009, di bawah koordinasi Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Lalu berlanjut lagi pada KTT G20 keempat yang diadakan di Toronto pada 26-27 Juni 2010 di bawah koordinasi Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.
Di tahun yang sama, KTT Seoul juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Lee Myung-Bak sebagai pemimpinnya pada 11-12 November 2010.
Kemudian KTT selanjutnya diadakan secara berurutan di Cannes, Prancis (2011); Los Cabos, Mexico (2012); St. Petersburg, Rusia (2013); Brisbane, Australia (2014); Antalya, Turki (2015); Hangzhou, RRT (2016); Hamburg, Jerman (2017); Buenos Aires, Argentina (2018); Osaka, Japan (2019).
Oleh karena itu, untuk memastikan KTT G20 selalu lancar setiap tahunnya, presidensi tahun berjalan serta presidensi sebelum dan selanjutnya (disebut Troika) akan secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.
ADVERTISEMENT

Tujuan G20

Ilustrasi Tujuan G20. Foto: Adobe Stock
Dihimpun dari laman Bank Indonesia, tujuan didirikannya G20, yaitu:
1. Penanganan krisis keuangan global
Salah satu kesuksesan terbesar G20 adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global, khususnya yang terjadi pada 2008. G20 telah banyak mengubah wajah tata kelola keuangan global dalam skala sangat besar.
G20 telah menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF, serta berbagai development banks utama. G20 juga dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.
2. Kebijakan pajak
G20 telah memacu OECD (Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada 2012, G20 bersama OECD juga berhasil menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang kemudian difinalisasikan pada 2015.
ADVERTISEMENT
Melalui BEPS, saat ini terdapat 139 negara dan yurisdiksi yang bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.
3. Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19
G20 cukup inisiatif dalam penanganan pandemi. Ini terbukti dari beberapa aktivitas, seperti:
4. Isu lainnya
G20 juga turut berperan dalam isu internasional lainnya, yakni perdagangan, iklim, dan pembangunan. G20 juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change pada 2015 dan The 2030 Agenda for Sustainable Development. Pada 2016, G20 mulai menerapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional.
ADVERTISEMENT

Peran Indonesia dalam G20

Ilustrasi Peran Indonesia dalam G20. Foto: Freepik
Peran Indonesia dalam G20 saat ini adalah menjadi Presidensi G20. Arti Presidensi G20 adalah Indonesia telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sebelum amanat ini diserahkan ke Indonesia, Presidensi G20 dipegang oleh Italia. Serah terima presidensi dari Italia kepada Indonesia tersebut dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.
Disadur dari laman resmi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, tema Presidensi G20 2022 adalah “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Ketika penyerahan Presidensi G20 di Roma, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa melalui tema tersebut, Indonesia akan mendorong pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20.
ADVERTISEMENT
Dengan tema besar “Recover Together, Recover Stronger” Indonesia akan mendorong pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20 pada tahun yang akan datang,” kata Presiden Joko Widodo, seperti dikutip dalam laman resmi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Indonesia merupakan negara Asia ke-5 yang menjadi Presidensi G20 setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Penetapan Presidensi G20 ini berdasarkan sistem rotasi kawasan dan selalu berganti setiap tahunnya.
(NDA)