Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa itu Middle Income Trap? Ini Penjelasan dan Strategi Menghadapinya
3 Oktober 2024 22:25 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu middle income trap ? Middle income trap adalah kategori pendapatan suatu negara yang berada di antara kategori rendah dan tinggi, biasanya ditandai dengan peningkatan ekonomi yang signifikan namun belum mampu mencapai tingkat kesejahteraan dan produktivitas negara maju.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari journal.ipm2kpe.or.id, Negara yang masuk kategori middle income trap sulit bersaing dengan negara berpenghasilan rendah dalam hal gaji tenaga kerja diindustri manufaktur.
Definisi Middle Income Trap
Apa itu Middle Income Trap? Middle Income Trap menggambarkan situasi di mana negara-negara yang telah mencapai status berpendapatan menengah kesulitan untuk terus tumbuh dan naik ke level negara maju.
World Bank mengelompokkan negara-negara berdasarkan pendapatan per kapita, dan kategori negara berpendapatan menengah terdiri dari negara-negara dengan pendapatan per kapita antara $1.045 hingga $12.695.
Negara yang terperangkap dalam jebakan ini mengalami stagnasi ekonomi karena tidak mampu meningkatkan produktivitas dan inovasi yang diperlukan untuk bersaing dengan negara-negara maju.
Negara-negara yang berhasil mengatasi middle income trap biasanya beralih dari ekonomi berbasis tenaga kerja murah ke ekonomi berbasis teknologi dan inovasi.
ADVERTISEMENT
Contohnya, Korea Selatan dan Singapura adalah negara yang berhasil keluar dari middle income trap, sementara beberapa negara berkembang lainnya, seperti Brazil dan Thailand, masih berjuang mengatasi tantangan ini.
Penyebab Middle Income Trap
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan negara-negara terperangkap dalam middle income trap:
Produktivitas yang Rendah
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya middle income trap adalah produktivitas yang rendah. Pada tahap awal pertumbuhan ekonomi , peningkatan produktivitas didorong oleh industrialisasi dan pemanfaatan tenaga kerja murah.
Namun, ketika negara tersebut mencapai pendapatan menengah, tenaga kerja murah tidak lagi menjadi keunggulan kompetitif. Tanpa investasi pada teknologi, infrastruktur, dan inovasi, produktivitas cenderung stagnan.
Kurangnya Investasi pada Pendidikan dan Keterampilan
Dalam middle income trap, salah satu masalah yang sering muncul adalah kurangnya investasi pada pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan. Padahal, peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan elemen penting untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Negara-negara yang tidak mampu menyediakan sistem pendidikan yang mendorong kreativitas dan keterampilan tinggi cenderung terjebak dalam middle income trap.
Ketergantungan pada Ekspor Komoditas
Negara-negara berpenghasilan menengah yang sangat bergantung pada ekspor komoditas cenderung lebih rentan terhadap middle income trap.
Pasar komoditas bersifat volatile (berubah-ubah), dan harga seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi pasar global. Ketika harga komoditas turun, pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat melambat secara signifikan.
Kurangnya Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Untuk menghindari middle income trap, negara harus beralih dari model ekonomi yang mengandalkan tenaga kerja murah menjadi ekonomi yang berbasis inovasi dan teknologi. Sayangnya, banyak negara yang tidak memiliki ekosistem inovasi yang kuat, seperti dukungan untuk riset dan pengembangan (R&D), perlindungan kekayaan intelektual, dan insentif untuk pengusaha dan startup.
ADVERTISEMENT
Birokrasi dan Korupsi
Birokrasi yang berbelit-belit dan tingkat korupsi yang tinggi menjadi hambatan signifikan bagi negara-negara yang ingin menghindari middle income trap. Ketika regulasi yang rumit dan korupsi menghambat iklim usaha, negara tersebut kesulitan menarik investasi asing, meningkatkan daya saing, dan mendorong pertumbuhan sektor swasta.
Dampak Middle Income Trap
Terjebak dalam middle income trap dapat memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Pertumbuhan Ekonomi yang Stagnan
Negara yang terjebak dalam middle income trap biasanya mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat atau stagnan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas dan inovasi, serta ketidakmampuan negara untuk bersaing di pasar global.
Peningkatan Ketimpangan Sosial
Pertumbuhan ekonomi yang stagnan dapat memperburuk ketimpangan sosial. Ketika hanya sebagian kecil masyarakat yang menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi, ketidaksetaraan pendapatan dan kesempatan semakin meningkat. Hal ini bisa memicu masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan kerusuhan sosial.
ADVERTISEMENT
Ketidakstabilan Politik
Middle income trap juga dapat mempengaruhi stabilitas politik suatu negara. Ketika masyarakat merasa tidak ada peningkatan signifikan dalam taraf hidup mereka, ketidakpuasan terhadap pemerintah dapat meningkat. Kondisi ini dapat memicu protes dan ketidakstabilan politik yang lebih luas, yang pada akhirnya memperburuk kondisi ekonomi.
Ketergantungan pada Tenaga Kerja Murah
Negara yang tidak mampu mengatasi middle income trap cenderung terus bergantung pada tenaga kerja murah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam jangka panjang, ketergantungan ini tidak berkelanjutan, karena negara-negara lain yang menawarkan tenaga kerja lebih murah akan lebih kompetitif di pasar global.
Langkah-langkah untuk Menghindari Middle Income Trap
Untuk menghindari middle income trap, negara perlu mengadopsi strategi-strategi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
ADVERTISEMENT
Investasi pada Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan
Pendidikan berkualitas tinggi dan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja menjadi kunci untuk menghindari middle income trap. Negara harus berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang mampu berinovasi dan berkontribusi pada ekonomi berbasis pengetahuan.
Diversifikasi Ekonomi
Untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas atau tenaga kerja murah, negara harus melakukan diversifikasi ekonomi. Mengembangkan sektor-sektor seperti manufaktur canggih, teknologi informasi, dan industri kreatif dapat menjadi langkah penting untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Mendorong Inovasi dan R&D
Inovasi dan riset serta pengembangan (R&D) memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing suatu negara. Pemerintah harus memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan riset dan pengembangan, serta menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi teknologi.
Reformasi Institusi dan Birokrasi
Reformasi birokrasi dan penguatan institusi yang transparan serta akuntabel sangat penting untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Hal ini dapat menarik lebih banyak investasi asing, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan mengurangi tingkat korupsi.
ADVERTISEMENT
Peningkatan Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai, baik fisik maupun digital, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah harus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Meningkatkan Daya Saing Global
Negara-negara yang ingin keluar dari middle income trap harus fokus pada peningkatan daya saing global mereka. Ini termasuk memperbaiki kualitas produk dan layanan, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperluas pasar ekspor ke negara-negara maju.
Tantangan Keluar dari Middle Income Trap
Beikut ini tantangan untuk keluar dari Middle Income Trap
1. Konsumtif
Kebiasaan konsumtif muncul ketika masyarakat lebih fokus pada konsumsi barang daripada menabung atau berinvestasi. Di negara berpendapatan menengah, peningkatan pendapatan sering kali mendorong gaya hidup konsumtif, seperti pembelian barang mewah dan elektronik yang tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi teralihkan ke konsumsi. Akibatnya, inovasi dan sektor produksi melemah, mengurangi daya saing global.
2. Lupa Investasi
Kurangnya investasi di sektor penting seperti pendidikan, infrastruktur, dan riset (R&D) menghalangi negara berpendapatan menengah keluar dari middle income trap.
Negara sering mengandalkan tenaga kerja murah dan pertumbuhan jangka pendek tanpa memperhatikan investasi jangka panjang. Tanpa investasi yang tepat, negara sulit meningkatkan daya saing dan inovasi, sehingga tertinggal dari negara-negara maju yang lebih inovatif.
3. Tidak Bangun Aset
Kurangnya pembangunan aset fisik dan manusia memperlambat pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang buruk menghambat konektivitas ekonomi, sementara minimnya pengembangan sumber daya manusia membatasi kemampuan negara untuk bersaing di sektor bernilai tinggi.
ADVERTISEMENT
Tanpa investasi dalam pendidikan dan keterampilan, tenaga kerja tidak dapat mendukung inovasi, yang membuat ekonomi tetap bergantung pada sektor sederhana yang kurang produktif.
4. Utang Konsumtif
Utang konsumtif, seperti kredit untuk barang mewah dan gaya hidup, membebani individu dan pemerintah tanpa memberikan nilai tambah ekonomi jangka panjang.
Ketergantungan pada utang konsumtif memperlemah stabilitas ekonomi, mengurangi daya beli, dan meningkatkan risiko krisis keuangan. Tanpa investasi produktif, negara akan semakin sulit keluar dari middle income trap, karena dana dialihkan untuk konsumsi alih-alih pembangunan.
Dalam kesimpulannya, penting untuk memahami bahwa apa itu middle income trap bukan sekadar kategori ekonomi, melainkan juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT